Rabu, 30 Desember 2009

Kita Butuh Keluarga...

Saya sekarang berusia 16 tahun. Satu hal yang perlu Anda ketahui adalah bahwa Ibu kami meninggalkan kami ayah dan anak-anaknya 6 tahun yang lalu. Saya mulai melarikan diri ketika ayah saya meninggalkan negeri supaya dia bisa bersama seorang perempuan yang berusia 21 - sedangkan dia berusia 42 tahun. Dia meninggalkan kami pada kakek dan nenek. Dia bilang dia tidak akan pergi lama, hanya sebulan atau dua bulan saja.

Saya begitu marah ketika saya harus kehilangan orang tua lagi yang membuat saya memulai membolos sekolah, dan kabur bersama sahabat saya yang juga mempunyai banyak masalah pada saat itu. Saya merasa begitu terbakar oleh kemarahan terhadap keluarga saya sehingga saya tidak berpikir bagaimana hal ini akan mempengaruhi adik-adik saya.

Ketika saya di jalanan, saya dan sahabat saya tinggal berpindah-pindah dari teman ke teman lainnya, dan suatu hari kami tidak memiliki tempat untuk didatangi. Jadi kami berkeliling sepanjang malam tanpa sepatu dan pakaian kering karena basah akibat hujan. Keesokan harinya kami harus menyerahkan diri ke kantor polisi karena kami sakit akibat basah dan kedinginan, padahal kami baru saja kabur selama satu minggu. Kemudian saya ditahan di pusat kenakalan remaja selama 2 hari sampai bibi saya datang dan mengeluarkan saya.

Dua minggu kemudian saya melarikan diri lagi dengan sahabat saya pada ulang tahun saya yang ke-16 dan esok harinya tertangkap kembali. Saya ditahan selama 3 hari dan ketika saya keluar mereka menjadikan saya sebagai tahanan rumah, dan saya masih menjalaninya sampai hari ini.
Apa yang ingin saya sampaikan di sini adalah - kehidupan di luar sana sangatlah keras. Anda butuh uang dan tempat berteduh. Sungguh pengorbanan yang sangat mahal untuk melarikan diri dari keluarga. Walaupun Anda tidak bahagia dengan keluarga Anda, Anda tetap membutuhkan mereka, tidak peduli apakah Anda membenci ataupun mencintai mereka.

Disadur dari Runaway Lives : Personal Stories and Reflections by Runaways and Their Families.

Ada kalanya orang-orang di sekeliling kita terasa begitu menyebalkan, sehingga kita ingin melarikan diri dan menjauh dari mereka. Kadang saat bersama mereka yang muncul dalam perbincangan hanyalah perdebatan dan pertengkaran, sehingga lebih baik bagi kita untuk menjaga jarak dan membuat batas maya dengan mereka. Kita begitu jenuh dengan suasana seperti itu, bosan dengan nasihat dan petuah juga kadang kita merasa tersinggung dengan perkataan atau perbuatan mereka. Saat-saat seperti itu kita merasa solusi terbaik hanyalah melarikan diri, menjauh dari mereka sejauh-jauhnya, dan lepas dari segala kendali dan pengaruh mereka dalam kehidupan kita. Seakan-akan pelarian adalah satu-satunya jawaban untuk dapat memadamkan segala macam perasaan yang mengganggu di dalam hati kita.

Mungkin itu yang sedang Anda alami, seperti yang pernah saya alami dulu. Seringkali saya merasa menyendiri adalah pilihan terbaik dalam hidup ini. Semakin saya menjauh, semakin nyaman perasaan hati saya. Semakin lama saya tidak bersama mereka, semakin kecil kemungkinan hati dan perasaan saya terluka. Bahkan saya pernah sampai ke suatu titik dimana saya merasa tidak membutuhkan siapa-siapa, karena berhubungan dengan orang lain hanya berarti satu buat saya : rasa sakit.

Hidup terus berlangsung di dalam kesendirian, sampai saya sampai ke suatu titik dimana saya menyadari bahwa hidup ini penuh dengan rasa sakit, dan luka ini adalah proses bagi kita untuk menjadi lebih baik. "Pain is what keep me growing," sebuah frase yang sering kali digunakan oleh seorang teman saya. Memang tidak mungkin bagi kita untuk menyenangkan semua orang dan berdamai dengan semua orang karena hal itu adalah hal yang mustahil. Tapi hal itu bukanlah alasan bagi kita untuk menjauh dan menyendiri.

Adalah hak Anda untuk menjauh dari orang-orang yang menyebalkan. Saya pun memilih demikian, menjauh dari orang-orang yang membuat saya terluka dan sakit hati, menghapus mereka dari lembar kehidupan saya. Tapi lain halnya dengan keluarga kita. Bagaimanapun luka yang mereka timbulkan, tetap mereka adalah keluarga kita. "Darah lebih kental daripada air," ikatan batin antar anggota keluarga sangat erat, bahkan untuk diputuskan oleh rasa sakit hati sekalipun. Kita butuh keluarga, kita butuh mereka. Sebuah tempat yang disebut "rumah" dimana saat kita masuk ke dalamnya kita merasa aman dan nyaman setelah seharian menghadapi dunia yang kejam di luar sana. Sebuah tempat yang bisa memberikan rasa hangat saat hati ini mulai dingin melihat dunia yang egois. Sebuah tempat yang mampu meneduhkan hati saat perasaan ini sedang marah akibat perbuatan-perbuatan jahat orang-orang di luar sana. Sebuah tempat peristirahatan, tempat untuk menanggalkan beban-beban di hati dan tidur dengan nyenyak.

Begitulah akhirnya saya membutuhkan keluarga saya. Saat saya belum menikah, saya butuh kedua orang tua dan saudara-saudara saya. Nanti setelah menikah saya pun tetap membutuhkan mereka, bahkan saya memiliki pasangan untuk berbagi segala beban, juga orang tua (baca : mertua) dan saudara (baca : ipar) baru, dan nantinya anak-anak sebagai tempat curahan kasih. Saat seluruh dunia berpaling menentang Anda, keluarga lah yang akan menjadi tempat Anda bernaung. Percaya atau tidak, kita butuh keluarga kita, sebagaimana mereka membutuhkan kita...

You don't choose your family. They are God's gift to you, as you are to them.
- Desmond Tutu -

Sabtu, 26 Desember 2009

Hanya Masalah Cara Pandang...

Andrew Jackson lahir pada 15 Maret 1767 di daerah Lancaster, California Selatan. Sebagai seorang anak kecil dia hanya bisa menikmati pendidikan secara sporadis di sekolah-sekolah dusun yang terpencil, dan pada usia tiga belas tahun, Jackson bergabung sebagai kurir pada Perang Revolusi. Pada masa Revolusi Amerika, Andrew dan adiknya Robert tertangkap oleh pasukan Inggris, dan hampir mati kelaparan. Saat menjadi tawanan, Andrew membangkang ketika diperintahkan untuk membersihkan sepatu seorang perwira Inggris, yang berakibat goresan luka pada muka dan tangan kirinya akibat sabetan pedang perwira tersebut. Andrew dan Robert juga terkena cacar saat ditawan, dan Robert meninggal beberapa hari setelah mereka berdua dilepaskan. Insiden-insiden ini mengakibatkan kebencian abadi terhadap Kerajaan Inggris. Jackson telah menjadi presiden terakhir yang menduduki masa jabatan selama Perang Revolusi, dan satu-satunya presiden yang pernah menjadi seorang tawanan perang.

Pada 1787, Andrew telah tinggal di negara bagian Tennessee. Jackson telah menjadi seorang pengacara ternama, dan akan dicalonkan sebagai anggota kongres pertama ketika Tennessee resmi menjadi sebuah negara bagian di tahun 1796. Jackson dilantik oleh Senat Amerika Serikat pada tahun 1797, dan mengundurkan diri pada tahun 1798, dan kemudian dia menempati sebuah kursi di pengadilan tinggi negara. Jackson juga melayani sebagai kolonel milisi negara, dan selama perang di tahun 1812, angkatan militer Jackson mengalahkan "The Red Stick Creeks" pada perang "Horseshoe Bend" di Alabama pada 27 Maret 1814. Karir militer Jackson menanjak pesat, dan mencapai puncaknya pada Perang New Orleans, yang diperangkan pada 8 Januari 1815. Pada perang ini, Jackson memimpin pasukan sebesar enam ribu personil melawan armada Inggris yang berisi dua belas ribu personil, dan mengalahkan mereka dengan mudah. Jackson dijuluki "Old Hickory," mengingat ketangguhannya yang legendaris.

