Jumat, 26 Februari 2010

Kebutuhan Atau Kecanduan???

Hari ini saya menonton sebuah film fiksi berjudul Surrogates. Sebuah gambaran tentang kemajuan teknologi yang mempermudah hidup banyak orang, dan mengurangi banyak resiko dalam hidup ini. Dalam film ini dikisahkan tentang kehidupan manusia di masa depan dengan menggunakan teknologi terbaru memungkinkan untuk manusia dapat mengerjakan banyak hal dari dalam rumahnya.

Sang pengguna hanya perlu berbaring dan mengenakan sensor untuk mengendalikan sebuah boneka yang mirip dengan manusia dan melakukan kegiatannya sehari-hari. Sang boneka pun keluar beraktifitas, menggantikan sang manusia dalam melakukan banyak hal. Saat terjadi kecelakaan, yang mengalami musibah adalah sang boneka, bukan manusianya. Saat dirampok, sang pengguna boneka tersebut pun terhindar dari resiko luka ataupun terbunuh. Segala macam resiko ditanggung oleh boneka tersebut, sedangkan si manusia aman berbaring di dalam rumah. Selengkapnya mengenai kisah film tersebut, silahkan Anda tonton sendiri. Saya tidak mau merusak kesenangan Anda dengan membeberkan seluruh kisah film tersebut di blog ini :p

Kira-kira begitulah nantinya kehidupan manusia di masa mendatang, setidaknya itu yang digambarkan dalam film "Surrogates." Saat teknologi semakin maju, manusia dapat mengurangi resiko bencana  yang akan menimpa dirinya. Tidak hanya di film itu, saat ini hal tersebut juga mulai dapat dirasakan. Kemudahan berkomunikasi, video call, conference call, dan lain-lain banyak memudahkan hidup kita untuk bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain tanpa harus keluar rumah.

Mungkin film tersebut adalah sebuah contoh yang terlalu ekstrim, menggambarkan bagaimana sebuah boneka akan menggantikan seluruh kegiatan dalam hidup kita. Tetapi hal tersebut bukanlah tidak mungkin, melihat bagaimana perkembangan teknologi sekarang yang sedemikian pesat. Memang teknologi adalah hal yang baik, bahkan hal-hal seperti inipun juga bermanfaat, seperti memungkinkan penyandang cacat untuk dapat hidup normal dengan organ buatan yang dapat dikendalikan sepenuhnya, dan bagi para pekerja konstruksi atau pekerjaan apapun yang mengandung resiko tinggi sehingga kehilangan nyawa dapat dihindarkan.

Namun bagi saya apapun yang dilakukan dengan "terlalu" tidak pernah berdampak baik. Saat manusia mulai mengandalkan teknologi dalam menjalani hidupnya, segalanya akan menjadi lebih mudah. Namun saat manusia mulai "terlalu" mengandalkan teknologi dalam hidup, sesuatu yang pada awalnya adalah kebutuhan berubah menjadi kecanduan. Sama seperti kita sekarang ini. Berapa banyak dari kita yang mulai kecanduan, dan merasa tak berdaya saat kita tidak menggunakan teknologi? Berapa banyak dari kita yang mulai panik saat kita lupa dan tidak membawa ponsel? Berapa banyak dari kita yang saat listrik mati mulai merasa gelisah? Berapa banyak dari kita saat komputer kita rusak kita merasa bingung karena tidak dapat bekerja? Saya pun pernah mengalami hal seperti itu, merasa tidak lengkap saat tidak membawa ponsel, merasa haus informasi saat internet saya mati, dan lain sebagainya. Beruntung saya menonton film ini, menyadarkan saya tentang bagaimana manusia dapat merasakan kecanduan terhadap hal yang disebut dengan "teknologi."

