Kamis, 30 Desember 2010

11 Cara Untuk Menjadikan Tahun Ini Sebagai Tahun Yang Terbaik

Hari ini adalah waktu yang indah untuk melihat kembali dan bercermin pada momen-momen yang telah berlalu, kemenangan-kemenangan yang telah Anda raih, waktu yang telah Anda habiskan dengan keluarga dan teman, dan pilihan-pilihan baik yang telah Anda buat dalam usaha/karir Anda. Tapi untuk dapat bertumbuh dan berkembang baik secara pribadi maupun secara profesional, Anda juga harus melihat ke belakang dan mengakui ada beberapa hal yang telah menjadi tantangan bagi Anda, hal-hal yang tidak berjalan dengan baik.

Tidak ada yang salah dengan kemunduran, bahkan saya percaya jika kita tidak memiliki kendala yang perlu diatasi dalam kehidupan ini, kita tidak akan dapat belajar dan bertumbuh. Thomas Watson, pendiri IBM pernah berkata, "Jika Anda ingin meningkatkan tingkat keberhasilan Anda, lebih baik Anda bersiap-siap untuk meningkatkan tingkat kegagalan Anda."

Kita semua memiliki harapan dan mimpi untuk masa depan. Sebentar lagi lembaran rencana tahunan kita akan dihapus bersih dan memulai segalanya dengan baru dan segar. Mengapa tidak meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan tentang mimpi dan cita-cita Anda untuk tahun yang akan datang? Dalam bidang apa Anda ingin bertumbuh? Apa yang sesungguhnya penting bagi Anda? Tantangan apa yang ingin Anda hadapi? Banyak dari kita tidak menyadari bahwa kita dapat memperoleh sesuatu ketika kita melepaskan bakat tersembunyi yang kita miliki.

Untuk membantu Anda menjadikan tahun mendatang sebagai tahun yang terbaik, luangkan waktu sebentar untuk merenungkan 11 saran ini :

1. Tantang Diri Anda
Miliki pandangan yang jelas dan fokus pada apa yang ingin Anda capai dan tentukan kurun waktunya. Tantang diri Anda untuk menjadi yang terbaik dalam setiap waktu. Visualisasikan apa yang ingin Anda raih. Bayangkan hal itu dalam benak Anda. Tulis harapan-harapan Anda, buat sebuah rencana pelaksanaan, dan jangan pernah ragu rencana tersebut tidak akan berhasil.

2. Temukan Faktor Cinta
Tempatkan diri Anda dalam lingkungan orang-orang yang penuh kasih dan suportif. Jauhi orang-orang yang menjatuhkan Anda, orang-orang yang merendahkan mimpi-mimpi Anda. Hargai orang-orang istimewa dalam hidup Anda dan biarkan mereka mengetahui bahwa Anda menghargai mereka.

3. Dedikasikan Waktu Berkualitas
Hidup ini sangat berharga, manfaatkan sebaik-baiknya setiap hari. Bangun pagi, luangkan waktu berkualitas untuk diri Anda sendiri dan juga dengan orang-orang yang Anda kasihi. Pergilah berjalan-jalan, berolahraga, membaca buku. Hargai waktu-waktu yang Anda habiskan bukan hanya dengan orang-orang terdekat, tapi juga waktu yang Anda gunakan untuk diri Anda sendiri.

4. Perbesar Zona Nyaman Anda
Lakukan sedikitnya sebuah hal dalam sehari yang membuat Anda merasa tidak nyaman. Paksa diri Anda, dan Anda akan terkejut mengetahui sejauh mana Anda dapat mendorong diri Anda sendiri. Ingatlah sisi lain dari rasa takut adalah kebebasan. Tetap stagnan berarti tidak bertumbuh. Untuk meraih potensi penuh, Anda harus bangkit di atas rasa takut dan membubung bagai seekor elang.

5. Bergairah
Tunjukkan gairah dalam setiap hal yang Anda lakukan. Biarkan hal itu terlihat melalui bahasa tubuh, dalam senyum dan suara Anda. Biarkan mata Anda berkilau. Biarkan dunia melihat dan mendengarkan antusiasme dan merasakan semangat Anda.

6. Layani Orang Lain
Jadilah teladan dan guru bagi orang lain. Jadikan diri Anda seorang sukarelawan dalam komunitas dan bantu orang lain untuk meraih mimpi mereka. Dunia Anda akan diperkaya dan menjadi lebih baik dengan berbagi talenta dan memberikannya secara gratis. Tinggalkan sebuah warisan yang abadi.

7. Jangan Dipusingkan Dengan Hal-Hal Kecil
Tinggalkan hal-hal kecil yang tidak dapat Anda kendalikan. Jangan menganggapnya terlalu serius. Sadari bahwa kesempurnaan bukanlah satu-satunya pilihan. Jangan biarkan ketidak-sempurnaan hidup mengganggu Anda. Ringankan perasaan Anda dan lihat sisi jenaka dari hal-hal yang berjalan salah, dan pelajarilah kesalahan tersebut. Jadilah toleran, tersenyum... Jangan habiskan energi Anda untuk hal-hal kecil, Anda masih memiliki hal-hal lain yang lebih besar untuk dikerjakan.

8. Hidup Dalam Kejujuran
Selalu jujur terhadap diri Anda sendiri. Banggalah dengan apa yang Anda lakukan. Hargai diri Anda sendiri. Terimalah orang lain dengan kekurangan mereka. Tunjukkan kasih, kepedulian dan niat baik sebagai sesama manusia. Hidup dengan bermartabat. Jalani sebuah kehidupan dengan tujuan dan hargailah nilai-nilai yang ada dalam diri Anda.

9. Tunjukkan Rasa Syukur
Tunjukkan rasa syukur dan katakan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu Anda. Kirimkan sebuah surat dengan tulisan tangan pribadi kepada orang-orang yang telah membantu dan menyentuh batin Anda. Telepon seorang sahabat atau orang yang Anda kasihi dan katakan betapa berharganya mereka bagi Anda. Berikan pujian pada sesama rekan kerja atau rekan bisnis pada saat mereka berprestasi. Tunjukkan pada orang bahwa Anda menghargai dan peduli terhadap mereka. Tindakan penuh kebaikan tidaklah sulit untuk dilakukan namun sangat berarti bagi mereka yang menerimanya.

10. Rayakan Keberhasilan
Banggalah terhadap prestasi Anda. Luangkan waktu untuk merayakan pencapaian Anda dan orang lain walaupun itu hanyalah sebuah kesuksesan kecil. Selain itu Anda juga harus tetap rendah hati dan bermartabat, peka terhadap orang-orang yang tidak seberuntung Anda.

11. Pancarkan Sikap Positif
Saya tidak dapat mengungkapkan betapa pentingnya untuk memiliki sebuah sikap positif dan percaya pada diri Anda sendiri. Ya, Anda bisa saja bertujuan baik, Anda bisa saja bertekad, namun tanpa sebuah sikap positif dalam diri dan kehidupan, Anda tidak akan berhasil. Impian akan mati, cita-cita akan menghilang, kemurungan dan kegelapan akan menggantikan langit biru dan sinar mentari dalam pikiran dan hati Anda.

Ingatlah bahwa orang seringkali melupakan apa yang Anda katakan atau lakukan bagi mereka, namun mereka tidak akan pernah melupakan bagaimana Anda mempengaruhi perasaan mereka. Buat suatu komitmen bagi diri Anda sendiri bukan hanya untuk menjadikan tahun berikutnya sebagai tahun yang terbaik, tapi juga untuk menolong orang yang Anda kasihi untuk dapat memperoleh tahun yang terbaik juga bagi mereka.

Jumat, 24 Desember 2010

Saat Tuhan Berkata Tidak...

Saya meminta Tuhan untuk menghilangkan rasa sakit saya.
Tapi Tuhan berkata, Tidak.
Yang harus dilakukan bukanlah Aku yang menghilangkan rasa sakit itu,
tapi justru bagimu untuk menyerahkan rasa sakit itu kepadaKu.

Saya meminta Tuhan untuk menghilangkan cacad dari tubuh saya.
Tapi Tuhan berkata, Tidak.
Jiwamu sudah sempurna,
sedangkan tubuhmu hanya sementara.

Saya meminta Tuhan untuk memberikan saya kesabaran.
Tapi Tuhan berkata, Tidak.
Kesabaran adalah buah dari kesengsaraan,
dan kesabaran bukanlah dianugrahkan, tapi diusahakan.

Saya meminta Tuhan untuk memberikan saya kebahagiaan.
Tapi Tuhan berkata, Tidak.
Aku memberikan kepadamu anugrah dan berkat,
kebahagiaan itu tergantung dirimu sendiri.

Saya meminta Tuhan untuk menghilangkan penderitaan saya.
Tapi Tuhan berkata, Tidak.
Penderitaan menjauhkanmu dari hal-hal duniawi,
dan membawamu mendekat kepadaKu.

Saya meminta Tuhan untuk mendewasakan saya.
Tuhan berkata, Tidak.
Kau harus bertumbuh sendiri,
tapi Aku akan membantumu untuk berbuah lebat.

Saya meminta semua hal yang saya sukai dalam hidup.
Tapi Tuhan berkata, Tidak.
Aku akan memberimu kehidupan supaya kau dapat menikmati semua hal itu.

Saya meminta kepada Tuhan untuk dapat mencintai orang lain seperti Dia mencintai diri saya.
Dan Tuhanpun berkata...
Ahhhh, akhirnya kau mengerti.

Terkadang kita sebagai manusia sering mempertanyakan mengapa Tuhan membiarkan hal-hal buruk terjadi dalam hidup kita. Yang harus kita sadari adalah rencana dan waktuNya bukanlah rencana dan waktu manusia. Kuatkanlah keyakinan kita bahwa Tuhan itu ada, dan dia peduli terhadap kita. Seringkali hal-hal mengerikan terjadi justru untuk membuat kita menjadi lebih baik lagi. Proses pembentukan dari Tuhan tidaklah mudah, bagaikan emas yang dimurnikan dengan bara api. Tapi saat semuanya selesai, hasilnya akan mengejutkan kita semua. Sebuah kehidupan yang berkenan dimataNya, yang telah dibentuk sesuai dengan rencanaNya.

Tuhan tidak selalu menjawab "Ya" dalam doa-doa kita. Tapi itu bukan berarti bahwa Tuhan tidak lagi peduli terhadap kita, dan justru sebaliknya, Tuhan terlalu peduli dengan manusia sehingga dia mau repot-repot membentuk manusia dalam proses kehidupan di dunia ini. Pada malam Natal ini marilah kita menyadari bahwa Tuhan itu baik, dan selalu baik walaupun banyak hal-hal buruk terjadi dalam hidup kita. 2000 tahun yang lalu Dia datang ke dunia ini sebagai manusia biasa, sebuah anugrah terbesar bagi kita umat manusia. KasihNya saat itu tidak berubah sampai sekarang, Dia tetap mengasihi kita semua sampai detik ini. Jangan pernah merasa kecewa saat Tuhan berkata "Tidak" dalam kehidupan kita, sebab rancanganNya bukanlah rancangan kita.

Merry Christmas 2010 and Happy New Year 2011

Jumat, 17 Desember 2010

True To Yourself...

Semua orang tahu : Anda tidak dapat menjadi segalanya bagi semua orang. Anda tidak dapat melakukan segala hal sekaligus. Anda tidak dapat melakukan segalanya dengan baik secara merata. Anda tidak dapat melakukan semua hal dan menjadi lebih baik dari semua orang. Sisi kemanusiaan Anda sangat nampak jelas sama seperti orang-orang lain.

Jadi : Anda harus menemukan siapa diri Anda, dan jadilah seperti itu. Anda harus memutuskan hal apa yang utama, dan lakukanlah. Anda harus menemukan kekuatan Anda, dan mulai menggunakannya. Anda harus belajar untuk tidak bersaing dengan orang lain, karena tidak seorangpun berada dalam sebuah kontes untuk menjadi seperti Anda.

Lalu : Anda akan belajar menerima keunikan diri Anda. Anda akan belajar menentukan prioritas dan mengambil keputusan. Anda akan belajar untuk hidup dengan keterbatasan Anda. Anda akan belajar menghargai hal-hal yang memang patut dihargai. Dan Anda akan menjadi seorang manusia yang berarti.

Berani untuk percaya : Bahwa Anda adalah seorang pribadi yang indah dan unik. Menyadari bahwa diri Anda adalah bagian dari sejarah yang terjadi hanya sekali. Mengetahui bahwa untuk menjadi diri Anda bukan hanya hak Anda, tapi juga kewajiban Anda. Meyakini bahwa hidup bukanlah sebuah masalah untuk dipecahkan, tapi sebuah anugrah yang patut disyukuri. Dan akhirnya dengan semua ini Anda akan dapat terus bangkit dalam menghadapi hal-hal yang biasanya membuat Anda terpuruk.