Ini hanyalah sebuah kisah dari ribuan kisah-kisah lainnya yang luar biasa tentang seorang anak kecil yang serba kekurangan, tertindas, bertahan, dan akhirnya bersinar bagaikan sebuah berlian yang belum diasah, perlahan-lahan mulai menunjukkan kilaunya saat diproses menjadi batu mulia. Kita tidak bisa memilih dimana kita dilahirkan. Kita sama sekali tidak memiliki kendali terhadap apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Mengapa saya harus dilahirkan tidak sempurna? Mengapa saya harus lahir di keluarga yang miskin? Mengapa kedua orang tua saya harus berpisah? Mengapa begitu banyak orang yang kejam dan jahat di sekeliling saya? Mengapa saya tidak memiliki bakat yang luar biasa seperti orang lain? Mengapa saya tidak memiliki kesempatan untuk mengecap pendidikan yang layak? Mengapa fisik saya tidak secantik atau setampan orang lain? Mengapa saya harus mengalami kegagalan dalam percintaan dan rumah tangga? Mengapa saya terus menderita? Dan berbagai "mengapa-mengapa" lainnya akan berlanjut tidak berujung jika kita mau memikirkan betapa nestapanya hidup ini.

Semua orang dilahirkan unik, untuk tujuannya masing-masing. Seorang Nick Vujicic (baca kisah lengkapnya) yang lahir tanpa tangan dan kaki melewati proses yang berat dan menjadi bukti bahwa kebahagiaan bukan datang dari keadaan lahiriah. Seorang Marion Luna Brem (baca kisah lengkapnya) yang mengidap kanker dan divonis mati, terus berjuang menjalani hidup dan tetap hidup sampai detik blog ini dibuat, bahkan dia sekarang sangat sukses sebagai seorang pengusaha wanita. Sepasang ayah dan anak Dick dan Rick Hoyt (baca kisah lengkapnya) yang sangat membara semangatnya dalam menembus rintangan, walaupun si anak lumpuh total dan semua orang menertawakannya saat mereka hendak ikut dalam perlombaan atletik. Dan masih banyak lagi kisah-kisah hidup pribadi-pribadi yang kurang beruntung tapi pada akhirnya menjadi berkat dan inspirasi bagi orang lain.

Apakah kita bisa menjadi seperti mereka? Kalau mau direnungkan lagi, kita memiliki banyak kelebihan dibanding mereka. Kita masih memiliki tangan dan kaki, tidak seperti Nick Vujicic yang benar-benar tanpa tungkai. Kita masih sehat walafiat, dibanding Marion Luna Brem yang mengidap kanker dan divonis mati dalam beberapa tahun. Kita memiliki keluarga yang sehat, yang dengan mudah saling menolong satu sama lain, tidak seperti Dick dan Rick Hoyt yang mengorbankan banyak hal untuk dapat saling membantu. Mengapa kita tidak bisa seperti mereka, menjadi orang yang luar biasa dan bersinar di tengah-tengah keriuhan dunia ini? Ada beberapa hal yang membedakan kita dengan mereka. Yang pertama, Rasa Syukur. Mereka mensyukuri keadaan yang ada, dan berusaha untuk mencari solusi masalahnya dengan lapang dada. Sebaliknya kita, bukannya memikirkan solusi, justru kita malah menghabiskan waktu untuk menggerutu dan mengeluh. Yang kedua, Keteguhan Hati. Saat mereka dihadapkan dengan situasi yang sebegitu sulitnya, mereka tidak menyerah dan berujung pada depresi dan bunuh diri. Mereka terus berusaha, berusaha, dan berusaha. Tidak terhitung jatuh bangun yang dialami oleh mereka, tapi mereka tetap bertahan. Apakah kita sudah memiliki mental Keteguhan Hati seperti mereka? Apakah justru saat mengalami situasi sulit kita memilih untuk melarikan diri daripada menghadapinya?

"Oke, oke, mudah bicara sulit melakukannya. Bagaimana caranya saya harus bersyukur dan tegar dalam menghadapi hal yang sedemikian buruknya?" mungkin saja Anda bertanya seperti itu. Kunci dari semua ini adalah CARA PANDANG. Apapun keadaannya, semua bisa menjadi lebih baik hanya dengan mengubah cara Anda memandang. Apakah Anda memandang situasi dan keadaan yang sulit sebagai suatu tekanan, ataukah justru suatu tantangan? Sebagai sebuah tekanan, tentu saja Anda akan merasa dongkol dan menjalaninya dengan setengah hati. Tapi sebagai suatu tantangan, masalah apapun akan bisa dihadapi dengan lapang dada dan keteguhan hati, sebab kita berfokus bukan pada keadaan sekarang, tapi pada keadaan di masa depan. Sebuah VISI, menjadikan apapun situasi kita saat ini, baik atau buruk, sebagai pijakan ke arah depan yang lebih baik....


“Keep your dreams alive. Understand to achieve anything requires faith and belief in yourself, vision, hard work, determination, and dedication. Remember all things are possible for those who believe.” 
- Gail Devers -

Jumat, 25 Desember 2009

Sebuah Kisah Natal...

Saya sedang bergegas menuju sebuah department store untuk membeli kado Natal di saat-saat terakhir. Saat melihat antrian saya pun mulai menggerutu. Saya akan menghabiskan waktu yang banyak di sini sedangkan saya masih harus melakukan banyak hal. Natal pun mulai terasa sangat merepotkan. Saya agak berharap kalau saja saya bisa tidur sepanjang liburan Natal. Tapi saya memaksa diri untuk bergegas sebisa mungkin menerobos sedemikian banyak orang di bagian mainan anak-anak. Sekali lagi saya sedikit menggerutu pada diri saya sendiri saat melihat harga mainan-mainan itu. Dan saya kuatir apakah cucu-cucu saya suka dengan mainan-mainan itu.

Saya pun berakhir di lorong boneka. Di sebuah pojok pandangan saya tertuju pada seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun yang sedang menggendong sebuah boneka cantik. Dia terus mengelus rambutnya dan menggendongnya dengan lembut. Saya tidak dapat menahan diri saya dan terus melihat anak laki-laki itu sambil diliputi rasa penasaran boneka itu diperuntukkan kepada siapa. Saya melihatnya berpaling ke arah seorang wanita dan dia memanggilnya bibi dan berkata, "Apakah bibi yakin saya tidak mempunyai cukup uang?" Sang bibi menjawab dengan sedikit kesal, "Kau tahu bahwa kau tidak mempunyai cukup uang untuk membeli boneka itu." Sang bibi pun memberitahu anak tersebut untuk tidak pergi kemana-mana karena dia harus mencari beberapa barang lainnya dan akan kembali dalam beberapa menit. Kemudian dia meninggalkan lorong itu dan anak tersebut melanjutkan acaranya menggendong boneka itu.

Sesaat kemudian saya bertanya kepada anak itu boneka itu diperuntukkan untuk siapa. Dia berkata, "Ini adalah boneka yang sangat diinginkan oleh adik saya untuk Natal. Dia yakin sekali bahwa Santa akan memberikan boneka ini kepadanya." Saya berkata kepada anak itu bahwa mungkin saja Santa akan memberikannya. Dia berkata "Tidak, Santa tidak dapat pergi ke tempat dimana adik saya berada... Saya harus menitipkan boneka ini kepada ibu untuk dapat diberikan kepada adik saya." Saya pun bertanya kepadanya dimana adiknya berada.

Dia melihat saya dengan pandangan penuh duka dan berkata "Dia telah pergi ke tempat Yesus. Ayah saya berkata ibu saya juga akan segera pergi menyusul dia." Jantung saya serasa hampir berhenti berdetak. Kemudian sang anak melihat ke arah saya lagi dan berkata, "Saya bilang kepada ayah saya untuk memberi tahu ibu jangan pergi dahulu. Saya berkata kepadanya untuk memberitahu ibu agar menunggu saya sampai saya pulang dari department store." Kemudian dia bertanya kepada saya apakah saya ingin melihat gambar yang baru saja dibuatnya. Saya merespon dengan senang hati. Dia mengeluarkan sebuah gambar sederhana yang baru dibuatnya tadi di depan department store. Dia berkata "Saya mau ibu turut membawa ini dengannya supaya dia tidak akan pernah lupa dengan saya. Saya sangat mencintai ibu dan berharap dia tidak harus pergi. Tapi ayah berkata dia harus pergi agar bisa bersama adik saya."

Saya melihat anak laki-laki ini menundukkan kepala dan terdiam. Ketika dia tidak melihat ke arah saya, saya pun meraih dompet saya dan mengeluarkan beberapa lembar uang. Saya berkata kepada anak ini, "Bolehkah saya menghitung uangmu sekali lagi?" Dia menjadi sangat bersemangat, sambil menyodorkan uangnya kepada saya diapun berkata "Ya, boleh, dan saya yakin sekali ini cukup." Demikianlah saya menyelipkan uang saya di antara uang miliknya dan mulai menghitung, dan tentu saja jumlahnya cukup untuk membeli boneka tersebut. Dia berkata dengan lembut, "Terima kasih Yesus untuk memberikan saya uang yang cukup." Kemudian si anak berkata "Saya tadi baru saja meminta kepada Yesus untuk memberikan saya uang yang cukup untuk membeli boneka ini supaya ibu bisa membawanya bersama dia untuk diberikan kepada adik saya. Dan Dia mendengar doa saya. Tadinya saya mau meminta kepadaNya uang lebih untuk membeli boneka ini dan setangkai mawar putih untuk ibu, tapi saya tidak jadi memintaNya. Tapi Dia tahu isi hati saya dan memberi saya lebih dari cukup untuk membeli sebuah boneka dan setangkai mawar untuk ibu. Ibu saya sangat menyukai mawar putih."