Disinilah saya menyadari, bahwa teknologi yang demikian maju memang baik untuk hidup saya, tetapi teknologi tersebut hanyalah alat bantu. Saya sendirilah yang harus menyelesaikan segala sesuatunya saat teknologi tersebut gagal untuk membantu saya. Sebagai manusia saya diciptakan dengan segala macam kemampuan untuk menyelesaikan berbagai macam tugas, dengan ataupun "tanpa" bantuan teknologi. Jangan membuat hal berbalik 180 derajat, sebuah teknologi yang harusnya menjadi budak kita, bukan kita yang menjadi budak teknologi...

Senin, 22 Februari 2010

Kepingan Puzzle

Dia orangnya begitu, saya orangnya begini. Dia pelit, saya royal. Dia baik hati, saya tidak baik hati. Dia supel, saya sulit bergaul, Dia hemat, saya boros. Dia mandiri, saya bergantung pada orang. Dia tegas, saya plin plan. Dia jenaka, saya serius. Dia pandai melihat peluang, saya sering melewatkan peluang. Dia pendiam, saya bawel. Dan lain sebagainya. Tapi mengapa saya masih bergaul dengannya? Dan mungkin dia pun bertanya mengapa dia bergaul dengan saya? Begitu banyak ketidak cocokan dalam sifat dan karakter kami masing-masing.

Mungkin pertanyaan seperti itu sering terbersit di pikiran kita. Sering kali kita bersosialisasi dengan orang yang jauh berbeda dengan kita. Sifat yang bertolak belakang, namun "get along" baik-baik saja, bahkan sampai bertahun-tahun lamanya. Mungkin bukan hanya sekedar kenal, tapi teman, bahkan menjadi sahabat terlebih lagi menjadi pasangan hidup tempat berbagi suka dan duka.

Suatu pertanyaan besar yang sempat mengisi hati saya mengenai hal ini, mengapa orang dengan berbagai sifat yang tidak cocok bisa menjadi sahabat, bahkan tidak jarang menjadi pasangan hidup. Dan mereka bahagia dengan hal itu. Begitu banyak ketidak cocokan, tetapi mereka tetap bertahan menjadi orang-orang yang dekat di hati. Berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan sepanjang hidup mereka. Sampai saya tiba di sebuah pemikiran yang membuka mata hati saya.

Bayangkan ini. Seperti apa dunia ini saat Anda keluar dari rumah, dan melihat semua orang seperti Anda. Tabiat, perilaku, karakter, sifat, bahkan sampai ke penampilan fisik yang identik dengan Anda. Mungkin pada awalnya Anda akan merasa nyaman, karena Anda berpikir mereka tentu mengerti Anda sebab mereka sama dengan Anda. Tapi apakah tidak membosankan, setiap hari bertemu sosok yang identik dengan diri Anda sendiri, tanpa mengetahui begitu banyak karakter-karakter lain yang dapat di eksplorasi?

Inilah realita kehidupan di dunia ini. Saat Anda merasa sedih dan terluka, seseorang dengan karakter yang riang dan ceria akan mampu mengobati rasa pedih di hati Anda. Saat Anda berperilaku boros dalam keuangan Anda memiliki seseorang yang mengingatkan untuk berhemat. Saat Anda terdiam dan merasa hening dan hampa selalu ada seseorang yang begitu gemar berbicara berbagi hal-hal menarik untuk dipikirkan dan direnungkan. Saat Anda hampir melewatkan peluang besar dalam hidup, selalu ada orang yang mengingatkan dan mendorong Anda untuk mengambil langkah ekstrim untuk mengambil peluang tersebut. Saat Anda merasa pesimis akan selalu ada orang yang memberikan rasa nyaman dan optimisme di hati Anda untuk bangkit kembali menghadapi masalah Anda. Dan lain sebagainya.

Kita semua diciptakan berbeda. Bahkan sepasang anak kembar yang identik pun memiliki karakter yang berbeda. Tidak ada manusia yang sama persis satu pun di dunia ini. Semua memiliki ciri dan karakternya masing-masing, diciptakan sesuai dengan perannya masing-masing di dunia ini.