“Being happy doesn't mean that everything is perfect. It means that you've decided to look beyond the imperfections.”

Rabu, 01 Desember 2010

Menjaga Lidah...

Lahir dalam keluarga miskin dengan banyak anak, tidaklah mudah. Kurang terurus, nakal, tak dihargai. Di kelas 3 SD, guru saya berkata: “Hei, kamu adiknya Badu ya? Jangan buat ulah seperti kakakmu, ya - sudah goblok, nakal lagi, tahu sendiri nanti!” Ucapan itu seperti kutuk yang menusuk hati. Setahun itu, saya tersiksa. Saya jadi suka bolos, malas belajar, dan akhirnya tidak naik kelas.

Tahun ajaran berikutnya, dengan baju lusuh dan celana bertambal, saya mengulang kelas 3. Malu rasanya. Namun, setelah 2 bulan, guru baru saya berkata, “Kamu bukan anak bodoh, tetapi anak pintar. Ibu akan buktikan.” Kata-kata berkat itu mengiang dan membakar semangat saya untuk belajar. Walau saya harus menunggu malam, agar bisa meminjam buku teman yang telah selesai belajar - sebab saya tak mampu membeli. Menjelang penerimaan rapor, ibu guru memanggil saya. Ia bandingkan rapor saya dengan si juara 1, ternyata nilai saya ada di atasnya. Hanya, karena sudah mengulang, saya tak bisa menjadi juara satu. Namun, kata penguatannya terngiang hingga kini, khususnya saat menghadapi kesulitan hidup.

Biarlah berkat saja yang keluar dari mulut kita. Kata yang terucap tak bisa ditarik kembali, dan ia bisa membangun atau menghancurkan. Jagalah lidah kita dalam bertutur kata...

Marilah Jaga Mulut Kita, Ucapkan Berkat Bukannya Mengutuk

Selasa, 23 November 2010

Mengalah...

Ada sebuah cerita tentang dua kakak beradik yang hidup rukun. Rumah mereka bersebelahan. Sampai memasuki usia lanjut, tak sekali pun mereka berselisih paham. Perbedaan pendapat di antara mereka tentu ada, tetapi tidak membuat mereka bertengkar apalagi saling membenci. Suatu hari si adik berkata, “Saudaraku, kita telah lama hidup berdampingan, dan tidak pernah sekali pun kita bertengkar tentang apa pun. Aku punya ide, bagaimana kalau untuk sekali ini kita bertengkar.”

Kakaknya berpikir sejenak, “Baiklah,” katanya. ”Apa yang akan kita pertengkarkan?” ia bertanya. “Bagaimana kalau sepiring nasi yang sedang kamu makan itu?” usul sang adik. Kakaknya setuju. Si adik lalu merebut piring nasi dari tangan kakaknya sambil berkata ketus, “Nasi ini kepunyaanku, kamu tidak boleh mengambilnya sedikit pun!” Sang kakak memandang si adik. “Baiklah, ambil saja,” katanya. Dan pertengkaran pun selesai.

Pertengkaran besar antar saudara atau antar teman, kerap terjadi karena adanya sikap tidak mau mengalah. Masing-masing ngotot mempertahankan pendapat dan keinginannya. Kita bisa belajar dari kisah sederhana di atas. Pelajaran untuk kita: dalam sebuah pertengkaran, selama bisa mengalah, mengalahlah. Tuhan tidak akan salah memberi berkat-Nya.

MENGALAH BUKAN BERARTI KALAH

Kamis, 11 November 2010

Till Death Do Us Part...

Serombongan turis Amerika yang berwisata di pedalaman Tiongkok berpapasan dengan arak-arakan meriah. Sebuah arak-arakan pernikahan; pengantin pria sedang menjemput pengantin wanita untuk menuju balai pesta. “Siapa yang wajahnya ditutup cadar tebal itu?” tanya para turis. “Pengantin wanita,” sahut pemandu lagi. “Mengapa wajahnya harus ditutup?” “Di desa ini, orangtua menjodohkan anak-anaknya, dan seorang pengantin dilarang melihat calon pasangannya sampai resmi menikah,” jelas si pemandu.

Seorang turis penasaran: “Di negara saya, di mana setiap orang memilih jodohnya sendiri - bahkan ada yang sudah serumah sebelum menikah - angka perceraian sangat tinggi. Di sini, pasti jauh lebih tinggi ya?” Dengan heran si pemandu menjawab: “Di sini justru hampir tak ada perceraian.” “Apa rahasianya?” tanya turis itu lagi. Si pemandu terdiam lama sebelum menjawab: “Di negara Anda, orang menikah dengan orang yang mereka cintai. Di sini, nenek moyang kami mengajar bahwa kami harus mencintai orang yang kami nikahi”.

Betapa sederhana petuah ini, tetapi masih berguna bagi setiap pasangan pada zaman ini; bahwa pernikahan, sejak penciptaan manusia, berarti penyatuan laki-laki dan perempuan menjadi satu daging. Perceraian hanya akan menimbulkan luka yang menyakitkan bagi keduanya, terlebih bagi anak-anak. Karenanya, lebih baik berjuang untuk bersatu, memperjuangkan keutuhan dan kelanggengan pernikahan.

PERNIKAHAN DIMULAI UNTUK DIPERJUANGKAN
AGAR IA TETAP UTUH HINGGA MAUT MEMISAHKAN

Kamis, 04 November 2010

Bangun Lagi...

Bruce adalah raja negeri Skotlandia pada zaman dulu. Enam kali ia gagal memimpin pasukannya melawan Inggris. Mereka selalu kalah dihajar musuh dan terpaksa melarikan diri ke hutan. Sementara bersembunyi di gubuk kosong - menyesali kegagalannya dan berputus asa, ia melihat laba-laba yang merajut sarang. Enam kali berturut-turut serangga itu berusaha sekuat tenaga mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu di seberang, tetapi selalu gagal. “Kasihan, seharusnya kau menyerah saja!” bisik hati Bruce. Namun, laba-laba itu mencoba lagi dan berhasil! Ini memberinya inspirasi dan semangat baru. “Aku akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!” teriak Bruce. Ia bangun, mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya; mengatur strategi dan menggempur kembali pertahanan musuh, sampai mereka terusir dari tanah airnya.

Salah satu penyebab orang tawar hati adalah kegagalan berulang kali. Namun, banyak tokoh besar dunia punya sederet pengalaman gagal sebelum berhasil tiba di puncak. Sebut saja Abraham Lincoln dan Albert Einstein. Yang pasti, keberhasilan mereka tak akan terpatri di sejarah jika pada kegagalan terakhir mereka tidak mau bangun lagi. Apakah kegagalan sedang menimpa Anda? Jangan tawar hati atau menyerah; bangkit dan berjuanglah lagi!

TAK JADI MASALAH BERAPA KALI ANDA JATUH - YANG PENTING MASIHKAH ANDA MAU UNTUK BANGUN KEMBALI?

Jumat, 29 Oktober 2010

Akibat Salah Bergaul...

Berbagai penelitian mengungkap bahwa pengaruh teman terhadap pengambilan keputusan dan perilaku seseorang sangat besar. Hasil penelitian Profesor Dadang Hawari, misalnya, menyatakan bahwa 81,3% pengguna narkotika didorong oleh pengaruh teman. Komnas Perlindungan Anak juga mencatat pengaruh teman sebagai salah satu pendorong utama anak-anak terjerumus ke dalam kebiasaan merokok. Di Amerika pernah dilakukan penelitian tentang bagaimana seseorang memutuskan membeli sebuah barang. Hasilnya, pengaruh teman menduduki urutan nomor dua di bawah iklan.

Besarnya pengaruh teman tak dapat disangkal. Kedekatan dan keakraban dengan seseorang dapat membuat kita percaya bahkan memercayakan diri, kepadanya. Kita bisa lebih mendengar dan menghargai pendapatnya daripada orang lain, bahkan keluarga. Tak jarang keputusan kita ikut ditentukan oleh teman.

Siapa teman-teman dekat kita akan turut mengasah pemikiran dan batin kita, bahkan juga membentuk kebiasaan-kebiasaan dan karakter kita. Tidak jarang teman-teman dekat kita itu juga turut memengaruhi keberhasilan dan kegagalan kita, bahagia dan derita kita. Maka, baiklah kita berhati-hati memilih teman-teman dekat.

- Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik -

Selasa, 12 Oktober 2010

Sakit Hati

Orang sulit. Begitulah julukan bagi orang yang mudah tersinggung. Ia sering merasa diejek atau dihina, padahal orang lain tidak bermaksud apa-apa. Ketika kita berbisik-bisik, ia mengira kita membicarakannya. Saat lupa mengucapkan salam atau terlambat membalas SMS, ia pikir kita memusuhinya. Ia bagai kentang berkulit tipis. Sedikit saja tergores, sudah merasa sakit hati.

Apakah kita cepat tersinggung? Sering salah paham? Rasa sakit hati bisa membuat kita bersikap membela diri. Ingin balas melukai, padahal belum tentu orang tersebut bermaksud buruk kepada kita. Orang yang cepat tersinggung akan dijauhi orang! Sakit hati tak perlu dibalas dengan menyakiti hati orang, yang terbaik hanyalah dengan mencurahkan isi hati kepada Tuhan.

Do not give in too much to feelings. A overly sensitive heart is an unhappy possession on this shaky earth.
- Johann Wolfgang von Goethe -

Kamis, 02 September 2010

Terlalu Betah...

Merhan Karimi Nasseri, seorang warga Iran, dicabut kewarganegaraannya ketika menaiki pesawat terbang menuju Paris. Pas­pornyapun diambil. Tanpa bukti kewarga­nega­raan, setibanya di Paris ia tidak diizinkan meninggalkan bandara. Selama sebelas ta­hun ia tinggal di Terminal 1; mandi di toi­let bandara, dan hidup dari bantuan staff bandara. Pada tahun 1999, pemerintah Pran­­­cis akhirnya memberinya izin untuk ting­gal dan bekerja. Sekarang ia bebas pergi ke­mana pun. Anehnya, ia memilih tetap ting­gal di ban­dara - sudah telanjur betah. Se­telah di­bujuk beberapa hari, barulah ia mau pergi.



Sebuah bandara, sebesar dan seba­gus apa pun, bukan rumah. Begitu juga du­nia ini bukan rumah sejati kita. Kita tinggal di dunia hanya sementara. Oleh karena itu jangan sampai kita terlalu lekat dengan daya tarik dan kenikmatannya. Gaya hidup yang masih mementingkan perkara duniawi; mengejar hanya soal ma­kanan, kenikmatan, kemewahan, kehormatan, dan keuntungan. Se­ba­gai warga surga, cara hidup kita seharusnya berbeda - me­ngejar hal yang bernilai kekal, seperti kasih, keadilan dan kebenaran.

Orang yang terlalu lekat pada dunia akan takut meninggalkan dunia ini apabila saatnya tiba. Segala hal yang telah telanjur digeng­gam erat biasanya sangat sulit dilepaskan. Maka, bersyukurlah jika terkadang Tuhan mengizinkan kita mengalami kehilangan, baik benda, kuasa, maupun kekasih tercinta. Semuanya menyadarkan bahwa dunia bukan rumah kita. Semuanya fana dan akan lenyap.

"Saat Hati Terpikat oleh Silaunya Dunia, Surga Tidak Lagi Tampak Mempesona"

Jumat, 27 Agustus 2010

Kisah Sup Batu

Alkisah ada tiga pengembara, yang dalam perjalanannya singgah di se­buah kota. Warga kota itu tak pernah ber­gem­bira, sebab hidup mereka sa­ngat mementingkan diri sendiri. Mereka me­nger­jakan segala sesuatu sendiri dan un­tuk dirinya sendiri. Selain itu mereka su­ka mencurigai semua orang, termasuk kepa­da tiga pengembara kela­paran yang duduk di tengah alun-alun kota itu.

Tiga pengembara itu mem­buat api la­lu merebus sebuah batu. “Apa yang kau­buat?” tanya seorang anak yang lewat. “Kami membuat sup batu yang sangat enak,” kata si pengembara, “tetapi akan ja­uh lebih enak jika ditambah se­siung kecil bawang,” lanjutnya. Anak itu pun berlari dan mengambilkan bawang. Orang-orang kota itu mulai penasaran. Mereka mengintip dan menengok satu per satu. “Sup ini akan jauh lebih enak jika ditambah wortel dan tomat. Seiris kecil daging juga membuat rasanya jauh lebih baik.” Didorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, mereka membawakan satu per satu bahan yang disebut para pengembara. Alhasil, jadilah sup yang enak dan penduduk kota itupun turut menik­matinya. Untuk pertama kalinya penduduk kota itu meniadakan rasa curiga dan mengalami indahnya hidup berbagi dalam kebersamaan.