Beberapa menit kemudian sang bibi kembali dan saya pun mendorong gerobak belanja saya pergi menjauh. Saya tidak dapat berhenti memikirkan anak laki-laki tadi saat saya selesai belanja dalam suasana hati yang sangat bertolak belakang pada saat saya mulai berbelanja. Dan saya juga terus teringat sebuah cerita yang saya lihat di surat kabar beberapa hari sebelumnya mengenai seorang pengemudi mabuk yang menabrak sebuah mobil membunuh seorang anak perempuan dan sang ibu dalam kondisi sangat memprihatinkan. Keluarga korban sedang memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan pengobatan terhadap sang ibu. Saya saat itu yakin bahwa anak laki-laki ini tidaklah berkaitan dengan cerita ini.

Dua hari kemudian saya membaca di surat kabar bahwa keluarga tersebut telah menghentikan segala upaya pengobatan dan pendukung kehidupan sehingga sang wanita muda itu telah meninggal. Saya tidak dapat melupakan anak laki-laki itu dan terus bertanya dalam hati apakah mereka saling berhubungan. Hari itu juga, saya tidak dapat menahan diri saya untuk pergi keluar membeli beberapa mawar putih dan membawanya ke rumah duka di mana wanita itu berada. Dan jenazahnya ada di sana sambil memegang sebuah mawar putih yang indah, sebuah boneka cantik, dan gambar dari anak laki-laki yang saya temui di department store.

Saya meninggalkan tempat itu dengan berlinang air mata, cara saya melihat kehidupan telah berubah semenjak saat itu. Cinta anak laki-laki itu terhadap adik dan ibunya sangat berlimpah ruah, dan dalam hitungan detik seorang pengemudi mabuk telah menghancurkan kehidupan anak laki-laki tersebut menjadi kepingan-kepingan yang tidak akan pernah dapat diperbaiki lagi.

"Kita menjalani hidup dengan apa yang kita peroleh; Kita menjadikan sesuatu terasa hidup dengan apa yang kita beri." Semoga di hari Natal ini kita bisa belajar memberi, walaupun hal kecil, akan sangat bermakna bagi orang yang menerimanya. Merry Christmas and Happy New Year, semoga semangat Natal terus ada di hati kita sepanjang tahun mendatang...

Selasa, 22 Desember 2009

Menjadi Seorang Ibu...

Setelah 21 tahun menikah, istri saya ingin agar saya mengajak wanita lain untuk pergi makan malam dan menonton bioskop. Katanya, "Aku mencintaimu, tapi aku tahu bahwa wanita lain ini juga mencintaimu, dan dia sangat berharap untuk menghabiskan sedikit waktu bersamamu."

Wanita lain yang disebut-sebut oleh istri saya tadi adalah IBU saya, yang telah menjanda selama 19 tahun, dan karena tuntutan pekerjaan dan keluarga dengan tiga anak membuat saya jarang sekali dapat mengunjunginya. Malam itu saya menghubunginya untuk mengundangnya pergi makan malam dan menonton bioskop.

"Ada apa nak, semua baik-baik saja?" tanyanya. Ibu saya adalah tipe wanita yang selalu kuatir dan menganggap sebuah panggilan di malam hari atau undangan mendadak sebagai suatu pertanda kabar buruk.

"Saya hanya berpikir bahwa alangkah menyenangkannya untuk menghabiskan waktu bersama ibu," jawab saya. "Hanya kita berdua saja." Dia termenung untuk sesaat, dan berkata, "Saya sungguh menyukai hal itu."

Jumat itu seusai kerja, saat saya mengemudi untuk menjemputnya, saya merasa sedikit gugup. Ketika saya tiba di rumahnya, saya merasakan bahwa dia juga sedikit gugup mengenai acara ini. Dia menunggu di depan pintu lengkap dengan mantelnya. Dia menata rambutnya dan mengenakan gaun yang dipakai pada acara ulang tahun perkawinan terakhirnya. Dia tersenyum bagaikan senyum seorang malaikat.

"Saya memberi tahu teman-teman saya bahwa saya akan menghabiskan waktu berdua dengan anak saya, dan mereka benar-benar terkesima," katanya, sambil masuk ke dalam mobil. "Mereka tidak sabar untuk mendengar cerita tentang kencan kita ini."

Kami pergi ke sebuah restoran, walaupun tidak elegan, tapi terasa sangat menyenangkan dan nyaman. Ibu saya menggandeng tangan saya serasa seorang wanita terhormat. Saat kami duduk, kami mulai melihat menu makanan. Matanya yang sudah tua hanya dapat membaca huruf-huruf yang dicetak besar. Belum selesai membaca menu makanan tersebut, saya melihat ibu saya yang sedang duduk sambil menatap saya. Sebuah senyum bernada nostalgia terbersit di bibirnya.

"Dulu biasanya aku yang membacakan menu ketika kau masih kecil," katanya.

"Berarti sekarang waktunya untuk ibu bersantai dan ijinkan saya membalas budi ibu," respon saya.

Sepanjang makan malam, kami bercengkrama dengan sangat menyenangkan - tidak ada sesuatu yang luar biasa, hanya sekedar mengetahui perkembangan dari kehidupan masing-masing. Kami terlarut dalam percakapan sedemikian asiknya sehingga kami lupa waktu dan terlambat untuk acara nonton di bioskop.

Saat tiba di rumahnya, dia berkata, "Aku akan pergi lagi denganmu, tapi jika kau ijinkan aku yang mengundangmu." Saya pun menyetujuinya.

"Bagaimana kencan makan malammu?" tanya istri saya ketika saya tiba di rumah.

"Sangat menyenangkan. Jauh diluar dugaan saya," jawab saya.

Beberapa hari kemudian ibu saya meninggal karena serangan jantung. Semuanya terjadi begitu cepat dan saya tidak sempat berbuat apa-apa. Beberapa waktu kemudian, saya menerima sebuah amplop berikut sebuah salinan kwitansi restoran dari tempat yang sama saat kami pergi makan malam. Sebuah catatan terlampir bertuliskan : "Aku telah membayar tagihan ini di muka. Aku tidak yakin kalau aku dapat hadir di sana, walaupun demikian, aku membayar untuk dua orang - satu untukmu dan yang lainnya untuk istrimu. Kau tidak tahu betapa berartinya makan malam kemarin untuk aku. Aku mencintaimu, anakku."

Seketika itu juga, saya mengerti betapa pentingnya untuk mengucapkan: "AKU MENCINTAIMU" dan untuk meluangkan waktu buat orang-orang yang kita kasihi. Tidak ada hal yang lebih penting daripada keluarga dalam kehidupan Anda. Berikan waktu yang mereka layak dapatkan, karena hal-hal seperti ini tidak dapat ditunda sampai "lain waktu."

BEBERAPA FAKTA MENGENAI HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN IBU

Sebagian orang berkata butuh waktu sekitar enam minggu untuk kembali normal setelah memiliki seorang bayi... berarti mereka tidak tahu ketika Anda menjadi seorang ibu, kata "normal" tinggal sejarah.

Sebagian orang berkata Anda akan belajar menjadi seorang ibu secara naluriah... berarti mereka tidak pernah mengajak seorang anak kecil berusia tiga tahun pergi berbelanja.

Sebagian orang berkata menjadi seorang ibu adalah membosankan... berarti mereka tidak pernah naik mobil yang dikendarai oleh anak remajanya yang baru saja memiliki ijin mengemudi.

Sebagian orang berkata jika Anda adalah seorang ibu yang "baik", anak Anda juga akan menjadi seorang anak yang "baik"... berarti mereka berpikir bahwa seorang anak lahir dilengkapi dengan buku petunjuk dan garansi.

Sebagian orang berkata ibu yang "baik" tidak pernah berteriak pada anaknya... berarti mereka tidak pernah melihat anaknya melempar sebuah bola golf ke arah jendela tetangganya.

Sebagian orang berkata Anda tidak perlu pendidikan untuk menjadi seorang ibu... berarti mereka tidak pernah membantu pelajaran matematika seorang anak kelas empat sekolah dasar.

Sebagian orang berkata Anda tidak dapat mencintai anak kelima sebesar cinta Anda terhadap anak pertama... berarti mereka tidak memiliki lima anak.

Sebagian orang berkata seorang ibu dapat menemukan semua jawaban dalam merawat anaknya... berarti mereka belum pernah merasakan memiliki seorang anak yang kuping atau hidungnya kemasukan kacang.

Sebagian orang berkata bagian terberat dalam menjadi seorang ibu adalah saat persalinan... berarti mereka tidak pernah melihat anak mereka naik bis jemputan pada hari pertama sekolah... ataukah jangan-jangan dia naik sebuah bis yang menuju pusat kota?

Sebagian orang berkata seorang ibu dapat melakukan pekerjaannya dengan mata tertutup dan satu tangan terikat di belakang... berarti mereka tidak pernah mengurus tujuh anak kecil berlarian kesana-kemari di dalam rumah.


Sebagian orang berkata seorang ibu dapat berhenti kuatir saat anaknya menikah... berarti mereka tidak tahu bahwa pernikahan berarti menambah seorang "anak" menantu pada seorang ibu.