Bagaikan susunan puzzle yang berbeda setiap kepingnya, masing-masing keping memiliki peranannya sendiri untuk melengkapi rangkaian puzzle tersebut menjadi suatu karya yang indah. Anda dan saya adalah sebuah kepingan puzzle yang memiliki tugas untuk menjadi bagian dari mahakarya yang indah dalam hidup ini. Perbedaan individu bukanlah suatu kekurangan, melainkan suatu bentuk rangkaian kehidupan antar manusia yang unik, yang terkait satu sama lain. Yang jadi pertanyaan, apakah kita mau menempatkan diri kita sebagai kepingan puzzle di tempat dimana seharusnya kita berada, dan terkait satu sama lainnya dengan puzzle-puzzle lainnya yang berbeda dengan kita?

Perbedaan akan selalu ada dalam hiidup ini, dan kehadiran kita bukanlah tanpa arti. You can make a difference. Apalah artinya sebuah puzzle yang sempurna, namun memiliki sebuah lubang kecil karena kita tidak mau ikut berperan sebagai kepingan puzzle yang melengkapi rangkaian puzzle-puzzle tersebut.

Sampai detik ini pun saya masih belajar, belajar untuk menerima orang dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Menjadi pribadi yang semakin hari semakin bijak, menjadi pribadi yang lebih dapat bertoleransi dengan segala keadaan di lingkungan yang ada. Marilah kita belajar untuk memahami peranan kita, sebesar apapun perbedaan yang ada di sekitar kita...

Pahamilah bahwa kita pribadi yang unik, dan kita adalah spesial. Sebab tanpa kita, dunia ini tidak akan lengkap. Be yourself, and try to accept people as they are, because we are connected one another. GBU all...

Minggu, 14 Februari 2010

Cinta Tak Bersyarat....

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang prajurit yang akhirnya pulang setelah selesai bertugas di Vietnam. Sang prajurit menelpon kedua orang tuanya dari San Fransisco. "Ayah dan Ibu, saya akan segera pulang, tapi saya punya sebuah permintaan. Saya mau mengajak seorang teman bersama-sama dengan saya." "Tentu saja boleh," jawab mereka, "Kami sangat senang untuk bertemu dengannya." "Tapi sebelumnya ada suatu hal yang perlu kalian ketahui," lanjut sang anak, "Dia kehilangan sebuah tangan dan sebuah kakinya. Dia tidak memiliki tempat untuk pergi dan saya ingin dia untuk tinggal bersama-sama dengan kita." "Kami sangat menyesal mendengar hal itu, nak. Mungkin kita dapat membantunya untuk menemukan tempat di mana dia dapat tinggal." "Tidak, Ayah dan Ibu. Saya mau dia tinggal bersama-sama dengan kita." "Anakku," kata sang ayah, "Kau tidak tahu apa yang kau minta. Seseorang dengan kondisi cacad seperti itu akan menjadi beban yang sangat berat bagi kita semua. Kita memiliki kehidupan kita masing-masing, dan kita tidak dapat hal-hal seperti ini mengganggu kehidupan kita. Menurut kami kau sebaiknya pulang dan lupakan mengenai orang ini. Dia akan menemukan jalan untuk hidup mandiri."

Seketika itu juga, sang anak memutuskan telepon. Kedua orang tua itu tidak pernah mendengar lagi kabar tentang anaknya. Namun beberapa hari kemudian, mereka menerima telepon dari kepolisian San Fransisco. Mereka mendapat kabar bahwa anak mereka telah meninggal setelah terjatuh dari atap sebuah gedung. Pihak kepolisian meyakini bahwa kejadian ini adalah bunuh diri. Kedua orang tua yang berduka itu terbang ke San Fransisco dan diantar ke kamar mayat untuk mengidentifikasi tubuh sang anak. Mereka mengenalinya, tetapi hal yang lebih mengejutkan bagi mereka adalah ketika mereka mengetahui suatu hal yang tidak pernah mereka tahu. Anak mereka hanya memiliki satu kaki dan satu tangan.