Betapa indahnya apabila kita hidup ber­sa­­ma dengan rukun. Tidak hanya tinggal bersama-sama, teta­pi saling menerima dan saling berbagi dalam kasih. Hidup rukun tan­pa prasangka yang menghalangi interaksi dengan sesama.

"Orang yang Selalu Menaruh Curiga Membatasi Dirinya Untuk Bahagia"

Selasa, 17 Agustus 2010

Jika Sudah Normal...

Sejak ditinggal mati suaminya, Desi kehilangan semangat hidup. Ia tidak lagi tertarik untuk berolahraga atau merawat tubuh seperti dulu. Ia selalu berpikir, “Nanti jika situasinya sudah kembali normal, aku akan berolahraga lagi.” Tiga tahun berlalu dan Desi merasa situasinya belum berubah. Tiba-tiba ia tersadar, ”Jika aku tidak mulai berusaha melakukan apa yang masih bisa kulakukan, situasi tidak akan kembali menjadi normal!” Ia pun memutuskan untuk kembali beraktivitas, lalu semua menjadi normal lagi.

Situasi yang kita hadapi kerap kali tidaklah ideal. Tidak normal. Investasi yang kita tanam belum tentu langsung membuahkan hasil. Pemberian kita kepada orang lain belum tentu bisa menolongnya keluar dari musibah. Cuaca dan arah angin hari ini mungkin tidak ideal untuk menabur benih. Apa pun yang kita lakukan selalu punya risiko untuk gagal. Namun, jauh lebih baik kita berusaha berbuat sesuatu ketimbang terus menunggu situasi hingga menjadi ideal. Jika kita selalu menanti ”saat yang tepat” untuk bertindak, kita akan menunggu selamanya tanpa hasil apapun! Lebih baik kalah setelah mencoba, daripada menyerah sebelum berusaha.

Apakah Anda merasa beban persoalan membuat hidup Anda menjadi ”tidak normal”? Jangan menunggu semuanya menjadi normal kembali. Bisa jadi Anda tidak akan pernah bisa mengalami hidup seperti dulu. Pengalaman hidup kerap mengubah diri dan lingkungan kita. Jadi, lebih baik lakukan saja apa yang bisa Anda lakukan hari ini. Carilah ”rasa normal” yang baru...

Situasi hidup kita selalu normal saat kita berusaha menjalaninya dengan normal

Senin, 26 Juli 2010

Pengampunan, Kebebasan, Pelepasan dan Melanjutkan Hidup...

Sebuah Kisah Yang Mengharukan Mengenai Pengampunan.

Bayangkan bagaimana rasanya berada di dalam kendaraan Anda, menyetir mobil dengan perasaan tenang dan damai, dan kemudian mendadak sesuatu yang keras menghantam dan memecahkan kaca mobil depan Anda, menghantam Anda dan meremukkan hampir semua tulang di wajah Anda. Dan ternyata "senjata" yang menghantam Anda itu adalah sebuah kalkun beku, dihempaskan dari jendela belakang sebuah mobil yang sedang mengebut dikendarai oleh seorang mahasiswa dalam perjalanan ugal-ugalan dengan teman-temannya.

Hal inilah yang terjadi pada Victoria Ruvolo, seorang manajer berusia 44 tahun, pada sebuah jalan pada bagian Timur kota Riverhead di Long Island. Dia bisa saja terbunuh, dan bisa saja mengalami kerusakan otak. Para ahli bedah harus memperbaiki wajahnya menggunakan pelat logam dan baut. Namun secara luar biasa, dia sembuh dan dalam beberapa bulan dia pulih dan kembali bekerja.

Tapi itu bukan cerita yang ingin dissampaikan. Yang terjadi pada bulan Agustus di persidangan inilah yang menjadikan cerita ini sebuah kisah yang perlu diingat. Bocah yang melempar kalkun tersebut, Ryan Crushing berusia 19 tahun dan menderita gangguan penglihatan, didakwa atas serangan tingkat pertama dan menghadapi hukuman maksimal 25 tahun penjara. Dan kemudian Ruvolo pun masuk ke ruang sidang.

Saya belajar bahwa pengampunan dimulai dengan melepaskan kemarahan kita. Saat hal itu telah dilakukan, kebebasan hadir kembali dalam diri kita. Kita dapat melanjutkan ke tahap berikutnya dari pengampunan,yaitu mendoakan mereka yang telah menyakiti kita dan menyadari bahwa insan ini juga ciptaan Tuhan.

Dia melihat Crushing pertama kali saat di luar ruang sidang. Sang pemuda berhenti, tersedak dan menangis sambil berusaha untuk meminta maaf kepada perempuan malang itu.

"Dalam beberapa menit yang sangat emosional, Ruvolo justru merangkul pemuda itu dengan erat, mengelus wajahnya dan menepuk pundak pemuda itu saat dia terisak tak terkendali," tulis seorang reporter New York Times. Saat sang pemuda terus menerus berkata, "Saya minta maaf, saya sungguh-sungguh tidak bermaksud menyakiti Anda," sang wanita yang bisa saja terbunuh menjawab berulang kali, "Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Saya hanya ingin kamu menjalani hidupmu sebaik mungkin."

Kemudian, dengan desakan Ruvolo, penuntut setuju untuk menurunkan masa hukuman Crushing sehingga dia hanya mendekam enam bulan di penjara dan lima tahun masa percobaan, bukan 25 tahun kurungan.

Sang penuntut yang sudah menjalani profesinya selama 30 tahun berkata "Saya tidak pernah melihat seorang korban yang begitu pemaaf."

Begitu banyak kisah dan tulisan yang telah ada mengenai pengampunan. Saya sendiri telah berusaha untuk mendedikasikan waktu dan kata-kata untuk membagikan proses yang harus saya lewati agar dapat memaafkan orang-orang yang begitu kejam dalam hidup saya. Jika saya ditanya : Apakah pengampunan memungkinkan bagi orang yang menghancurkan hidup Anda? Memang butuh waktu, tapi bila tiba saatnya saya akan menjawab ya.

Pada saat-saat mencari pengampunan saya menyadari hal apa yang membuat pengampunan menjadi sangat sulit. Kemarahan.

Saat saya melihat cahaya dan kebenaran dari apa yang dapat dilakukan rasa marah terhadap diri saya, seketika itu juga saya menggarisbawahi kebutuhan saya untuk sebuah pengampunan. Saya merelakan niat dan kemampuan untuk mengejar prinsip yang populer tapi palsu bahwa kita dibenarkan untuk "membalas dendam."

Dan disinilah saya belajar bahwa pengampunan dimulai dengan melepaskan kemarahan kita. Saat hal itu telah dilakukan, kebebasan hadir kembali dalam diri kita. Kita dapat melanjutkan ke tahap berikutnya dari pengampunan,yaitu mendoakan mereka yang telah menyakiti kita dan menyadari bahwa insan ini juga ciptaan Tuhan.

Saya rasa hal ini jugalah yang dipercayai oleh Ruvolo.

New York Times juga menulis sebuah editorial mengenai Ruvolo, berjudul "Sebuah Momen Anugrah." Kata-kata yang tertulis di dalamnya sungguh mengharukan :

"Diberikan kesempatan untuk mendapatkan keadilan, Nona Ruvolo justru memberi dan mendapat sesuatu yang lebih baik : penghapusan kemarahan dan pemulihan harapan, sebuah sikap penyembuhan yang membersihkan bagaikan air matanya yang membasuh wajahnya yang rusak dan wajah sang bocah bodoh yang menyedihkan, dimana hidup pemuda tersebut dipulihkan oleh Nona Ruvolo seorang diri."

Sebuah anugrah luar biasa yang diberikan oleh Victoria Ruvolo...

Begitu banyak video yang telah diposting mengenai pengampunan dan memaafkan.











Saya berharap tulisan dan beberapa video ini dapat membantu kita untuk dapat memaafkan dan mengampuni. Maukah Anda dan Saya terbebas dari beban yang selama ini menghantui hidup kita hanya dengan satu tindakan - Mengampuni? 

“To forgive is the highest, most beautiful form of love. In return, you will receive untold peace and happiness” - Robert Muller

365 Hari Bersyukur...

Seni Bersyukur...

Kata bersyukur memiliki beberapa arti. Yang pertama adalah untuk berterima kasih atau menunjukkan rasa syukur. Arti lainnya adalah untuk menaikkan atau meningkatkan nilai sesuatu, misalnya menghargai waktu sebagai investasi yang berharga. Saya merasa dengan menghargai dan bersyukur, nilai dari hal-hal yang kita miliki dan kita inginkan dalam hidup kita juga akan meningkat.

Dalam hidup kita yang penuh hiruk-pikuk dan serba cepat, sangatlah mudah bagi kita untuk melupakan banyak hal yang seharusnya kita syukuri. Kita cenderung mengejar prestasi, dan menjadi orang yang berorientasi pada hasil.

Dan tidak ada yang salah dengan hal itu.

Walaupun demikian, sangatlah vital dan penting bagi kita untuk tidak kehilangan pandangan pada hal-hal yang jelas-jelas ada di dekat kita, hal-hal yang seringkali kita anggap sepele.

Apa yang kita fokuskan akan berkembang. Jika kita fokus pada masalah-masalah dalam hidup kita, mereka cenderung akan bertambah sulit. Jika kita fokus pada hal-hal baik yang telah kita miliki, hal ini juga, memiliki kecenderungan untuk bertumbuh.

Saya melihat hal ini sebagai bentuk lain dari doa. Jika kita kuatir dan resah oleh berbagai masalah, kita menjadikan masalah-masalah itu bertambah besar dari keadaan sesungguhnya, dan hal ini bagaikan magnet yang akan menambah masalah-masalah itu menjadi benar-benar besar. Hal ini bagaikan sebuah doa negatif... sebuah doa yang terbalik.

Berfokus pada apa yang kita PUNYA dan apa yang kita INGINI, mulai menghargai hal-hal ini - dan mereka akan benar-benar bertumbuh.

Sesaat sebelum pergi tidur setiap malam, saya dan istri saya berbagi setidaknya tiga hal yang patut kita syukuri. Kami menyebutnya sebagai ritual "Bersyukur." Hanya perlu beberapa saat, tapi ritual ini mengalihkan pikiran kami pada hal-hal yang baik... pada hal-hal yang kami harapkan untuk bertambah dan bertumbuh dalam hidup kami.

Saya menyarankan untuk melakukan perenungan secara sadar atas berkat-berkat yang Anda terima tiap-tiap hari daripada melakukannya dalam periode per tahun. Jika Anda melakukannya, Anda akan merasakan bagaimana hal-hal ini lebih nyata hadir - tidak hanya hadir, tetapi juga bertumbuh - dalam hidup Anda.

"Jika Anda belajar untuk lebih menghargai terhadap hal-hal yang telah Anda miliki, Anda akan menyadari ternyata Anda memiliki lebih banyak hal yang patut Anda syukuri." - Michael Angier.

Sungguh luar biasa saat kita menyadari begitu banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari. Pernahkah terpikir oleh Anda untuk membuat jurnal harian untuk hal-hal yang patut Anda syukuri? Mungkin pernah terbersit di benak Anda, tapi seringkali kesibukan membuat kita lupa untuk tetap konsisten dalam membuat jurnal ini. Mungkin situs ini dapat membantu, sebuah situs bertema 356 Days of Being Grateful (365 Hari Dengan Bersyukur).

When you’re grateful, that allows God to do great things in your life - Joel Osteen

Minggu, 25 Juli 2010

Tidak Banyak Melihat...

Kawan saya, suami-istri pemilik warung makan sederhana, mengatur keuangan mereka secara menarik. Setiap hari mereka menyisihkan penghasilan ke dalam beberapa kaleng menurut keperluan-keperluan tertentu. Dengan cara itu, mereka berhasil mencicil sepeda motor selama dua tahun, dan kini masih aktif membayar premi asuransi pendidikan untuk kedua anak mereka. Apa kunci mereka dalam berdisiplin mengelola keuangan? “Tidak sering jalan-jalan,” kata sang istri. "Kenapa begitu?" “Kalau sering jalan-jalan, kan banyak yang dilihat. Kalau banyak yang dilihat, banyak juga yang diinginkan,” jelasnya.