Sebagian orang berkata bahwa pekerjaan seorang ibu selesai saat anak terakhirnya pergi meninggalkan rumah... berarti mereka tidak pernah memiliki cucu.

Sebagian orang berkata ibu Anda tahu bahwa Anda mencintainya, sehingga Anda tidak perlu mengatakan hal tersebut kepadanya... berarti mereka bukanlah seorang ibu.

SELAMAT HARI IBU... untuk semua Ibu, bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk setiap hari sepanjang tahun!

Kamis, 17 Desember 2009

Sibuk...

Pada suatu hari ada seorang penebang pohon yang sangat kuat meminta pekerjaan pada sebuah perkebunan, dan dia mendapatkannya. Bayaran yang diterimanya sangatlah bagus demikian pula dengan suasana kerjanya. Oleh karena itu, sang penebang pohon bertekad untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya.

Majikannya memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area yang harus dikerjakannya.

Hari pertama, sang penebang pohon membawa 18 pohon.

"Selamat," kata majikannya. "Lanjutkan ke arah sana!"

Sangat termotivasi oleh ucapan majikannya, sang penebang pohon berusaha lebih keras lagi keesokan harinya, namun dia hanya sanggup membawa 15 pohon. Pada hari ketiga bahkan dia mencoba lebih keras lagi, tapi dia hanya mampu membawa 10 pohon. Hari demi hari pohon yang dia bawa terus berkurang.

"Saya pasti telah kehilangan kekuatan saya," pikir sang penebang pohon. Dia pergi menghadap majikannya dan meminta maaf, sambil berkata bahwa dia sungguh-sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?" tanya si majikan.

"Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya.
Saya telah terlalu sibuk berusaha untuk menebang pohon..."

Kamis, 10 Desember 2009

Terlalu Sibuk Untuk Seorang Teman...

Suatu hari seorang guru meminta murid-muridnya untuk membuat sebuah daftar yang berisi nama-nama murid lainnya yang ada di dalam kelas pada selembar kertas. Kemudian dia menyuruh mereka untuk memikirkan hal-hal baik yang mereka lihat mengenai teman-teman sekelas mereka tersebut dan kemudian menuliskannya di kertas tersebut.

Tugas ini menghabiskan waktu satu semester untuk dapat diselesaikan oleh mereka, dan ketika saatnya tiba, tiap murid menyerahkan kertas yang ditugaskan tersebut. Hari Sabtu itu, sang guru menuliskan nama tiap murid pada lembaran kertas yang berbeda, dan mencantumkan apa yang telah dituliskan oleh murid lain hal-hal baik mengenai orang tersebut.

Pada hari Senin dia memberikan tiap murid kertas yang bertuliskan namanya. Tak lama berselang, seluruh kelas tersenyum. "Sungguh?" dia mendengar bisikan. "Saya tidak pernah tahu bahwa saya berarti untuk seseorang!" dan "Saya tidak tahu bahwa orang lain begitu menyukai diri saya" adalah sebagian besar komentar-komentar yang terlontar. Tidak ada seorangpun yang pernah membahas lagi mengenai tugas tersebut di kelas. Sang guru juga tidak tahu apakah mereka mendiskusikannya di luar kelas atau dengan orang tua mereka, tetapi hal itu tidak lagi menjadi masalah. Tugas itu telah mengenai sasarannya. Para murid telah menghargai murid-murid lainnya dan juga diri mereka sendiri.

Dan hidup pun berlanjut. Beberapa tahun berselang, salah seorang murid tersebut terbunuh di Vietnam dan sang guru datang menghadiri pemakaman murid istimewa tersebut. Dia tidak pernah melihat pemakaman ala militer sebelumnya. Muridnya terlihat begitu tampan, begitu dewasa. Gereja tempat acara berlangsung penuh dengan teman-temannya. Satu persatu orang yang mengasihinya berjalan memberi penghormatan terakhir di sisi peti matinya. Sang guru adalah orang terakhir yang memberikan penghormatan kepada murid tersebut. Saat dia berdiri di sana, salah seorang perwira yang berperan sebagai pengusung jenazah menghampirinya. "Apakah Anda guru matematika Mark?" tanyanya. Sang guru menjawab : "Ya." Kemudian perwira tersebut berkata : "Mark banyak bercerita tentang Anda."

Setelah pemakaman, sebagian besar bekas teman-teman sekelas Mark berkumpul bersama untuk ikut dalam perjamuan. Ibu dan ayah Mark juga hadir di sana, terlihat jelas sedang menunggu kesempatan untuk berbicara dengan gurunya. "Kami ingin menunjukkan Anda sesuatu," kata ayahnya, sambil mengeluarkan sebuah dompet dari kantungnya. "Mereka menemukan ini pada saat Mark terbunuh. Kami pikir Anda mungkin mengenalinya."

Sambil membuka dompet tersebut, dia dengan hati-hati mengambil selembar kertas tua yang dengan jelas telah direkatkan dengan isolasi, terlipat dan berulang kali terlipat. Sang guru saat itu juga tahu tanpa harus membaca isinya bahwa itu adalah secarik kertas berisi hal-hal baik yang dituliskan oleh teman-teman sekelas Mark.

"Terima kasih banyak untuk melakukan hal ini," kata ibunda Mark. "Seperti yang Anda lihat, Mark menyimpan dan memeliharanya baik-baik." Semua bekas teman-teman sekelas Mark mulai ikut berkerumun dan berkumpul. Charlie tersenyum dengan malu-malu dan berkata, "Saya masih memiliki daftar itu. Kertas itu ada di laci atas meja saya di rumah."

Istri Chuck berkata, "Chuck meminta saya untuk meletakkan kertas yang serupa pada album pernikahan kami." "Saya juga masih memilikinya," kata Marilyn. "Daftar tersebut masih terselip dalam buku harian saya." Kemudian Vicki, teman sekelas lainnya, merogoh kantongnya, mengeluarkan dompetnya dan menunjukkan kertas dengan daftar tersebut yang sudah lapuk dan kusam. "Saya selalu membawa kertas ini setiap saat," kata Vicki dan tanpa berkedip, dia melanjutkan : "Saya rasa semua dari kita menyimpan daftar kita masing-masing."

Seketika itu juga sang guru terduduk dan menangis. Dia menangis untuk Mark dan semua teman-temannya yang telah meninggal dan tak akan pernah bisa ditemuinya lagi. Kericuhan manusia dalam masyarakat begitu menyita perhatian sampai-sampai kita lupa bahwa hidup suatu saat akan berakhir. Dan kita tidak tahu kapan hari tersebut tiba. Jadi marilah, katakan kepada orang-orang yang Anda cintai dan kasihi, bahwa mereka sangat istimewa dan penting. Katakan kepada mereka, sebelum hal itu terlambat.

Dan salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah : Bagikan kisah ini kepada orang lain. Jika Anda tidak melakukannya, Anda telah melewatkan sebuah kesempatan yang mengagumkan untuk melakukan sesuatu yang baik dan indah bagi orang-orang di sekeliling Anda. Jika Anda membaca kisah ini, itu karena seseorang peduli dengan Anda dan itu berarti setidaknya ada satu orang yang Anda kasihi yang patut mendengar hal ini. Jika Anda "terlalu sibuk" untuk menyempatkan beberapa menit itu sekarang untuk membagikan kisah ini kepada orang lain, bukan tidak mungkin ini bukanlah PERTAMA KALINYA Anda tidak melakukan hal kecil yang bisa membuat perbedaan besar dalam hubungan Anda dengan orang-orang yang Anda kasihi.

Semakin banyak Anda berbagi kisah ini kepada orang lain, semakin jelas kasih Anda meraih orang-orang yang Anda kasihi. Ingatlah, Anda menuai apa yang Anda tabur. Apa yang Anda lakukan terhadap orang lain akan berpulang kembali kepada diri Anda sendiri.

You cannot do a kindness too soon, for you never know how soon it will be too late.
- Ralph Waldo Emerson -

Kamis, 03 Desember 2009

Jonathan Brown

Di kota Vanastorbil, tinggallah seorang yang sangat kaya bernama Jonathan Brown. Ia mempunyai banyak uang, tanah, rumah dan pabrik. Suatu saat ia berkata: "Segala yang aku miliki, akan menjadi milik Tuhan saat aku meninggal dunia." Kemudian ia membuat surat wasiat yang terinci.

Untuk sebuah gereja kecil di dekat rumahnya, ia merencanakan untuk membangunkan sebuah bangunan besar lengkap dengan menara yang tinggi. Untuk gembalanya, sebuah rumah baru dengan kamar yang luas dan nyaman. Sebuah perpustakaan di desa akan mendapat bagian pula. Ia teringat untuk membantu sebuah sekolah di mana anak-anak muda belajar dan mendalami pengetahuannya. Anak sahabatnya dipersiapkan untuk dikirim ke sekolah misi. Semua biaya akan ditanggungnya.

Ketika pendetanya menyarankan agar tuan Brown memberikan sebagian hartanya lebih dahulu, ia menggumam: "Aku akan menjadi miskin bila aku berikan hartaku sebelum aku meninggal."