Orang tua dari anak di dalam kisah ini mirip dengan banyak dari kita. Kita merasa mudah untuk mencintai dan menyukai orang yang tampan/cantik atau menyenangkan, tetapi kita tidak menyukai pribadi yang membuat kita tidak nyaman atau membuat kita tidak merasa senang. Kita memilih untuk menjauh dari orang-orang yang tidak sesehat, secantik/setampan, atau sepandai kita. Namun untungnya masih ada orang-orang yang tidak memperlakukan kita seperti itu. Seseorang yang mencintai kita dengan cinta tak bersyarat yang selalu menyambut kita ke dalam keluarga mereka, tidak peduli seberapa kacau balaunya diri kita.

Sebuah video mengenai cinta tak bersyarat, "People Helping People." Semoga video ini dapat membuka mata hati kita semua untuk mengetahui bahwa masih ada banyak pribadi di luar sana yang membutuhkan bantuan.



Di hari kasih sayang ini, marilah kita belajar untuk mengasihi sesama kita bukan karena kelebihannya, tapi karena mereka juga manusia seperti kita, insan-insan yang butuh kasih sayang. Kalau hanya orang-orang sempurna yang layak mendapatkan cinta, alangkah malangnya orang-orang yang cacad atau memiliki kekurangan. Mereka juga manusia, sama seperti kita. Mari berbagi cinta tidak hanya bagi mereka yang elok dipandang mata, tetapi juga bagi mereka yang memiliki kekurangan, karena mereka juga butuh untuk dicintai dan diterima...

Seperti Apa Harimu?

Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini, sangat bersemangat untuk melakukan banyak hal sebelum lonceng jam 12 malam berdentang. Tugas saya adalah untuk memilih hari seperti apa yang akan saya jalani hari ini.

Hari ini saya dapat mengeluh karena hujan yang menyebalkan atau saya dapat bersyukur karena rumput-rumput mendapat air secara gratis.

Hari ini saya dapat merasa sedih karena saya tidak memiliki uang atau justru saya dapat merasa senang bahwa kondisi keuangan saya mendorong saya untuk merencanakan pembelanjaan saya secara bijak dan menuntun saya untuk tidak melakukan pemborosan.

Hari ini saya dapat menggerutu mengenai kondisi kesehatan saya atau saya dapat bersukacita karena saya masih diberi kesempatan untuk hidup.

Hari ini saya dapat meratapi atas hal-hal yang tidak diberikan oleh orang tua saya ketika saya tumbuh dewasa atau saya dapat merasa bersyukur karena mereka memberikan saya kesempatan untuk dilahirkan.

Hari ini saya dapat menangis karena mawar-mawar memiliki duri atau saya dapat bergembira karena duri-duri itu memiliki mawar.

Hari ini saya dapat berduka karena kehilangan teman atau saya dapat merasa bersemangat untuk memulai suatu petualangan baru dalam menjalin hubungan pertemanan dengan lebih banyak orang lagi.

Hari ini saya dapat mengeluh karena saya harus pergi bekerja atau saya dapat berteriak kegirangan karena saya memiliki pekerjaan.

Hari ini saya dapat mengeluh karena saya harus pergi ke sekolah atau justru merasa bersemangat untuk membuka pikiran saya dan mengisinya dengan pengetahuan dan petualangan baru.

Hari ini saya dapat merasa jengkel karena saya harus membereskan rumah atau saya dapat merasa bersyukur karena memiliki tempat bernaung untuk pikiran, tubuh dan jiwa saya.

Hari ini membentang di hadapan saya, menunggu untuk dibentuk, dan inilah saya, sang pemahat yang bertugas untuk membentuknya.

Bagaimana hari ini akan berjalan adalah tergantung saya sendiri. Dan saya yang memutuskan hari seperti apa yang akan saya jalani.

Bagaimana Anda akan menjalani HARI INI?