Keinginan memang ada dalam diri setiap manusia. Sesuatu yang masih tersimpan di dalam hati; belum terwujud menjadi tindakan - tetapi, mengapa dilarang? Memangnya ada yang salah dengan keinginan? Apakah manusia tidak boleh memiliki keinginan? Tentu tidak. Yang terpenting adalah mengendalikan keinginan. Tidak semua hal perlu diinginkan. Keinginan ada yang patut dan ada yang tidak patut; mesti dipilah dan dipilih mana yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Meskipun masih di dalam hati, keinginan yang tidak terkendali menjadikan kita rentan terhadap pencobaan. Daripada mengumbar keinginan, marilah kita belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Belajar untuk bersyukur atas apa yang sudah kita miliki; berkat yang sudah disediakan Tuhan untuk kita. Dengan begitu, kita akan menggunakan berkat tersebut secara efektif. Kita tidak menghambur-hamburkannya untuk keinginan yang sia-sia, tetapi memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermakna.

Keinginan yang tidak dikendalikan akan berbalik mengendalikan kita.

Kamis, 22 Juli 2010

Siapa Peduli?

Akhir April lalu terjadi peristiwa tragis. Hugo Tale Yax, seorang gelandangan, tertikam senjata tajam karena menolong seorang perempuan yang dirampok. Saat ia sekarat di tepi jalan selama dua jam, tak seorang pun peduli untuk menolongnya walaupun banyak orang lalu lalang. Ada yang memotret, memperhatikan, juga mencoba mengangkatnya dari genangan darah, tetapi kemudian tetap ditinggalkan. Ironisnya, peristiwa ini terjadi di New York di mana kantor pusat PBB yang mengurus masalah kemanusiaan berada. Akhirnya polisi menemukan gelandangan baik hati itu telah menjadi mayat. Jangan kaget apabila ketidakpedulian telah menjadi hal yang lumrah pada jaman sekarang.



Pada zaman modern di mana tingkat persaingan makin tinggi, ketika hati manusia semakin dingin dan lebih mencintai dirinya sendiri, kita dipanggil untuk mendemonstrasikan kasih kepada sesama dalam tindakan nyata. Kepedulian memang tidak menghentikan kejahatan, tetapi bisa memberi kesempatan kepada mereka yang terkapar sebagai “korban ketakpedulian” untuk tetap hidup dan berjuang dengan penuh harapan.

Jangan biarkan kepedulian punah dalam hidup ini...

Bengkok, Tapi Jangan Sampai Patah

Salah satu kenangan yang teringat di benak saya adalah saat saya berada di sungai dan duduk di tepiannya. Di sana saya menikmati kedamaian dan kesunyian, memandangi air yang mengalir turun, mendengarkan kicauan burun dan suara dedaunan dari pohon-pohon di sekitar. Saya juga mengamati pohon-pohon bambu yang bengkok akibat tekanan udara yang kuat dan secara anggun mereka kembali ke posisi tegak setelah angin yang menerpa mereka berlalu.

Ketika saya memikirkan kemampuan pohon bambu tersebut yang dapat memantulkan tekanan atau kembali ke posisi semula, kata ketahanan datang dalam pikiran saya. Bila digunakan sebagai acuan untuk seseorang kata ini berarti kemampuan untuk segera pulih dari goncangan, depresi atau situasi apapun yang menekan batas diri seseorang.

Apakah Anda pernah merasa seperti akan patah? Apakah Anda pernah merasa seperti berada di titik puncak daya tahan Anda? Bersyukurlah karena Anda mampu bertahan dalam menghadapi pengalaman itu dan tetap hidup untuk membagikannya kepada yang membutuhkan. Selama pengalaman itu mungkin Anda merasa merasakan berbagai perasaan bercampur aduk dan kesehatan fisik Anda terganggu. Anda secara emosional kering, lelah secara mental dan bukan tidak mungkin mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan fisik yang tidak menyenangkan.

Hidup adalah kombinasi dari saat-saat indah dan saat-saat buruk, momen-momen bahagia dan momen-momen tidak bahagia. Bila Anda mengalami saat-saat buruk atau momen-momen tidak bahagia yang membawa Anda pada titik patah, bengkoklah, tapi jangan patah. Berusaha sebaik mungkin untuk tidak dikuasai oleh situasi.

Sebuah sikap penuh pengharapan akan membantu Anda menghadapi masa-masa tidak menyenangkan ini. Dengan harapan untuk hari esok yang lebih baik atau situasi yang lebih baik, keadaan jadi terlihat lebih ringan dari sebelumnya. Siksaan yang Anda hadapi akan lebih mudah dihadapi dengan melihat hasil akhir yang akan Anda dapatkan.

Jika keadaan menjadi buruk dan Anda pada titik patah Anda, tunjukkan ketahanan. Seperti pohon bambu, bengkok, tapi jangan sampai patah!

Jumat, 09 Juli 2010

Roda Kehidupan...

Selama 45 tahun, Ken Karpman hidup nyaris dalam kesempurnaan. Ia lulus dari salah satu universitas terbaik di Amerika dan menikah dengan gadis impiannya. Kariernya sebagai pialang saham terus menanjak dan memberinya penghasilan hingga Rp8,8 miliar per tahun. Lalu tibalah saat itu. Tahun 2008 resesi menghantam perekonomian Amerika. Hidup Karpman pun “terjun bebas” dalam sekejap. Ia kehilangan pekerjaan, tabungan, dan hartanya.

Untuk menghidupi keluarganya, Karpman mengambil langkah drastis. Ia melamar pekerjaan sebagai pengantar pizza dengan penghasilan yang amat pas-pasan, bahkan untuk orang kebanyakan. Kehidupannya pun berubah 180 derajat, tetapi ia tidak menyesalinya, “Ini hanya sebuah proses. Saya mensyukuri tiap sen yang saya dapat. Ada pelajaran berharga dari setiap potong pizza yang saya antar, yaitu kerendahan hati.”



Hidup di dunia ini memang serba tidak pasti. Apa yang ada kini, bisa tiba-tiba hilang tak berbekas. Hari ini kita berhasil, besok gagal. Usaha yang semula maju mendadak bangkrut. Kita semula sehat, tiba-tiba sakit. Namun, tak usah khawatir. Sejauh kita berjalan bersamaNya, semua itu tak akan “melumpuhkan” kita. Bersama Yang Kuasa, kita siap menghadapi perubahan apa pun yang terjadi.

"Roda kehidupan selalu berubah, terkadang di atas, terkadang di bawah. Tetapi ingat kasih setia-Nya tidak pernah berubah."

Minggu, 30 Mei 2010

Bangkitkan Cinta Mula-Mula...

Seringkali kita merasakan bahwa hidup ini mulai terasa membosankan saat kita berkeluarga, mulai segalanya terasa perlahan-lahan kering. Rasa cinta yang begitu besar awalnya pada saat mulai berpacaran, perlahan-lahan mulai surut seiring dengan berjalannya waktu. Saat ini saya hanya ingin berbagi cerita agar rasa cinta kita terhadap pasangan kita dapat disegarkan kembali melalui kisah yang menyentuh ini :

Kisah ini menceritakan tentang pasangan muda yang bernama Jim dan Della. Mereka miskin namun mereka saling mencintai satu sama lain.

Saat menjelang Natal, Della berpikir untuk memberikan Jim sebuah hadiah Natal. Dia sangat ingin memberikan suaminya sebuah rantai untuk jam kantungnya, tetapi dia tidak memiliki cukup uang. Kemudian diapun mendapat sebuah ide. Dia memiliki rambut panjang yang indah. Dan akhirnya Della memutuskan untuk memotong rambutnya dan menjualnya supaya dia dapat membelikan sebuah rantai yang bagus untuk jam kantungnya Jim.

Pada malam Natal dia pulang ke rumah, dan di dalam tangannya ada sebuah kotak indah berisi rantai jam terbuat dari emas yang dia beli dengan menjual rambutnya. Kemudian Della mulai kuatir. Dia tahu Jim sangat mengagumi rambut panjangnya, dan dia bertanya-tanya apakah Jim akan kecewa saat Jim mengetahui bahwa dia memotong rambutnya dan menjualnya.

Della pun menaiki tangga dengan penuh rasa bingung menuju apartemen mereka yang kecil. Saat dia membuka pintu, dia terkejut melihat Jim sudah berada di rumah dan sedang menunggunya. Di dalam genggaman tangannya ada sebuah kotak yang terbungkus rapi berisi kado yang Jim belikan untuk istrinya.

Saat Della melepas scarfnya dan Jim melihat rambut Della yang pendek, mata Jim mulai berkaca-kaca. Tapi dia menahan air matanya agar tidak menetes dan memberikan Della kotak hadiahnya.

Saat Della membukanya, diapun tidak dapat mempercayai apa yang ada di depannya. Di dalam kotak itu ada satu set sisir perak yang indah untuk rambutnya yang panjang.

Dan saat Jim membuka bingkisannya, diapun juga terkejut. Di dalam kotak itu ada sebuah rantai emas yang indah untuk jam kantung emasnya. Hanya saja saat itu Della mengetahui bahwa Jim menggadaikan jam emasnya untuk membelikan istrinya sisir-sisir perak tersebut.

Hadiah-hadiah ini sebenarnya sangat indah, tetapi jauh lebih indah cinta yang dilambangkan oleh hadiah-hadiah yang mereka berikan ini.

O. Henry

Mari kita segarkan kembali kasih dan cinta kita kepada pasangan kita. Saat segalanya mulai terlihat tidak baik, ingat saat pertama kali kita bertemu dengan pasangan kita. Bangkitkan cinta yang dahulu pernah ada. Belajar mengingat kebaikan pasangan kita, bukan hanya melihat keburukannya. Anda pernah mencintainya dengan sepenuh hati jiwa raga Anda, mengapa sekarang tidak? Semoga kisah sederhana di atas dapat membangkitkan rasa cinta mula-mula yang sekarang mulai pudar...

Selasa, 25 Mei 2010

Sebuah Kisah Tentang Tekad

Hidup dapat menjadi hal yang paling kejam bagi beberapa orang dan ketika hal itu terjadi pada seseorang hanya tersisa dua pilihan. Mereka dapat mengalah dan menyerah, atau bahkan mencoba untuk bunuh diri, atau berusaha untuk melawan balik keadaan.

TinyRay Grier adalah seorang petarung. Pada tahun 1972 di usia 17 tahun TinyRay sedang bermain bola kaki di SMU ketika sebuah kecelakaan mengakibatkan kerusakan tulang belakang yang parah. Ini adalah momen yang menghapus semua impian pemuda itu dan meninggalkan dirinya dengan masa depan yang penuh ketidak pastian.

Operasi demi operasi berlangsung dan TinyRay menderita rasa sakit tiada akhir. Cedera tulang belakangnya menjadi komplikasi yang sangat parah akibat sebuah kecelakaan mobil dan beberapa gegar otak.

Tubuh ini tidak pernah dirancang untuk diam. Tubuh ini tidak dirancang untuk tetap berada dalam satu posisi di kursi roda walaupun menjalani latihan, TinyRay merasakan rasa sakit akibat berada dalam posisi lumpuh permanen ini.

Dalam beberapa tahun dia telah berjuang mengatasi beberapa penyakit ini:

Asthma - COPD
Degenerative Joint Disease
Strokes - April 98, July 98
Hypertension
Diabetes
Acid Reflux
Diastolic Dysfunction
Reflex Sympathetic Dystrophy
Spinal Stenosis
Spina Bifida - Occulta
Right Shoulder Impingement
Carpel Tunnel Syndrome
Calcified Granuloma - Bottom Lobe Right Lung
Sleep Apnea
Chronic Sinusitis - Allergies

Sebagian besar dari penyakit ini adalah dampak akibat kecelakaan yang diakibatkan ketika seorang pemuda pergi untuk menikmati sebuah permainan bola kaki tanpa menyadari bahwa itu adalah kesempatan terakhirnya untuk menikmati permainan tersebut.

Sampai saat ini TinyRay menunggu dengan penuh harap dan kesabaran untuk beberapa suntikan tulang belakang, yang *mungkin* menghalau rasa sakit yang menyiksa itu untuk sementara, atau untuk sebuah operasi, sebuah pilihan yang mungkin menjadikannya lebih lumpuh lagi dan lebih bergantung pada orang lain dibanding saat ini.

Tapi TinyRay Grier tidak pernah menyerah. Dia menggunakan bakat luar biasanya dalam menggambar dan melukis untuk mengungkapkan perasaannya, untuk melawan keganasan rasa sakit yang dihadapinya setiap hari. Bakat dan dedikasinya pada seni menjadikan dirinya dihormati diantara rekan-rekannya dan gaya lukisannya mencerminkan sebuah ciri khas.

Setiap hari dia melukis, bersantai bersama keluarga atau menikmati kebebasan yang diberikan kepadanya melalui dunia internet. Dia mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang dia nikmati, mengangkat rasa sakit dan mengalihkan pandangannya dari masalah yang ada di depannya.