Sang setan yang mendengar gumaman tuan Brown, nyeletuk: "Ahem, saya tahu bahwa orang ini akan berumur panjang." Kemudian sang setan ini melalukan semua penyakit dari tuan Brown. Pada usia enampuluh tahun, ia masih sangat sehat dan kuat. Umur tujuhpuluh tahun, ia terlihat tidak pernah loyo. Ketika umur delapan puluh, ia masih berjalan tegap bagaikan anak muda. Ketika usianya menginjak sembilanpuluh, keponakannya sempat berujar: "Kapankah dia akan mati?"

Akhirnya, meninggalah tuan Jonathan Brown ini pada usia seratusdua tahun. Semua kenalannya berkumpul dan pengacaranya membacakan surat wasiat. Tetapi tidak ada penerima waris yang ditemukan. Gereja kecil dekat rumahnya sudah tutup dan tidak terdengar lagi kebenaran diberitakan. Gembalanya sudah meninggal dalam kemiskinannya. Perpustakaan di desa sudah tidak ada lagi. Sekolah yang ingin dibantunya, sudah ditutup dengan meninggalkan banyak hutang. Sementara itu, anak yang akan dibiayai sekolahnya, tetap dalam kebodohannya, mempunyai tujuh orang anak dan duabelas cucu. Semuanya tidak lebih baik dari dirinya.

Kemudian, setiap kenalannya, mengambil sebagian hartanya. Pengacaranya bahkan lupa bahwa ia mendapatkan bayaran dua kali. Tidak ada sahabat. Tidak ada ratap tangis. Bahkan tidak ada seorang anak pun yang menunggu di sudut ruangan itu. Sementara itu, sang setan tersenyum dan berbalik mencari mangsa baru.

Saudaraku, biarlah kisah ini menjadi pelajaran buat kita semua. Apa yang ada pada kita hari ini adalah milik Tuhan. Apa yang bisa dilakukanlah hari ini, lakukanlah, karena mungkin besok sudah terlambat.

Sabtu, 28 November 2009

Unstoppable Women : Kisah Seorang Marion Luna Brem



Pada tahun 1984, Marion Luna Brem yang berusia 30 tahun sedang sekarat. Marion memiliki kanker di payudara dan rahim juga telah melalui dua kali operasi dalam 11 minggu - sebuah mastektomi dan histerektomi. Saat itu dia sedang mengalami penderitaan yang luar biasa dan efek mengerikan akibat kemoterapi. Melengkapi penderitaannya, penyakitnya telah mengambil rambutnya, tabungannya, dan juga suaminya. Suaminya pergi sambil berkata bahwa dia sudah tidak sanggup lagi untuk menghadapi tekanan. Marion ditinggalkan dengan dua anak laki-laki kecilnya dan tanpa memiliki apapun untuk menyokong mereka. Lebih parah lagi, diapun telah divonis hukuman mati : Dokter berkata padanya dia hanya memiliki 2 tahun untuk hidup, 5 jika dia benar-benar beruntung.

Pada suatu pagi bulan Mei yang panas di Texas, Marion terbaring di lantai kamar mandi yang dingin dengan pipinya menempel di lantai berusaha untuk tidak muntah - lagi. Meskipun dengan rasa sakit yang luar biasa dan rasa takut yang menguasainya, dia tahu bahwa dia tidak boleh hanya terus terbaring mengasihani dirinya. Dia harus fokus untuk merawat anak-anaknya, dan ini berarti menemukan sebuah pekerjaan. Tapi dia hampir tidak memiliki pengalaman dan pendidikan formal - bukan sebuah hal yang mudah untuk memulai karir. Ditambah lagi, dia adalah seorang perempuan - seorang perempuan Hispanic - yang menambah dua hal negatif mengenai dirinya dalam mencari pekerjaan. Marion hanya berpikir untuk bertahan hidup. Kata-kata kaya dan sukses bahkan tidak pernah terpikir olehnya.

Memutuskan Untuk Menjadi Berani 
Dimana harus memulainya? Susan, sahabat baik Marion, menyarankan dia untuk mencari pekerjaan di bagian penjualan, tapi Marion kuatir mengenai kurangnya pengalaman. Setelah berdiskusi dan melalui berbagai pertimbangan, Marion berpikir, "Kenapa tidak?"

Dari segala macam industri yang tersedia, Marion memilih bidang yang didominasi oleh kaum pria yakni penjualan mobil. Dia juga pernah melihat langsung bagaimana seorang salesman menghadapi pasangan dengan hanya berbicara kepada prianya saja dan hampir mengacuhkan si perempuan. Secara intuisi, dia tahu bahwa wanita adalah bagian penting dalam proses pengambilan keputusan dan merasa bahwa ini adalah suatu peluang. Statistik sekarang menunjukkan bahwa Marion benar. Ketika pasangan membeli sebuah mobil, si wanita memiliki pengaruh 80 persen dalam mengambil keputusan. Marion menyadari peluang ini, dan dia telah bertekad untuk mengambil peluang tersebut.

Dengan hanya bersenjatakan insting dan sebuah rambut palsu pirang, Marion menghampiri dealer pertama. "Pernahkah Anda berpikir untuk mempekerjakan seorang perempuan?" tanyanya. "Tidak!" adalah jawaban singkat yang diperolehnya. Dia mendengar respon yang sama dari 16 manajer penjualan lainnya di sekeliling kota. Namun Marion Brem tidak menyerah. Dia tidak boleh menyerah! "Saya pikir keberanian adalah sesuatu yang Anda putuskan," katanya. "Anda bangun di pagi hari dan memiliki janji dengan sang cermin untuk berkata, "Hari ini saya akan menjadi berani."

Tapi pendekatannya jelas-jelas tidak berhasil. Jadi pada percobaannya yang ke-17, dia mengubah nada bicaranya dan berkata, "Ini adalah hal yang dapat saya lakukan untuk Anda..." Setelah memberitahukan sang manajer mengenai sudut pandang pembeli mobil wanita, dia langsung dipekerjakan saat itu juga! Karir Marion Luna Brem dalam penjualan mobil telah dimulai.

Dari Seorang Sales Pemula Menjadi Seorang Manajer
Awalnya semua rekan kerjanya yang semuanya pria menyambut kedatangannya. "Hal ini berlangsung sampai saya mulai berkompetisi dengan mereka, mengalahkan mereka, dan disitulah saya mulai merasakan perbedaan sikap mereka," ingat Marion. "Tapi ketika mereka melihat Anda tidak menjauh, dan tidak mempermasalahkan komentar dan penghinaan mereka, lahirlah rasa hormat."

Tahun pertama Brem, dia mendapat gelar Salesperson Of The Year. Tentu saja, piagamnya bertuliskan "Salesman Of The Year," dan hadiahnya adalah perjalanan ke Super Bowl dan sebuah jam tangan pria Rolex. Tetap saja, itu adalah sebuah kehormatan dan sebuah prestasi yang indah. Sementara itu kankernya pun membaik dan Marion mulai menjadi lebih kuat.

Dalam 2 tahun berikutnya, Marion berprestasi lebih dashyat lagi, tapi dia masih mau lebih lagi. Saat itulah dia menghampiri bosnya untuk pindah ke posisi manajemen. Proposalnya dengan datar ditolak. Bosnya berkata bahwa dia sudah "gila" jika dia memindahkannya dari bagian penjualan dengan sebegitu banyaknya uang yang dihasilkan bagi bosnya maupun untuk dirinya sendiri. Walaupun sulit baginya untuk meninggalkan rasa aman dari penghasilan yang besar sebagai buah dari kerja kerasnya, diapun terus maju, percaya bahwa dia akan menemukan apa yang dicarinya. Hal ini berarti, sekali lagi, mulai mengetuk pintu dan mencari pekerjaan baru lagi.

Setelah beberapa minggu yang membuat frustasi saat mencari pekerjaan, Marion akhirnya bekerja sebagai seorang manajer entry-level di sebuah dealer baru. Karirnya dengan cepat menanjak di jenjang manajemen. Dua setengah tahun kemudian, dia siap untuk membangun dealernya sendiri. Dia membayangkan sebuah perusahaan yang dijalankan oleh wanita dan untuk wanita. Yang dia butuhkan adalah $ 800,000, yang serasa seperti $ 800 juta untuknya.

Sebuah Pekerjaan Mengenai Cinta
Singkat cerita, Marion mendapatkan seorang rekan yang mau untuk menginvestasikan dananya. $ 800,000 telah tersedia sebagai modal kerjanya dan juga jutaan lagi dalam bentuk pinjaman yang diperlukan untuk kredit, stok, dan pemasaran dealer pertamanya. Marion mendekati Chrysler Corporation - dan dengan cepat memperoleh kata sepakat.

Sekarang yang dia butuhkan adalah sebuah nama untuk dealer barunya. Marion menginginkan sesuatu yang khas - dan harus feminin. Dan akhirnya sebuah kata menyelesaikan semuanya : "Love." "Ini adalah kata paling positif dalam kamus," pikirnya. "Dan ini adalah hal yang saya rasakan mengenai proyek ini, cara saya akan memperlakukan pelanggan dan pekerja saya."