Dalam menjalani tahun-tahun penuh rasa sakit TinyRay bisa saja mengembangkan rasa benci pada dunia karena dunia telah mengambil kemampuannya untuk berjalan dan dia tetap hidup untuk menjalani hari-hari penuh siksaan ini. Tapi hal itu tidak terjadi. TinyRay merasa jika dunia ini tidak mau membantunya, dengan imannya kepada Tuhan, keluarga dan teman-teman, dia akan memperjuangkan hidup ini langkah demi langkah, dan dia melakukannya, setiap hari dan dalam setiap cara.

Rabu, 19 Mei 2010

Menjadi Kaya - Sebuah Kisah Nyata

Seringkali kita mengeluh saat himpitan materi menekan kita, terutama kita yang tinggal di kota-kota besar. Semua orang berlomba untuk menumpuk harta dan kekayaan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Memang di jaman sekarang ini segalanya butuh uang, tapi bukan berarti uang dapat membeli segalanya. Kebahagiaan tidak dapat dibeli oleh materi, dan seringkali kita melupakan hal itu. Berikut kisah seorang Jaye Lewis, sebuah kisah sederhana dan biasa saja, tapi menggugah hati.

Sehari setelah Natal kami berkeliaran pada sebuah toko buku bekas, dengan suami saya, Louie, anak perempuan kami, Jenny dan Helen, dan saya sendiri. Ini adalah waktu yang sangat berarti buat kami, karena kami akan berpisah lagi sebagai sebuah keluarga, hanya dalam beberapa hari.

Delapan bulan terakhir terasa sangat berat semenjak suami saya pensiun dari Angkatan Laut. Kami telah memanipulasi "sistem militer," ketika pada saat bertugas, kami berusaha untuk menghindari perpisahan yang lama satu sama lain semampu kami. Sekarang di sinilah kami, pensiun, dan hanya tersisa delapan bulan menjelang pepisahan terpanjang.

Ketika suami saya pensiun, kami mengetahui bahwa pekerjaan yang tersedia untuknya hanyalah di kota Norfolk, Virginia. Impian kami adalah untuk menghabiskan sisa hidup kami di pegunungan sebelah Barat Daya Virginia, sejauh enam setengah jam perjalanan. Dengan kondisi kesehatan saya yang menurun, sangatlah tidak memungkinkan untuk saya untuk tinggal bersama Louie di kota. Kami terus menerus dipisahkan, berdoa dan berharap agar ada sebuah pekerjaan yang tersedia di sebuah daerah indah yang kami sukai. Jadi disinilah kami, menunda hal yang tidak dapat dihindarkan, menghabiskan waktu di sebuah toko buku bekas, sebelum anak-anak dan saya kembali menuju ke Barat Daya Virginia. Saat itu kami miskin seperti hari-hari sebelumnya; namun kami sangat bersyukur karena bersama-sama, dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk pelukan ekstra, berbagi impian dan tawa. Di sana hanya ada seorang lagi di dalam toko buku selain sang pemilik, seorang wanita yang menawan berusia lebih kurang sama dengan saya. Saya memperhatikan pakaiannya, sepatunya dan tas tangannya yang mahal, dan saya bertanya-tanya dalam hati apa rasanya menjadi kaya, masuk ke sebuah toko buku dan memiliki uang untuk membeli buku apapun yang saya inginkan. Tapi saat itu kami sangat bergembira, dan dalam sekejap saya melupakan wanita itu.

Kami berkelakar sambil melanjutkan perburuan harta kami, menggenggam uang kami sebanyak lima dollar, berharap untuk dapat menjadi yang pertama untuk menemukan buku yang paling tua, dan tentu saja paling murah. Itu adalah perjalanan yang menyedihkan sekaligus menyenangkan. Seringkali Louie dan saya melewati satu sama lain, mencari alasan untuk bersentuhan atau untuk memberi satu sama lain genggaman tangan ekstra. Jenny teringat tidak jauh dari toko buku ada sebuah mesin ATM, dan dia memutuskan bahwa dia membutuhkan tambahan duapuluh dollar dan bergegas pergi.

"Tidak adil!" Saya mengeluh. "Kami semua hanya dapat membelanjakan lima dollar, dan kamu akan menghabiskan duapuluh lima dollar?!"

Kami semua tertawa dan mulai mengolok-olok Jenny tanpa ampun, tapi dia dapat meyakinkan ayahnya bahwa dia harus mendapatkan $20 tambahan agar dapat membeli buku yang tidak dapat ditolaknya itu.

"Ayo, Jenny," Louie tertawa. "Ayah akan mengantarmu ke ATM."

Kemudian kami melakukan sebuah babak berpelukan dan berciuman lagi, tidak satupun dari kami ingin berpisah bahkan hanya untuk beberapa menit. Tak lama kemudian Louie dan saya berkata "selamat tinggal." Kami tidak dapat menolak kesempatan untuk meyakinkan satu sama lain tentang cinta kami, dan keyakinan kami bahwa perpisahan kami akan segera berakhir. Hal ini bagaikan sebuah sandiwara, drama situasi keluarga, namun kami tidak peduli tentang apa pendapat orang lain.

Keluarga militer sepertinya dapat dikategorikan menjadi dua : mereka yang mencari kesempatan untuk menunjukkan rasa sayang, dan mereka yang menghindari kontak, karena "selamat tinggal" adalah menyakitkan. Saya harus akhi kami adalah keluarga yang sangat penuh dengan "peluk-cium," dengan tidak menghiraukan orang lain, kami melanjutkan untuk memberikan kecupan dan pelukan terus menerus. Dalam karir militer, kami telah menyadari apapun dapat terjadi bahkan dalam perpisahan yang sangat singkat. Tapi sekarang ketika saya mengingat kembali, saya menyadari bagaimana kami terlihat sangat aneh.

Akhirnya, di antara banyak pelukan dan ciuman, saya melihat sebuah buku yang sempurna untuk saya! Buku itu berusia seratus tahun, dan berkisah persis pada periode waktu yang menjadi favorit saya, abad pertengahan. Oh, betapa saya menginginkan buku itu! Saya segera memeriksa berapa harganya, dan hati saya hancur. Harganya duapuluh lima dollar! Kami tidak memiliki uang sebanyak itu. Saya menatap Louie, dan seketika itu juga saya mengetahui jawabannya.

Dia pasti sangat menginginkan agar saya dapat memiliki buku itu. Saya dapat melihat kesedihan itu di matanya. Louie mengulurkan tangan dan memberikan saya pelukan ekstra. Saya mengerti pesan "sayang, kita tidak mampu untuk membelinya," yang hendak ia sampaikan. Saya bersandar pada lengannya, dan saya melihat perempuan menawan tadi juga memegang buku yang saya inginkan. Ya sudahlah, biarkan dia memilikinya. Saya memeluk Louie lagi, dan setengah serius, saya bergumam, saat mata saya beradu pandangan dengan perempuan itu.

"Oooohh, Andaikan saja saya kaya raya!"

"Terlihat bagiku, Anda sudah terlihat kaya." dia berkata sambil tersenyum.

Saat itu ada jeda yang cukup lama dan hati saya dipenuhi dengan pemahaman. Saya melihat suami saya, menatap anak-anak saya, saling merangkul bagaikan dalam naungan penuh cinta, dan saat itu saya menyadarinya. Saya kaya. Sangat kaya. Saya segera berbalik untuk berterima kasih pada wanita itu untuk mengingatkan hal ini kepada saya, tapi dia telah pergi!

Siapa dia? Saya tidak akan pernah tahu. Tapi apa yang dia lakukan menurut pandangan saya sangatlah penuh mujizat. Saya tidak akan melupakannya. Kemana dia menghilang? Saya tidak tahu.

Cukup aneh, dalam hitungan hari suami saya menerima tawaran kerja di Barat Daya Virginia. Dalam waktu kurang dari dua minggu, dia dipekerjakan dan pindah ke tempat yang sekarang menjadi rumah kami. Surat panggilan kerja itu telah dikirimkan dua hari sebelum Natal, bahkan pada saat kami berpelukan dan berciuman di toko buku itu. Bahkan momen saya mendengar kata-kata, "Terlihat bagiku, Anda sudah terlihat kaya," saat itu sudah dalam proses pergerakan untuk menyatukan keluarga kami. Saya sangat yakin bahwa ini semua adalah rencana Tuhan, untuk mengingatkan saya apa arti dari menjadi "kaya" ... keyakinan, cinta, keluarga, dan sahabat. Dan ketika saya sampai di surga, saya tidak akan terkejut sama sekali saat saya menyadari bahwa Tuhan mengirimkan seorang malaikat ke sebuah toko buku bekas, di Norfolk, Virginia, untuk memberikan pesan yang paling kaya, sehari setelah Natal, bertahun-tahun yang lalu.

Jaye Lewis, 2003

Kekayaan bukan hanya soal materi. Orang-orang terdekat kita juga merupakan harta yang tidak ternilai harganya. Saat kita kehilangan materi, kita dapat membelinya lagi. Tapi saat kita kehilangan orang-orang yang kita kasihi, mereka akan pergi untuk selamanya. Marilah sebelum terlambat, sadarilah bahwa kita kaya, dan mulai menunjukkan kasih kita kepada mereka. Jangan tunda lagi, mulailah dari sekarang...

Kamis, 06 Mei 2010

Pianis Berjari 4...

Kisah ini akan menginspirasi Anda... untuk dapat menyadari bahwa siapapun dapat mengatasi kesulitan!

Apa yang Anda lakukan ketika Anda dilahirkan dengan dua jari pada setiap tangan dan kedua kaki Anda diamputasi dari lutut ke bawah ketika Anda berusia tiga tahun? Jika Anda seorang Hee Ah Lee, Anda akan menjadi seorang pianis konser. Dia sudah cukup professional sekarang, dan Anda akan sangat suka mendengarnya bermain piano... Silahkan saksikan video berikut ini :



Hee Ah Lee dilahirkan dengan cacad fisik yang cukup parah. Dia hanya memiliki dua jari pada setiap tangan. Dan kedua kakinya hanya utuh sampai ke lutut. Dokter yang merawatnya tidak berharap dia dapat bertahan hidup.

Tapi dia tetap bertahan hidup. Pada usia enam tahun dia mulai bermain piano. Saat itu keempat jarinya sangat lemah. Dia bahkan tidak dapat memegang sebuah pensil. Sang ibu berharap dengan bermain piano genggaman sang anak dapat menjadi lebih kuat.

Ternyata hal itu berhasil. Tetapi lebih dari itu, Lee menyadari panggilannya. Dia sekarang tur keliling dunia, bermain piano untuk para pemirsanya yang terkesan. Dia memainkan lagu-lagu yang bahkan sulit untuk dimainkan oleh manusia berjari lengkap.

Sebuah kisah nyata yang menggetarkan hati...

Kisah ini nyata dan Hee Ah Lee memang benar-benar ada. Ini adalah sebuah kisah mengenai seorang ibu dan seorang anak perempuan yang mampu mengatasi permasalahan dari awal.

Ibu Lee secara tidak diketahui hamil saat dia menikah dengan seorang yang lumpuh. Para dokter berkata akibat penggunaan obat tertentu mungkin anaknya tidak dapat dilahirkan normal. Namun dia memilih untuk melanjutkan kehamilannya dan pada tahun 1985 di Seoul, Korea Selatan, Hee Ah Lee kecil dilahirkan dengan hanya dua jari pada masing-masing tangan, kerusakan pada kedua kakinya, dan sedikit cedera otak. Pihak rumah sakit berkata kepada sang ibu bahwa dia tidak dapat merawat anaknya di rumah dan pihak keluarga menginginkannya untuk menempatkan anak tersebut untuk diadopsi di negara lain. Namun sang ibu tetap berpikir bahwa anaknya sempurna, dan bertekat bahwa anak tersebut dapat menjalani sebuah hidup yang sukses dan berhasil.

Pada masa kanak-kanak Lee, sang ibu memutuskan untuk memberikan anaknya pelajaran piano untuk dua alasan. Yang pertama adalah dengan belajar piano akan memperkuat kedua tangan anaknya sehingga dia dapat memegang pensil. Yang kedua adalah jika anak ini dapat menguasai permainan piano, dia dapat menguasai apapun. Begitu banyak kesulitan, pergumulan dan air mata yang dijalani pasangan ibu dan anak ini selama beberapa tahun. Dan pada usia 7 tahun Lee memenangkan Korea’s 19th National Handicap Conquest Contest dan mendapatkan penghargaannya langsung dari Presiden Korea.

Sekarang Lee berusia 22, memiliki banyak penghargaan, dan telah menjadi seorang pianis konser kelas dunia dengan lebih dari 200 pertunjukan. Album pertamanya berjudul “Hee-ah, a Pianist with Four Fingers” dirilis pada Juni 2008.

Lee memberikan penghargaan kepada ibunya untuk tantangannya menguasai piano dan berkata walaupun begitu banyak kesulitan pada masa-masa latihan, "dengan berlalunya waktu, sang piano menjadi sumber inspirasi saya dan sahabat saya."

Minggu, 25 April 2010

Attitude of Gratitude...

Siapapun yang menulis ini, adalah seorang ahli dalam bersikap penuh syukur (attitude of gratitude). Saya sangat ingin memberikan penghargaan kepada si penulis, tapi saya tidak tahu siapa penulisnya. Saya menerima referensi ini via email dan berusaha mencari sumbernya di internet, tapi tidak pernah berhasil untuk menemukan si penulis.

Silahkan baca tulisan ini dan bila Anda merasa bersikap penuh syukur adalah hal yang sulit untuk dipelajari, saya yakin setelah membacanya Anda akan menyadari bahwa hal ini sesungguhnya tidak sesulit yang Anda bayangkan.

Saya Berterima Kasih
Penulis Tidak Diketahui

Saya berterima kasih untuk seorang istri walaupun dia hanya menyajikan hot dog untuk makan malam namun dengan demikian saya tahu bahwa dia berada di rumah bersama saya bukan dengan orang lain.

Untuk seorang suami yang berada di sofa dengan setumpuk keripik kentang karena itu berarti dia berada di rumah bersama saya dan bukan di luar di sebuah bar.

Untuk remaja yang mengeluh ketika mencuci piring, karena dia berada di rumah, bukan berada di jalanan.

Untuk pajak yang saya bayar, karena hal itu berarti saya bukan pengangguran.

Untuk kekacauan yang harus saya bereskan sesudah sebuah pesta, karena itu berarti saya dikelilingi oleh teman-teman.

Untuk pakaian yang terasa agak sempit, karena berarti saya cukup makan.

Untuk bayangan saya yang menemani sepanjang hari, karena hal itu berarti saya masih disinari oleh mentari.

Untuk rumput yang perlu di potong, jendela yang perlu dibersihkan, dan selokan yang perlu dikeruk, karena hal itu berarti saya memiliki sebuah rumah.

Untuk semua keluhan yang saya dengar mengenai pemerintahan, karena itu berarti kita memiliki kebebasan berpendapat.

Untuk tempat parkir yang tersedia di ujung lapangan parkir, karena itu berarti saya masih mampu berjalan dan saya telah diberkati dengan sarana transportasi.

Untuk tagihan listrik yang membengkak akibat AC, karena itu berarti saya merasa sejuk.

Untuk seorang perempuan di gereja yang berada di belakang saya dan menyanyi dengan sumbang, karena itu berarti saya dapat mendengar.

Untuk tumpukan pakaian yang perlu di cuci dan di setrika, karena itu berarti saya tidak kekurangan pakaian untuk dipakai.

Untuk kelelahan dan otot yang sakit di penghujung hari, karena itu berarti saya mampu untuk bekerja keras.

Untuk alarm yang berbunyi dan segera mati di pagi hari, karena itu berarti saya masih hidup.

Yang terakhir, untuk terlalu banyak email, karena itu berarti saya memiliki teman-teman yang peduli dengan saya.

Jumat, 09 April 2010

Survival... True Story...

Joe Simpson dan rekannya sesama pemanjat tebing, Simon Yates, berhasil mencapai puncak sebuah gunung dengan ketinggian puncak 21.000 kaki pegunungan Andes ketika sebuah bencana menerpa mereka. Simpson terjatuh dari sebuah permukaan es vertikal dan mematahkan kakinya. Dalam beberapa jam berikutnya, keadaan menjadi gelap dan badai salju mulai menerpa saat Yates mencoba untuk menurunkan temannya ke tempat yang aman. Dan akhirnya, Yates dengan sangat terpaksa mengambil keputusan untuk memotong tali yang menopang temannya, beberapa saat sebelum mereka berdua terjatuh bersama-sama.

Tiga hari berikutnya adalah hari-hari penuh perjuangan yang hampir tidak masuk akal bagi mereka berdua. Yates yakin bahwa Simpson telah meninggal, kembali ke base camp diliputi perasaan duka dan bersalah karena meninggalkan temannya. Tapi sebuah keajaiban terjadi, Simpson bertahan hidup walaupun terjatuh dari tebing, tapi dalam kondisi pincang, kelaparan, dan kedinginan parah akibat terjebak dalam jurang yang dalam. Dengan berbagai cara dia mengeluarkan seluruh kekuatan fisik dan spiritualnya, dan Simpson merangkak melewati jurang dan ngarai pegunungan Andes, sampai ke base camp beberapa jam sebelum Yates meninggalkan tempat itu.

Bagaimana kedua pria ini mengatasi siksaan dan tekanan pada hari-hari yang mengerikan itu menjadi sebuah legenda kepahlawanan dalam mengatasi rasa takut, penderitaan, kelangsungan hidup dan juga sebuah kesaksian yang pedih mengenai sebuah keberanian dan persahabatan yang tidak tergoyahkan.

Kisah nyata ini sudah didokumentasikan dalam sebuah buku, Touching The Void, dan juga sebuah film. Berikut trailernya :



12 seri wawancara dari Joe Simpson dan Simon Yates yang menceritakan perjuangan mereka dapat juga Anda saksikan di sini :

























Sebuah kisah luar biasa, keadaan yang sungguh tidak mungkin menjadi mungkin, dengan satu modal yang sederhana : Tekad. Sebuah pelajaran bagi kita yang merasa saat ini tidak kuat lagi menghadapi tekanan-tekanan hidup atau apapun masalah kita, selalu ada jalan keluar dan selalu ada kekuatan lebih selama kita mau dan tidak putus asa.

Sebuah pemikiran sederhana dari saya, surviving bukanlah suatu pergumulan dengan kekuatan penuh dan semaksimal mungkin untuk mencari jalan keluar, tetapi lebih tepat kalau saya sebut bagaimana bertahan dengan diri kita, keeping us in one piece, keep a clear head, bukan masalah kekuatan, tetapi masalah daya tahan. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi buat kita semua...

Minggu, 28 Maret 2010

Menerima Diri Sendiri...

Sebuah kisah pribadi mengenai menerima dan menyangkal
Ketika saya masih muda, saya tidak menyukai senyum saya.
Saya memiliki gigi taring yang besar, dan hasilnya, senyum yang menakutkan.
Saya terus menyangkal senyum saya; Saya tidak mau tersenyum. Saya selalu berusaha untuk menyembunyikannya.
Tapi saya tidak bahagia, jadi saya mengambil kesimpulan bahwa saya harus mengubah keadaan ini.
Anda tahu cara terbaik untuk mengubah keadaan? Justru lakukanlah kebalikannya.
Jadi saya melakukan yang sebaliknya - saya tersenyum setiap saat.
Saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa saya memiliki senyum yang paling indah.
Dan Anda tahu apa yang terjadi?
Orang-orang mulai berkata saya memiliki senyum yang indah!
Dan saya mulai merasa senang mengenai hal itu, saya menyukai senyum saya - seketika itu juga saya telah mengubah keadaan.

Apa yang dapat Anda pelajari dari cerita ini?

Hubungan yang Anda miliki dengan dunia ini adalah sebuah refleksi dari hubungan Anda dengan diri Anda sendiri. Coba Anda renungkan sejenak.
Dalam bahasa lain, inilah yang disebut dengan percaya diri. Semua dimulai dari hal-hal yang sederhana. Cara Anda memegang gelas, cara Anda menulis dengan sebuah pena, cara Anda berjalan, dan sebagainya.
Semua ini terjadi secara alamiah jika Anda merasa nyaman dengan diri Anda sendiri. Tentu saja, Anda bisa "memalsukannya" sampai Anda merasa nyaman dengan diri Anda sendiri, tapi mengapa harus melakukan hal itu?
Bukankah lebih baik menjadi seorang yang percaya diri, dan memiliki segala hal sepele tersebut bekerja untuk diri Anda, bukan sebaliknya justru Anda yang bekerja untuk hal-hal sepele tersebut? Saya rasa ini adalah pendekatan yang lebih baik.

Terimalah segalanya. Terimalah diri Anda sendiri. Silahkan Anda coba sendiri dan beri tahu saya bagaimana hasilnya.

“Love yourself - accept yourself - forgive yourself - and be good to yourself, because without you the rest of us are without a source of many wonderful things.” - Leo F. Buscaglia

Jumat, 12 Maret 2010

Pribadi Yang Di Dalam...

Hari ini saya membaca sebuah kisah menarik dari sebuah buku. Kira-kira begini kisahnya :

Seorang ayah yang sangat lelah baru saja tiba di rumah, dan berharap dapat bersantai sejenak menonton televisi. Tapi kelihatannya hal tersebut tidak mungkin dilakukan, karena saat dia membuka pintu rumahnya sang anak sudah menunggunya di depan pintu dengan wajah "butuh perhatian." Sang anak pun langsung menyibukkan sang ayah dengan permintaannya untuk diperhatikan. Namun kelelahan sang ayah sudah tidak tertahankan lagi, dia butuh waktu untuk bersantai sejenak. Tanpa ingin mengecewakan anaknya, dia memutar otak bagaimana caranya dia dapat menyelesaikan situasi sulit ini.

Sambil melihat surat kabar, dia mendapat sebuah ide untuk menyibukkan anaknya itu. Pandangannya tertuju pada sebuah gambar peta dunia di salah satu halaman surat kabar tersebut. Beliau mengambil gunting, dan menggunting gambar peta tersebut menjadi banyak bagian. Lalu kata sang ayah : "Nak, coba kau gabungkan serpihan-serpihan gambar ini menjadi sebuah peta dunia yang utuh." Sang anak pun mulai sibuk dengan potongan-potongan kertas tadi dan mulai berkonsentrasi penuh. Melihat perhatian anaknya telah terpecah, sang ayah merasa akhirnya saya memiliki waktu setidaknya satu jam untuk bersantai dan menyaksikan acara televisi kesayangannya.

Lima belas menit berlalu, sang ayah sedang asyik menonton televisi, dan si anak pun sibuk dengan potongan-potongan kertas tersebut. Tak lama kemudian sang anak memanggil ayahnya : "Sudah selesai pa. Kita main apalagi sekarang?" Sang ayah pun terkejut, mana mungkin anak sekecil itu tahu letak posisi tiap negara dengan tepat? Bagaimana mungkin secepat itu dia dapat menyusunnya kembali? Dengan rasa penasaran, sang ayah bertanya kepada anaknya : "Bagaimana caramu menyusun gambar itu dengan begitu cepat nak?" Dengan polos anak itu menjawab : "Mudah sekali pa. Di belakang gambar peta itu ada gambar orang. Saya hanya menyusun gambar orang tersebut, ketika selesai saya membalikkan gambarnya dan saya telah menyelesaikan sebuah peta dunia yang utuh."

Sering kali kita tidak bertindak seperti anak itu. Dalam menghadapi kehidupan setiap hari kita disibukkan dengan banyak masalah, berusaha menyusun kepingan-kepingan permasalahan tersebut dalam susunan yang benar. Yang sebenarnya perlu kita lakukan sangat sederhana, kita hanya perlu menyusun "gambar orang" yang ada di dalam diri kita. Mengapa kita sibuk membenahi apa yang di luar, sedangkan sebenarnya inti permasalahan hidup kita ini datang dari kita sendiri? Apakah tidak lebih mudah untuk menyelesaikan "pribadi" yang di dalam, sehingga masalah-masalah yang ada di luar juga secara otomatis akan selesai dengan sendirinya?

It is not easy to find happiness in ourselves, and it is not possible to find it elsewhere.
- Agnes Repplier -

Memang pembenahan pribadi bukanlah suatu hal yang mudah. Saya sendiri merasa sulit untuk membenahi hal-hal yang kurang baik di dalam diri saya. Tapi hanya melalui pembentukan karakter saja saya dapat menghadapi dunia yang semakin lama semakin kejam ini. Dunia ini tidak akan berubah menjadi lebih baik, dan kita tidak dapat melakukan apapun untuk mengubah hal itu. Hanya dengan pribadi yang utuh dan tangguh saya dapat berjalan dengan berani untuk menghadapi hari-hari yang sulit ini...

Jumat, 26 Februari 2010

Kebutuhan Atau Kecanduan???

Hari ini saya menonton sebuah film fiksi berjudul Surrogates. Sebuah gambaran tentang kemajuan teknologi yang mempermudah hidup banyak orang, dan mengurangi banyak resiko dalam hidup ini. Dalam film ini dikisahkan tentang kehidupan manusia di masa depan dengan menggunakan teknologi terbaru memungkinkan untuk manusia dapat mengerjakan banyak hal dari dalam rumahnya.