Jadi di 1989 "Love Chrysler" lahir, lengkap dengan logo hati di semua mobil. Motto Marion : "It's not just the hearts on our cars, it's the hearts inside our people. We're spreading Love all over Texas!"

Kerja keras Marion dengan cinta membuahkan hasil yang luar biasa. Sekarang dia telah bebas dari kanker, pemilik dari dua dealer mobil, dan prestasinya terus saja bertambah. Perusahaannya adalah urutan 89 dalam Hispanic Business 500 dengan pendapatan lebih dari $ 45 juta.

Pada usia 30 Marion Luna Brem telah kehilangan payudaranya, rahimnya, pernikahannya, dan kata para dokter, segera kehilangan nyawanya. Tetapi Marion secara harafiah bangkit dari lantai yang dingin, mengenakan sebuah rambut palsu murah, dan terjun ke sebuah dunia yang didominasi oleh pria. Dalam perjalanannya, dia merawat dua anak, mengalahkan penyakit yang sedang menghancurkannya, dan merubah baja menjadi cinta.

"Terkadang tidaklah cukup hanya dengan menggedor pintu.
Anda harus merobohkannya!"
-Marion Luna Brem

Jumat, 20 November 2009

Cepatnya Waktu Bergulir

Betapa cepatnya waktu bergulir. Dari hari ke minggu, dari ke bulan ke tahun, seolah hanya sekejapan mata. Rasanya baru kemarin saya kuliah di Depok. Masih terbayang suasana kampus dulu, teman-teman seangkatan, para dosen. Tidak terasa itu sudah belasan tahun berlalu. Rasanya baru kemarin Jacqueline, Jessica dan Jordan, ketiga keponakan saya, belajar tengkurap, merangkak, dan berjalan. Masih terbayang “repotnya sekaligus asyiknya” bermain dan mengurus mereka saat mereka kecil. Kini mereka sudah menjadi gadis dan bocah kecil yang lincah. Betul-betul serasa baru sekejap.

Karena waktu itu singkat dan cepat berlalu, maka jangan menunda-nunda apa yang bisa dikerjakan sekarang, berkarya bagi sesama, serta menyatakan kasih sayang kepada orang-orang terdekat. Sebab akan ada masanya, kita tidak lagi memiliki waktu. Kedua, jangan membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak berguna, lebih-lebih untuk hal-hal yang merugikan. Sebab menyesal kemudian tiada berguna. Ketiga, nikmati dan hargai waktu yang ada sekarang sebaik-baiknya, apa pun yang tengah kita hadapi. Sebab pada saatnya, “sekarang” akan menjadi “masa lalu”.

Waktu sangat berharga; Ia tidak akan kembali dan terulang. Maka jangan menukarnya dengan sesuatu yang tidak berharga.

Kamis, 19 November 2009

Bersyukur VS Mengeluh

Saya membaca di surat kabar bahwa suhu kota yang mulai naik akibat matahari bersinar terik mempengaruhi tingkat emosi pemakai jalan.

Mungkin ada benarnya, kalau kita melihat betapa kota-kota yang termasuk kategori panas penduduknya cenderung lebih emosional dibanding kota-kota dengan udara sejuk. Itu belum termasuk tinggi rendahnya tekanan hidup. Ada banyak orang yang sulit mengendalikan emosinya akibat terus menerus tertekan lewat berbagai persoalan. Satu pertanyaan hadir di hati saya : "Apa yang lebih dominan memenuhi mulut kita saat ini?" Apakah keluh kesah, umpatan, omelan, gerutu, atau puji-pujian penuh ucapan syukur? Tidak ada yang mudah dalam hidup ini, apalagi ketika dunia semakin tua semakin dipenuhi krisis. Jumlah penderita darah tinggi meningkat terus dari tahun ke tahun, jumlah orang stres dan depresi juga meningkat.

Amsal Salomo berkata: "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." Hidup yang menggambarkan semangat, gairah, motivasi, pengharapan, dan sebagainya, dikuasai lidah, dan sebaliknya, mati yang menggambarkan depresi, patah semangat, putus asa, dan sebagainya pun dikuasai lidah. Bersungut-sungut tidak akan membawa manfaat apa-apa selain kegagalan bahkan kebinasaan. Apa yang mengisi mulut kita secara dominan hari-hari ini? Apakah ucapan syukur, puji-pujian atau sebaliknya keluh kesah, umpatan atau makian? Hidup atau mati, itu dikuasai lidah. Lidah yang berasal dari hati yang senantiasa bersyukur akan penuh pula dengan ucapan syukur, begitu pula sebaliknya.

Apakah akibat tekanan hidup, panasnya suhu bumi, atau apapun alasannya, hendaklah kita tidak terjebak pada emosi yang merusak jiwa dan hati kita. Selain bisa membawa kita kepada berbagai penyakit bahkan kematian, hal tersebut juga mengarah pada kegagalan bahkan kebinasaan. Hidup yang penuh ucapan syukur akan tetap bersukacita walau badai menerpa sekalipun. Hati yang penuh rasa syukur tidak akan terpengaruh oleh suhu dan tekanan, bahkan bisa mendatangkan berkat dan kuasa mukjizat. Apapun yang kita hadapi hari ini, manis atau pahit sekalipun, jangan pernah berhenti untuk mengucap syukur. Biarlah Tuhan bertahta di atas puji-pujian dan ucapan syukur kita dan alamilah segala kebaikan Tuhan tercurah dalam hidup kita.

Ada Kuasa Dibalik Puji-Pujian Dan Ucapan Syukur

Rabu, 18 November 2009

Bukan Sekadar Hasil

Di antara sekian banyak kejadian kontroversial di dunia tinju, kejadian pada tanggal 28 Juni 1997 mungkin adalah yang paling diingat orang. Ketika itu, Evander Holyfield berhadapan dengan Mike Tyson. Itu adalah pertandingan ulang. Pada pertandingan pertama tanggal 9 November 1996, Holyfield menang TKO di ronde ke-11. Event yang disebut-sebut sebagai pertarungan terdahsyat dalam sejarah tinju itu ternyata berakhir memalukan. Pertandingan dihentikan di ronde ketiga karena Tyson menggigit telinga Holyfield, sebuah tindakan yang sangat tercela di ring tinju. Tyson dinyatakan kalah dan mendapat hukuman.

Mempunyai keinginan untuk mencapai atau meraih sesuatu tentunya tidak salah. Jadi, sangatlah wajar jika seseorang itu berupaya keras untuk mencapai cita-citanya, bekerja mati-matian untuk meraih sukses. Yang jadi masalah adalah, kalau untuk mencapai keinginannya itu, orang lalu menghalalkan segala cara; termasuk melakukan kecurangan dan kekejian, tidak peduli norma dan melanggar hukum.

Hikmahnya, janganlah kita hanya terfokus pada keinginan untuk meraih sesuatu. Perhatikan juga cara mencapainya. Sebab segala sesuatu yang diraih dengan cara yang curang dan keji, tidak akan menjadi berkat, malah bisa mendatangkan laknat.

Hasil Memang Penting, Tetapi Cara Mencapai Hasil Itu Juga Penting

Lowongan Pekerjaan

Bila kita membaca iklan lowongan pekerjaan yang ada di koran-koran, biasanya orang seperti apa yang dicari oleh perusahaan-perusahaan? Biasanya yang dicari adalah orang berpendidikan cukup, memiliki pengalaman, dan memiliki kemampuan. Apabila Anda memenuhi syarat tersebut, besar kemungkinannya Anda akan diterima bahkan tidak menutup kemungkinan Anda dapat dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi, jika dapat bekerja dengan baik dan menyenangkan hati pimpinan Anda.

Sekarang mari kita bayangkan seandainya Tuhan menulis iklan di koran mengenai lowongan seorang pemimpin atau manajer di kerajaan-Nya, kira-kira apa syarat yang akan diajukan olehNya? Yang pasti bukan kepintaran, kemampuan, atau pengalaman, melainkan kerendahan hati. “Siapa saja yang ingin menjadi besar hendaklah menjadi pelayanmu.” Konteks ayat ini dimulai ketika seorang ibu memohon kepada Tuhan Yesus agar kedua anaknya, Yakobus dan Yohanes, mendapat posisi yang baik di kerajaan surga kelak, yaitu duduk di sebelah kanan dan kiriNya. Lalu Tuhan menjawab bahwa untuk mencapai posisi itu, mereka haruslah menjadi pelayan.

Pelayan adalah lambang kerendahan hati karena pelayan adalah pekerjaan yang dianggap rendah saat itu. Dan, tak ada syarat lain untuk “meniti karier” di kerajaan Surga selain rela menjadi seorang pelayan. Artinya, bukan seberapa tinggi kita harus naik tetapi seberapa rendah kita harus turun. Dan hanya orang rendah hati yang bisa memiliki ketaatan dan keinginan untuk memuaskan Tuannya, bukan dirinya sendiri. Demikianlah kita seharusnya melayani Tuhan dan memperkenan hati-Nya.