Sang pengguna hanya perlu berbaring dan mengenakan sensor untuk mengendalikan sebuah boneka yang mirip dengan manusia dan melakukan kegiatannya sehari-hari. Sang boneka pun keluar beraktifitas, menggantikan sang manusia dalam melakukan banyak hal. Saat terjadi kecelakaan, yang mengalami musibah adalah sang boneka, bukan manusianya. Saat dirampok, sang pengguna boneka tersebut pun terhindar dari resiko luka ataupun terbunuh. Segala macam resiko ditanggung oleh boneka tersebut, sedangkan si manusia aman berbaring di dalam rumah. Selengkapnya mengenai kisah film tersebut, silahkan Anda tonton sendiri. Saya tidak mau merusak kesenangan Anda dengan membeberkan seluruh kisah film tersebut di blog ini :p

Kira-kira begitulah nantinya kehidupan manusia di masa mendatang, setidaknya itu yang digambarkan dalam film "Surrogates." Saat teknologi semakin maju, manusia dapat mengurangi resiko bencana  yang akan menimpa dirinya. Tidak hanya di film itu, saat ini hal tersebut juga mulai dapat dirasakan. Kemudahan berkomunikasi, video call, conference call, dan lain-lain banyak memudahkan hidup kita untuk bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain tanpa harus keluar rumah.

Mungkin film tersebut adalah sebuah contoh yang terlalu ekstrim, menggambarkan bagaimana sebuah boneka akan menggantikan seluruh kegiatan dalam hidup kita. Tetapi hal tersebut bukanlah tidak mungkin, melihat bagaimana perkembangan teknologi sekarang yang sedemikian pesat. Memang teknologi adalah hal yang baik, bahkan hal-hal seperti inipun juga bermanfaat, seperti memungkinkan penyandang cacat untuk dapat hidup normal dengan organ buatan yang dapat dikendalikan sepenuhnya, dan bagi para pekerja konstruksi atau pekerjaan apapun yang mengandung resiko tinggi sehingga kehilangan nyawa dapat dihindarkan.

Namun bagi saya apapun yang dilakukan dengan "terlalu" tidak pernah berdampak baik. Saat manusia mulai mengandalkan teknologi dalam menjalani hidupnya, segalanya akan menjadi lebih mudah. Namun saat manusia mulai "terlalu" mengandalkan teknologi dalam hidup, sesuatu yang pada awalnya adalah kebutuhan berubah menjadi kecanduan. Sama seperti kita sekarang ini. Berapa banyak dari kita yang mulai kecanduan, dan merasa tak berdaya saat kita tidak menggunakan teknologi? Berapa banyak dari kita yang mulai panik saat kita lupa dan tidak membawa ponsel? Berapa banyak dari kita yang saat listrik mati mulai merasa gelisah? Berapa banyak dari kita saat komputer kita rusak kita merasa bingung karena tidak dapat bekerja? Saya pun pernah mengalami hal seperti itu, merasa tidak lengkap saat tidak membawa ponsel, merasa haus informasi saat internet saya mati, dan lain sebagainya. Beruntung saya menonton film ini, menyadarkan saya tentang bagaimana manusia dapat merasakan kecanduan terhadap hal yang disebut dengan "teknologi."

Disinilah saya menyadari, bahwa teknologi yang demikian maju memang baik untuk hidup saya, tetapi teknologi tersebut hanyalah alat bantu. Saya sendirilah yang harus menyelesaikan segala sesuatunya saat teknologi tersebut gagal untuk membantu saya. Sebagai manusia saya diciptakan dengan segala macam kemampuan untuk menyelesaikan berbagai macam tugas, dengan ataupun "tanpa" bantuan teknologi. Jangan membuat hal berbalik 180 derajat, sebuah teknologi yang harusnya menjadi budak kita, bukan kita yang menjadi budak teknologi...

Senin, 22 Februari 2010

Kepingan Puzzle

Dia orangnya begitu, saya orangnya begini. Dia pelit, saya royal. Dia baik hati, saya tidak baik hati. Dia supel, saya sulit bergaul, Dia hemat, saya boros. Dia mandiri, saya bergantung pada orang. Dia tegas, saya plin plan. Dia jenaka, saya serius. Dia pandai melihat peluang, saya sering melewatkan peluang. Dia pendiam, saya bawel. Dan lain sebagainya. Tapi mengapa saya masih bergaul dengannya? Dan mungkin dia pun bertanya mengapa dia bergaul dengan saya? Begitu banyak ketidak cocokan dalam sifat dan karakter kami masing-masing.

Mungkin pertanyaan seperti itu sering terbersit di pikiran kita. Sering kali kita bersosialisasi dengan orang yang jauh berbeda dengan kita. Sifat yang bertolak belakang, namun "get along" baik-baik saja, bahkan sampai bertahun-tahun lamanya. Mungkin bukan hanya sekedar kenal, tapi teman, bahkan menjadi sahabat terlebih lagi menjadi pasangan hidup tempat berbagi suka dan duka.

Suatu pertanyaan besar yang sempat mengisi hati saya mengenai hal ini, mengapa orang dengan berbagai sifat yang tidak cocok bisa menjadi sahabat, bahkan tidak jarang menjadi pasangan hidup. Dan mereka bahagia dengan hal itu. Begitu banyak ketidak cocokan, tetapi mereka tetap bertahan menjadi orang-orang yang dekat di hati. Berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan sepanjang hidup mereka. Sampai saya tiba di sebuah pemikiran yang membuka mata hati saya.

Bayangkan ini. Seperti apa dunia ini saat Anda keluar dari rumah, dan melihat semua orang seperti Anda. Tabiat, perilaku, karakter, sifat, bahkan sampai ke penampilan fisik yang identik dengan Anda. Mungkin pada awalnya Anda akan merasa nyaman, karena Anda berpikir mereka tentu mengerti Anda sebab mereka sama dengan Anda. Tapi apakah tidak membosankan, setiap hari bertemu sosok yang identik dengan diri Anda sendiri, tanpa mengetahui begitu banyak karakter-karakter lain yang dapat di eksplorasi?

Inilah realita kehidupan di dunia ini. Saat Anda merasa sedih dan terluka, seseorang dengan karakter yang riang dan ceria akan mampu mengobati rasa pedih di hati Anda. Saat Anda berperilaku boros dalam keuangan Anda memiliki seseorang yang mengingatkan untuk berhemat. Saat Anda terdiam dan merasa hening dan hampa selalu ada seseorang yang begitu gemar berbicara berbagi hal-hal menarik untuk dipikirkan dan direnungkan. Saat Anda hampir melewatkan peluang besar dalam hidup, selalu ada orang yang mengingatkan dan mendorong Anda untuk mengambil langkah ekstrim untuk mengambil peluang tersebut. Saat Anda merasa pesimis akan selalu ada orang yang memberikan rasa nyaman dan optimisme di hati Anda untuk bangkit kembali menghadapi masalah Anda. Dan lain sebagainya.

Kita semua diciptakan berbeda. Bahkan sepasang anak kembar yang identik pun memiliki karakter yang berbeda. Tidak ada manusia yang sama persis satu pun di dunia ini. Semua memiliki ciri dan karakternya masing-masing, diciptakan sesuai dengan perannya masing-masing di dunia ini.

Bagaikan susunan puzzle yang berbeda setiap kepingnya, masing-masing keping memiliki peranannya sendiri untuk melengkapi rangkaian puzzle tersebut menjadi suatu karya yang indah. Anda dan saya adalah sebuah kepingan puzzle yang memiliki tugas untuk menjadi bagian dari mahakarya yang indah dalam hidup ini. Perbedaan individu bukanlah suatu kekurangan, melainkan suatu bentuk rangkaian kehidupan antar manusia yang unik, yang terkait satu sama lain. Yang jadi pertanyaan, apakah kita mau menempatkan diri kita sebagai kepingan puzzle di tempat dimana seharusnya kita berada, dan terkait satu sama lainnya dengan puzzle-puzzle lainnya yang berbeda dengan kita?

Perbedaan akan selalu ada dalam hiidup ini, dan kehadiran kita bukanlah tanpa arti. You can make a difference. Apalah artinya sebuah puzzle yang sempurna, namun memiliki sebuah lubang kecil karena kita tidak mau ikut berperan sebagai kepingan puzzle yang melengkapi rangkaian puzzle-puzzle tersebut.

Sampai detik ini pun saya masih belajar, belajar untuk menerima orang dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Menjadi pribadi yang semakin hari semakin bijak, menjadi pribadi yang lebih dapat bertoleransi dengan segala keadaan di lingkungan yang ada. Marilah kita belajar untuk memahami peranan kita, sebesar apapun perbedaan yang ada di sekitar kita...

Pahamilah bahwa kita pribadi yang unik, dan kita adalah spesial. Sebab tanpa kita, dunia ini tidak akan lengkap. Be yourself, and try to accept people as they are, because we are connected one another. GBU all...

Minggu, 14 Februari 2010

Cinta Tak Bersyarat....

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang prajurit yang akhirnya pulang setelah selesai bertugas di Vietnam. Sang prajurit menelpon kedua orang tuanya dari San Fransisco. "Ayah dan Ibu, saya akan segera pulang, tapi saya punya sebuah permintaan. Saya mau mengajak seorang teman bersama-sama dengan saya." "Tentu saja boleh," jawab mereka, "Kami sangat senang untuk bertemu dengannya." "Tapi sebelumnya ada suatu hal yang perlu kalian ketahui," lanjut sang anak, "Dia kehilangan sebuah tangan dan sebuah kakinya. Dia tidak memiliki tempat untuk pergi dan saya ingin dia untuk tinggal bersama-sama dengan kita." "Kami sangat menyesal mendengar hal itu, nak. Mungkin kita dapat membantunya untuk menemukan tempat di mana dia dapat tinggal." "Tidak, Ayah dan Ibu. Saya mau dia tinggal bersama-sama dengan kita." "Anakku," kata sang ayah, "Kau tidak tahu apa yang kau minta. Seseorang dengan kondisi cacad seperti itu akan menjadi beban yang sangat berat bagi kita semua. Kita memiliki kehidupan kita masing-masing, dan kita tidak dapat hal-hal seperti ini mengganggu kehidupan kita. Menurut kami kau sebaiknya pulang dan lupakan mengenai orang ini. Dia akan menemukan jalan untuk hidup mandiri."

Seketika itu juga, sang anak memutuskan telepon. Kedua orang tua itu tidak pernah mendengar lagi kabar tentang anaknya. Namun beberapa hari kemudian, mereka menerima telepon dari kepolisian San Fransisco. Mereka mendapat kabar bahwa anak mereka telah meninggal setelah terjatuh dari atap sebuah gedung. Pihak kepolisian meyakini bahwa kejadian ini adalah bunuh diri. Kedua orang tua yang berduka itu terbang ke San Fransisco dan diantar ke kamar mayat untuk mengidentifikasi tubuh sang anak. Mereka mengenalinya, tetapi hal yang lebih mengejutkan bagi mereka adalah ketika mereka mengetahui suatu hal yang tidak pernah mereka tahu. Anak mereka hanya memiliki satu kaki dan satu tangan.

Orang tua dari anak di dalam kisah ini mirip dengan banyak dari kita. Kita merasa mudah untuk mencintai dan menyukai orang yang tampan/cantik atau menyenangkan, tetapi kita tidak menyukai pribadi yang membuat kita tidak nyaman atau membuat kita tidak merasa senang. Kita memilih untuk menjauh dari orang-orang yang tidak sesehat, secantik/setampan, atau sepandai kita. Namun untungnya masih ada orang-orang yang tidak memperlakukan kita seperti itu. Seseorang yang mencintai kita dengan cinta tak bersyarat yang selalu menyambut kita ke dalam keluarga mereka, tidak peduli seberapa kacau balaunya diri kita.

Sebuah video mengenai cinta tak bersyarat, "People Helping People." Semoga video ini dapat membuka mata hati kita semua untuk mengetahui bahwa masih ada banyak pribadi di luar sana yang membutuhkan bantuan.



Di hari kasih sayang ini, marilah kita belajar untuk mengasihi sesama kita bukan karena kelebihannya, tapi karena mereka juga manusia seperti kita, insan-insan yang butuh kasih sayang. Kalau hanya orang-orang sempurna yang layak mendapatkan cinta, alangkah malangnya orang-orang yang cacad atau memiliki kekurangan. Mereka juga manusia, sama seperti kita. Mari berbagi cinta tidak hanya bagi mereka yang elok dipandang mata, tetapi juga bagi mereka yang memiliki kekurangan, karena mereka juga butuh untuk dicintai dan diterima...

Seperti Apa Harimu?

Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini, sangat bersemangat untuk melakukan banyak hal sebelum lonceng jam 12 malam berdentang. Tugas saya adalah untuk memilih hari seperti apa yang akan saya jalani hari ini.

Hari ini saya dapat mengeluh karena hujan yang menyebalkan atau saya dapat bersyukur karena rumput-rumput mendapat air secara gratis.