Senin, 16 November 2009

Meredakan Kemarahan

Di buku rekor Guinness 2005, Percy Arrowsmith dan Florence tercatat sebagai suami istri tertua di dunia. Mereka telah menikah selama 80 tahun. Percy berusia 105 tahun, sedangkan istrinya 100 tahun. Namun, keduanya masih saling mencintai. Apa rahasianya? "Sederhana!" kata mereka. "Kami tidak akan pergi tidur sebelum menyelesaikan konflik. Tidak enak tidur membawa kemarahan. Jika bertengkar, kami berusaha saling mengampuni sebelum larut malam, supaya hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan."

Kemarahan bisa mampir mendadak; ketika kita dicurangi, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan. Seringkali kita merasa panas di hati ketika melihat orang-orang jahat sukses. Mereka yang berbuat curang dan melakukan tipu daya, tetapi hidup lebih berhasil ketimbang kita yang hidup lurus. Kemarahan pun tiba-tiba muncul. Jika dipendam kemarahan ini akan berbuahkan iri hati dan kepahitan. Suatu saat ia akan meledak dan bukan tidak mungkin muncul tindakan main hakim sendiri!

Apakah Anda sedang marah atau kerap marah? Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi bisa diredakan. Ceritakan kekesalan Anda kepada Tuhan, nantikan Dia bertindak, lalu padamkan amarah Anda sebelum mentari terbenam. Jangan biarkan kemarahan mengotori hati, mematahkan semangat, dan mengganggu waktu tidur Anda!

Kemarahan itu bagaikan kanker yang harus segera dibabat sebelum merambat.

Jumat, 13 November 2009

Susan Boyle, Sebuah Pembuktian Eksistensi Diri

Dia jelas-jelas tidak memiliki "potongan" artis. Gemuk, berusia 47 tahun, kikuk dan cara dandannya sangat pas-pasan. Para juri Britain's Got Talent, termasuk Simon Cowell yang terkenal tajam lidahnya dalam American Idol, meragukan Susan Boyle saat ia muncul di panggung. Begitu pula dengan penonton yang melihat syuting acara pencari bakat Inggris itu.



Tapi begitu Susan Boyle menyanyikan lagu opera, "I Dreamed a Dream" dari Les Miserables, semua penonton takjub luar biasa. Suaranya yang sangat indah dan merdu membuat para penonton berulang-ulang berdiri memberi tepuk tangan. Para juri - Cowell, Piers Morgan, dan Amanda Holden - juga ikut ternganga mendengar suara menakjubkan Susan Boyle.
Piers menyebutkan "biggest yes." Amanda Holden berdiri memberi tepuk tangan. Sedangkan Cowell mengganti kata-kata pedas dengan pujian semanis gula.

Susan Boyle si perawan tua, dalam sekejab menjadi bintang. Video pentasnya di Britain's Got Talent di YouTube diklik lebih dari 34 juta orang dalam waktu sepekan atau dengan kata lain video paling banyak diklik di YouTube pada bulan itu.

Demi Moore, seorang aktris Hollywood, mengungkapkan saat melihat video itu di Twitter diapun menangis terharu. Bahkan Oprah Winfrey sudah mengundangnya datang untuk duduk di sofanya dalam acara yang ditonton di seluruh dunia.

Ia memang memiliki cerita hidup yang layak diceritakan di Oprah Winfrey Show. Bukan hanya penampilan yang tidak "ngartis" tapi juga kisah hidupnya yang dramatis. Saat lahir, ia sempat kehabisan oksigen dan membuat perkembangan otak sedikit abnormal. Di sekolah, dia sedikit terbelakang dan sering menjadi bahan ejekan teman-temannya. Namun dia sangat rajin ke gedung teater untuk menyaksikan para penyanyi profesional. Sekitar 14 tahun silam, ia ikut audisi acara televisi My Kind of People. Tapi karena grogi iapun gagal.

Susan begitu serius bernyanyi sehingga dia belajar dari seorang guru vokal, Fred O'Neil. Satu dekade silam ia pernah rekaman berjudul "Cry Me a River" untuk album peringatan pergantian milenium di kampung asalnya.

Sang Ibunda sampai saat-saat terakhir beliau meninggal dua tahun silam pada usia 91 tahun, terus mendorong anaknya itu untuk ikut kompetisi menyanyi nasional, bukan sekedar lomba menyanyi lokal yang telah beberapa kali ia menangkan. Tapi Susan selalu merasa tidak siap.

Pentas pertama setelah kepergian ibunya adalah di hadapan Simon Cowell yang mengguncangkan dunia itu. Sesaat sebelum tampil, Cowell sempat bertanya tentang umur dan hal-hal sepele lainnya. Boyle mengaku belum pernah pacaran. Berciuman pun juga belum pernah. Bahkan sekarang dia tinggal hanya dengan seekor kucing di rumahnya.

Pentas yang mengukir sejarah ini membuatnya diundang ke acara Oprah. Cowell, juri yang juga produser itu, tahu arti diundang tampil ke acara Oprah Show. "Jika ia pergi ke acara Oprah, saya pikir besar peluang Susan Boyle untuk memiliki album nomor satu di Amerika."

Kata “Susan Boyle” itu sendiri saya temukan ketika saya melakukan market research, “Susan Boyle” di Google Trends Amerika Serikat menjadi rising keyword nomor dua setelah “Swine Flu” saat itu. Saya jadi penasaran sekali dengan “Susan Boyle” ini, maka saya pun googling dan menemukan kisah dan video seorang Susan Boyle. Seorang yang dipandang sebelah mata oleh dunia ini, telah berhasil membuktikan eksistensi dirinya kepada dunia bahwa dia berharga. I love you Susan, not because your beautiful voice only, but because you fight for your dreams...

Kamis, 12 November 2009

Rileks

Kehidupan zaman sekarang penuh dengan tekanan; kesibukan dan ketergesa-gesaan seolah telah menjadi rutinitas. Bagaimana dengan Anda? Kapan terakhir Anda punya perasaan ingin berteriak sekeras-kerasnya? Kapan Anda merasa begitu ingin menangis? Apakah Anda mengalami kesulitan tidur pada malam hari dan terus diliputi ketegangan? Kapan terakhir Anda tersenyum dengan spontan? Kalau Anda sedang mengalami hal-hal itu, berarti Anda tengah mengalami gejala stres. Anda perlu waktu rileks. Rileks membantu me-recharge baterai kehidupan Anda.

Rileks, berhenti sejenak dari hiruk pikuk rutinitas dan ketegangan sehari-hari, banyak sekali manfaatnya. Dalam olahraga golf dikenal pukulan yang disebut backswing. Kunci keberhasilan pukulan ini adalah rileks. Ketika si pemain berada dalam keadaan rileks, pukulannya bisa lebih jauh daripada kalau mereka melakukan dengan tegang. Begitu pula dengan hidup kita. Rileks akan membantu kita untuk mengembalikan kebugaran tubuh dan kejernihan dalam berpikir, sehingga hidup kita menjadi lebih produktif. Dan tentu lebih sehat pula.

Kita perlu menjaga keseimbangan antara waktu beraktivitas dan waktu untuk rileks.

Serius Walaupun Kecil

Sebagian dari antara kita mungkin lebih suka dipercaya dalam hal-hal besar daripada dalam hal-hal kecil. Memang tanggung jawab dan risikonya juga makin besar. Namun harapannya semakin besar kepercayaan yang diberikan, semakin besar pula hasil dan kepuasan yang didapatkan. Maka hal-hal yang sederhana akhirnya hanya dipandang sebagai pekerjaan yang “tidak menantang.”

Namun ingatlah bahwa yang terpenting adalah keseriusan kita untuk mengerjakan segala sesuatu - entah hal itu “besar” atau “kecil.” Segala yang dipercayakan oleh Sang Tuan bukanlah yang utama, tetapi sikap kita sebagai hamba-hamba yang mengelolanya, itulah yang terpenting. Orang yang bijak mengembangkan titipan Sang Tuan dengan sebaik-baiknya. Itulah cara mereka menghargai kepercayaan Tuannya. Akan tetapi hamba yang bodoh akan menimbun titipan itu di dalam tanah. Sikap ini tidak berkenan di hadapan Sang Tuan, sebab si hamba yang bodoh ini tidak menggunakan kepercayaan yang ada dengan sebaik-baiknya. Mari kita melihat kembali apa saja yang telah dipercayakan dalam hidup kita. Mungkin kita dipercayakan sebuah pekerjaan yang lumayan, sebuah keluarga yang harmonis walaupun tidak kaya raya, sahabat-sahabat yang setia dan jujur, kelimpahan dalam hal materi, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu. Sudahkah kita menggunakan dan mengembangkannya lebih lagi untuk menjadi berkat bagi orang lain sebagai bukti penghargaan kita terhadap Sang Tuan yang menitipkannya?

Meskipun ada alasan bagi kita untuk bersungut-sungut, tetaplah berjuang untuk setia mulai saat ini. “Sekecil” apa pun yang kita peroleh, kerjakanlah dengan serius. Sebab orang yang setia dalam perkara kecil, mereka mendapat tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar. Di dalam perkara kecil, tanggung jawab kita diasah!

Setialah dalam perkara “besar” atau “kecil”, sebab dengan demikian kita menyenangkan hatiNya.