Hari ini saya dapat merasa sedih karena saya tidak memiliki uang atau justru saya dapat merasa senang bahwa kondisi keuangan saya mendorong saya untuk merencanakan pembelanjaan saya secara bijak dan menuntun saya untuk tidak melakukan pemborosan.

Hari ini saya dapat menggerutu mengenai kondisi kesehatan saya atau saya dapat bersukacita karena saya masih diberi kesempatan untuk hidup.

Hari ini saya dapat meratapi atas hal-hal yang tidak diberikan oleh orang tua saya ketika saya tumbuh dewasa atau saya dapat merasa bersyukur karena mereka memberikan saya kesempatan untuk dilahirkan.

Hari ini saya dapat menangis karena mawar-mawar memiliki duri atau saya dapat bergembira karena duri-duri itu memiliki mawar.

Hari ini saya dapat berduka karena kehilangan teman atau saya dapat merasa bersemangat untuk memulai suatu petualangan baru dalam menjalin hubungan pertemanan dengan lebih banyak orang lagi.

Hari ini saya dapat mengeluh karena saya harus pergi bekerja atau saya dapat berteriak kegirangan karena saya memiliki pekerjaan.

Hari ini saya dapat mengeluh karena saya harus pergi ke sekolah atau justru merasa bersemangat untuk membuka pikiran saya dan mengisinya dengan pengetahuan dan petualangan baru.

Hari ini saya dapat merasa jengkel karena saya harus membereskan rumah atau saya dapat merasa bersyukur karena memiliki tempat bernaung untuk pikiran, tubuh dan jiwa saya.

Hari ini membentang di hadapan saya, menunggu untuk dibentuk, dan inilah saya, sang pemahat yang bertugas untuk membentuknya.

Bagaimana hari ini akan berjalan adalah tergantung saya sendiri. Dan saya yang memutuskan hari seperti apa yang akan saya jalani.

Bagaimana Anda akan menjalani HARI INI?

Kamis, 28 Januari 2010

Kebahagiaan Adalah Sebuah Keputusan

Ada sebuah kisah mengenai seorang penjudi yang terjerat hutang sedemikian besar sehingga satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalahnya adalah dengan menikahi anak dari boss mafia yang buruk rupa. Sayangnya, sang penjudi telah menikah. Atas nama persahabatan sejati, seorang teman sang penjudi setuju untuk menikahi anak perempuan yang buruk itu agar dapat membantu sahabatnya. Pada malam pengantin mereka, ketika teman sang penjudi keluar dari kamar mandi untuk menemui istri barunya yang jelek itu, dia tidak menemuinya di sana. Sang wanita buruk itu telah berubah menjadi wanita cantik.

Tanpa sepengetahuan siapapun sebelumnya, sang istri menjelaskan bagaimana sebuah mantra telah diberikan kepadanya. Dia dikutuk untuk menjadi cantik selama dua belas jam dan buruk selama dua belas jam. Sekarang dia memberikan kesempatan kepada suami barunya untuk memilih dua belas jam mana yang akan dilalui dengan tampil cantik - sepanjang siang hari saat dia berada di tempat umum, atau pada malam hari saat mereka berdua.

Jawaban suaminya? "Lakukan apa yang membuatmu bahagia." Coba tebak, respon sang suami tersebut membebaskan perempuan itu dari mantra tersebut dan dia bisa tampil cantik selama dua puluh empat jam penuh dalam sehari.

Sebuah cerita yang bagus bukan? Jika saja kita mengetahui mengenai hal ini dari awal. Tidak perlu berusaha untuk menyenangkan masyarakat, keluarga, teman. Tidak ada perasaan sengsara akibat apa yang diharapkan orang lain dari kita. Lakukanlah hal-hal yang membuat Anda bahagia. Hal ini penting supaya dapat tetap sehat, untuk terus melakukan apa yang membuat kita bahagia. Daripada terjebak dalam situasi untuk membuat orang lain bahagia, kita perlu untuk mengijinkan diri kita sendiri untuk melakukan apa yang membuat kita bahagia.

Untuk sebagian orang, hal ini berarti tinggal di rumah dan membesarkan anak. Untuk sebagian lainnya, hal ini berarti memiliki karir. Beberapa akan memilih pernikahan dengan segala hal di dalamnya yang akan merubah kehidupan seseorang secara drastis; yang lainnya memilih untuk tetap sendiri. Hidup tidak dimaksudkan untuk menjadikan kita individu yang penurut. Hidup kita bukanlah suatu keharusan sebagai suatu hasil dari apa yang orang lain paksakan terhadap kita.

Hidup dimaksudkan untuk bahagia. Hidup dimaksudkan untuk dijalani sepenuh-penuhnya.

Lakukan apa yang membuat ANDA bahagia.

Dikutip dari sebuah artikel oleh Bernie Siegel, MD.

Apakah Anda bahagia? Apakah Anda telah sungguh-sungguh membuat suatu keputusan untuk menjadi bahagia dalam hidup Anda?

Apakah Anda gembira dalam menjalani hidup Anda setiap hari? Apakah Anda bahagia menjalani hidup Anda hari ini, saat ini juga?

Jika tidak, mengapa demikian?

Alangkah indahnya untuk bangun di pagi hari dengan penuh rasa syukur atas kesempatan untuk menjalani hidup yang luar biasa hari ini, dan kemudian keluar untuk menjalaninya.

Anda bisa memiliki dan mengalami itu semua, dan Anda dapat mulai memilikinya sekarang juga, mulai hari ini.

Saya menghabiskan bertahun-tahun masa hidup dewasa saya (belum lagi masa kanak-kanak pertumbuhan saya selama beberapa tahun) dengan mempercayai bahwa saya harus menjalani hidup sesuai dengan aturan seseorang. Saya terkunci dalam sebuah rumus dan pedoman yang memberi tuntutan kepada saya oleh lingkungan (orang tua, sekolah, pemerintah, gereja, dan lain sebagainya.) dimana saya dibesarkan.

Kira-kira intinya seperti ini : dapatkan pendidikan yang baik, dapatkan pekerjaan yang baik, bekerja keras dan tekun, berhemat dan simpan uangmu, tunda melakukan hal-hal yang kamu sukai, hindari mengambil resiko, dan jika kamu beruntung maka kamu akan menikmati hidup di usia senja.

Apakah ini samar- samar terdengar familiar?

Dalam kasus khusus saya, hal-hal ini berjalan dengan baik dan masuk akal. Saya pernah memiliki pendidikan yang baik, sebuah pekerjaan yang baik, mendapat gaji yang lumayan dan pernah mencapai sebuah tingkat kesuksesan dalam hidup saya. Atau setidaknya itu yang terlihat di luar.

Tetapi di dalam batin saya merasa sengsara. Saya terjebak dalam pergumulan untuk hidup dari hari ke hari - secara harafiah memilih untuk menjadikannya sebuah pergumulan tanpa pernah menyadari bahwa itulah yang sedang saya lakukan. Saya berjalan dalam tidur dengan kebosanan dari hari ke hari. Saat itu saya tahu bahwa saya tidak menjalani kehidupan yang saya impikan, kehidupan yang saya cintai.

Sampai suatu hari saya secara sederhana memutuskan bahwa ini adalah waktunya untuk berhenti. Saya memilih untuk bangun.

Akhirnya datang suatu hari ketika saya secara sederhana tidak dapat menanggungnya lagi dan saya membuat sebuah keputusan bahwa ini adalah waktunya untuk berhenti. Saya membuat keputusan untuk mengubah cara saya menjalani hidup dan melompat turun dari treadmill. Saya telah membuat keputusan untuk mengubah hidup saya. Saya telah mengambil keputusan untuk menjalani hidup sesuai dengan definisi saya.

Dampaknya sangat luar biasa. Ratusan kilo beban terangkat dari pundak saya. Saya merasa lega. Saya merasa hidup. Saya merasa terinspirasi. Saya mulai sungguh-sungguh menikmati hidup saya.

Dan sekarang saya menyarankan bahwa Anda dapat memulai hidup sebagaimana yang Anda inginkan - sebuah kehidupan yang Anda cintai - sekarang juga mulai hari ini.

Semua yang dibutuhkan hanyalah untuk Anda membuat keputusan tersebut.

Ya, saya tahu ini kedengarannya sederhana. Namun ini benar, dan di dalam hati Anda juga tahu bahwa ini benar.

Dengan sungguh-sungguh mengambil keputusan tersebut - sebuah keputusan tunggal, sebuah keputusan batiniah - segalanya berubah. Segalanya berubah karena cara pandang Anda berubah.

Bagi saya, keputusan saya mengarahkan saya kepada beberapa tindakan yang sangat eksplisit. Saya berhenti dari pekerjaan saya dan memutuskan untuk membangun usaha saya sendiri dan melakukan hal-hal yang saya sukai, dari rumah. Sejujurnya saya tidak punya bayangan bagaimana semua ini dapat berjalan dan bagaimana saya dapat mencukupi diri saya sendiri, hanya sebuah rasa percaya bahwa hal ini dapat terjadi. Bila melihat kembali ke belakang, Saya yakin sekali hal ini dapat terjadi.

Hal-hal baru dalam hidup saya telah berjalan secara indah. Langit tidaklah runtuh. Dunia tidak kiamat. Begitu banyak perubahan yang terjadi. Saya tidak lagi bergaul dengan orang yang dulu biasa ada di lingkungan kerja saya. Kegiatan saya lebih berfokus pada keluarga dan teman dibandingkan pekerjaan saya. Saya menjalani hidup yang jauh dari tekanan. Saya lebih bergembira. Saya bahagia setiap hari.

Bagaimana dengan Anda? Hal apa yang Anda cintai? Apa yang ingin Anda lakukan dalam hidup? Dapatkah Anda merasakan hal-hal ini memanggil batin Anda?

Jika Anda dapat merasakannya, mulailah mendengarkan dan mengikutinya. Ada satu hal yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya : tidak perlu bergumul dalam hidup Anda. Sesuatu menjadi nyata saat Anda mempercayainya. Ini adalah hukum dasar dari alam semesta, hukum daya tarik.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melepaskan pendapat bahwa Anda tidak berbeda dengan orang lain, atau pendapat bahwa Anda tidak diijinkan untuk menjalani hidup yang Anda inginkan. Lepaskan asumsi yang membuat Anda merasa anda tidak pantas mendapatkan keistimewaan ini. Berhenti me-marginal-kan diri Anda.

Anda berhak untuk bahagia dan menikmati hidup Anda. Ini adalah intisari dalam hidup - untuk mengalami kebahagiaan di dalamnya.

Memang, terkadang ide untuk mengikuti kebahagiaan dapat menjadi sangat menakutkan. Dan rasa takut itu mengarah kepada segala jenis emosi yang liar, namun itu adalah salah satu bagian dalam menjadi manusia. Satu hal yang perlu diingat, ketakutan ada di dalam pikiran Anda. Ini adalah apa yang Anda bayangkan mungkin terjadi. Emosi-emosi liar yang Anda rasakan sebagai ekspresi dari rasa takut Anda tidak mengubah diri Anda.

Dalam bukunya Conversations With God, Neale Donald Walsh mengatakan bahwa manusia memiliki tiga alat penciptaan. Mereka adalah pikiran, kata-kata, dan perbuatan. Adalah pikiran perkataan dan perbuatan Anda yang mendefinisikan diri Anda - karena mereka keseluruhan adalah cerminan diri Anda seutuhnya.

Sekarang muncul suatu pertanyaan baru, Anda ingin jadi siapa?

Carilah kebenaran di dalam diri Anda mengenai siapa yang Anda ingin jadi dan mulailah menjadi orang tersebut sekarang, hari ini juga. Hidupkan kembali gairah dan nikmati hidup Anda. Hal ini jauh lebih mudah dari yang Anda bayangkan. Anda akan terkejut bagaimana mudahnya untuk membuka hal-hal yang disebut "bagaimana", cukup dengan membiarkan insiprasi yang menuntun Anda.

Inspirasi tidak akan pernah menyesatkan Anda. Dengan berfokus pada apa dan siapa yang Anda inginkan, Anda akan terinsipirasi untuk memikirkan pikiran-pikiran baru, berkata-kata dengan kata-kata baru dan melakukan tindakan baru yang menjadikan semua itu menjadi suatu kenyataan. Demikianlah setiap hari Anda semakin mencintai kehidupan yang Anda jalani.

Ini adalah hal yang luar biasa. Ini adalah kebebasan.

Jadi sekarang adalah waktu Anda untuk mulai menjalani langkah dalam menjalani kehidupan yang Anda cintai. Mulailah merintis kehidupan yang Anda inginkan sekarang.

Mulailah dengan membuat sebuah keputusan untuk bahagia dengan hidup Anda sekarang. Mulailah hari ini...