Rabu, 11 November 2009

How Beautiful Are You Inside?

Operasi plastik belakangan ini semakin banyak peminatnya. Banyak orang rela menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk mengubah bentuk wajah maupun tubuhnya. Lewat operasi seperti ini diharapkan bagian tubuh yang tidak menarik bisa langsung berubah menjadi lebih cantik. Orang gemuk bisa mendadak menjadi kurus. Pendek kata, orang merindukan terjadinya perubahan radikal. Sebuah metamorfosis. Bagai ulat buruk rupa berubah menjadi kupu-kupu nan jelita. Hasil akhir yang sangat berbeda dari asal mulanya.

Tapi selain metamorfosis fisik, sebuah metamorfosis batiniah juga diperlukan. Perubahan radikal di dalam hati ternyata jauh lebih penting dibanding perubahan fisik. Ini yang saya sebut dengan istilah "Beautiful Inside."

Seringkali kita lebih sibuk mendandani penampilan luar dan mengabaikan penampilan dalam kita. Tulisan ini adalah sebuah refleksi terhadap kenyataan bahwa bagian dalam kita juga butuh dibenahi. Pada akhirnya yang benar-benar penting adalah bukan bagaimana Anda terlihat di luar, tapi justru bagian dalam Anda.

Saya mengenal begitu banyak wanita dalam hidup saya dan satu hal identik yang saya lihat dari mereka adalah keinginan untuk terlihat cantik setiap saat. Saya yakin ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Seorang wanita dapat berdiri lama di depan cermin untuk waktu yang lama demi memastikan bahwa dia terlihat menarik dan segala hal mengenai dirinya sempurna. Semakin banyak ketidak-sempurnaan yang mereka temui, semakin lama mereka bertahan bersama cerminnya walaupun ada hal yang lebih penting untuk dilakukan.

Saya seringkali takjub mengapa orang menghabiskan begitu banyak waktu untuk terlihat indah di luar sementara menghabiskan lebih sedikit waktu atau bahkan mengabaikan kecantikan batin mereka. Kita menghabiskan begitu banyak biaya berusaha untuk terlihat elok secara fisik tapi begitu sedikit sekali untuk menghiasi 'inner self' kita. Izinkan saya memberi tahu Anda, bagian dalam juga butuh untuk diperhatikan. Tidak seorangpun yang waras berpikir untuk mengenakan baju lusuh pada sebuah acara penting, tapi itulah yang sering kita lakukan terhadap bagian dalam kita. Kita mengenakan pakaian mahal di luar tapi mengenakan baju lusuh di dalam kita. Pada akhirnya, orang-orang yang masuk ke dalam kategori ini, menjadi malu karena baju lusuh yang ada di dalam akan selalu terlihat bagaimanapun caranya.

Mempercantik bagian dalam Anda, adalah tentang belajar sesuatu setiap hari yang akan membangun Anda dan menambah nilai dalam hidup Anda. Belajar adalah sebuah aspek penting dalam hidup manusia yang telah diabaikan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Untuk mengetahui apakah Anda juga 'bersalah' atau tidak, ambil sebuah pena dan tulis seberapa banyak yang telah Anda habiskan untuk barang seperti pakaian, perhiasan dan hal-hal lainnya. Kemudian imbangi dengan menulis berapa banyak yang telah Anda keluarkan untuk hal-hal yang akan mengembangkan pikiran Anda seperti buku, kaset dan video edukasi, dan juga seminar-seminar.

Saat Anda melihat daftar tersebut, Anda akan menyadari apakah Anda memiliki yang disebut sebagai 'Inner Beauty.' Ada beberapa orang yang tidak pernah memusingkan diri untuk membenahi bagian dalam mereka tapi mereka justru menjadikannya sebuah tempat penampungan sampah. Sungguh disayangkan. Ternyata tidak sedikit manusia yang 'satu ras' dengan tikus.

Investasi terbaik adalah investasi terhadap pikiran Anda. Saat berinvestasi pada inner self, Anda membangun otot-otot mental yang suatu saat dapat membantu Anda untuk bertahan di dunia ini. Sebagian orang menghabiskan waktu berjam-jam di gym berusaha untuk membangun otot fisik mereka tetapi meninggalkan otot mental mereka tidak terjaga. Ketika otot fisik mereka gagal untuk menyelesaikan masalah, apa yang dapat mereka lakukan untuk menyelamatkan diri...

Luar biasa melihat begitu banyak orang 'kekar' yang ternyata tidak memiliki tujuan dalam hidup. Pernahkah Anda mendengar kisah seseorang yang 'kecil' sedang dijaga oleh orang-orang yang kekar? Apa yang terjadi pada kisah ini? Ketika orang-orang perkasa ini sedang berfokus pada otot fisik mereka, makhluk 'mini' yang sedang mereka jaga justru sedang sibuk membangun otot mental mereka sehingga mereka mampu mengalahkan segala rintangan yang ada di hadapan mereka.

Jika Anda ingin mengalami sebuah kesukesan yang lengkap dalam hidup, mulailah membaca buku yang bagus, beli kaset dan video yang membangun dan hadiri seminar-seminar yang menjadikan Anda seimbang secara mental. Jika Anda di dalam menawan, Anda akan selalu diterima dimanapun Anda berada peduli bagaimana dengan penampilan luar Anda. Kecantikan batiniah akan selalu memancar kapanpun Anda membuka mulut untuk berbicara. Sebuah refleksi bagi Anda dan saya untuk jadi bahan perenungan sudahkah kita cantik luar dan dalam...

Jika Kita Tidak Mau Diubah Oleh Tuhan, Dunialah Yang Akan Mengubah Kita

Selasa, 10 November 2009

Tertawa Itu Sehat

Tertawa dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Suatu penelitian menyebutkan bahwa suara tawa dapat membuat tubuh lebih kebal dari penyakit hingga 40 persen. Tertawa menjadikan tubuh kita lebih aktif menghadang infeksi dan kuman penyakit. Tertawa juga mempermudah pernapasan. Dengan tertawa, udara jenuh dalam tubuh lebih mudah keluar. Udara tersebut akan digantikan oleh udara segar yang diperlukan tubuh. Pergantian udara memperkaya kandungan oksigen dalam darah serta membersihkan organ pernapasan.

Tertawa itu menyehatkan. Bukan hanya bagi tubuh, namun juga bagi hati. Hati yang gembira bersukacita di dalam Tuhan, melayani Dia dengan gembira, dan menikmati kebaikan-Nya. G.K. Chesterton berpendapat, ibadah kita seharusnya menjadi sukacita tanpa akhir.

Kemampuan untuk tertawa, terlebih lagi untuk menertawakan diri sendiri, termasuk salah satu tanda kedewasaan. Di satu sisi, tertawa memperlihatkan kesadaran dan penerimaan: bahwa kita ini memang jiwa-jiwa yang bodoh dan menggelikan. Di sisi lain, tertawa menyiratkan pengakuan: bahwa hanya dengan pertolongan Tuhanlah kita bisa mengatasi kebodohan tersebut.

Sudahkah Anda tertawa hari ini?

Uluran Tangan

Suster Gisela Borowka adalah seorang perempuan asal Jerman. Sejak tahun 1963, ia memilih mengabdikan diri merawat para penderita kusta di Pulau Lembata dan Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Ketika pertama kali datang, Gisela harus berhadapan dengan kenyataan bahwa para penderita kusta dikucilkan masyarakat sekitar. Tidak ada yang mau mengurus mereka. “Biarlah mereka hidup bersama kita, mereka juga citra Tuhan. Jangan lukai hati mereka, mereka telah terluka; tidak saja sakit fisik, tetapi juga sakit hati,” kata Gisela. Saatnya mengubah kondisi yang membuat mereka dibenci oleh masyarakat, hingga akhirnya mereka juga membenci diri mereka sendiri.

Barangkali di sekitar kita pun tinggal orang-orang yang tersisihkan; mereka yang entah karena berbagai sebab, dianggap sebagai “sampah”, dibuang dan diasingkan. Ingat, mereka juga manusia. Jangan menambah luka mereka sebab mereka juga berhak menerima uluran dan jamahan kasih dari sesama. Tidakkah kita rindu berbagi kasih dengan mereka? Melalui uluran dan jamahan tangan, kesembuhan bisa terjadi. Kalaupun bukan kesembuhan lahiriah, paling tidak kesembuhan batiniah.

Sudahkah kita mengulurkan tangan kepada sesama yang terasing?

Senin, 09 November 2009

Cinta Sejati

Owa Jawa (hylobates moloch) adalah sejenis kera kecil (lesser apes) yang hidup di Pulau Jawa, meskipun banyak penduduk di Pulau Jawa yang tidak mengetahui keberadaan satwa yang sudah di ambang kepunahan ini. Owa Jawa, sebagaimana beberapa jenis owa lain, biasanya hidup berpasangan dan monogami. Untuk mendapatkan pasangan yang cocok, Owa Jawa kadang memerlukan waktu yang panjang. Namun setelah mendapatkannya, pasangan ini akan bertahan seumur hidup. Benar-benar tak tergantikan. Jika pasangannya mati, owa tersebut biasanya tidak akan mencari pasangan lagi. Sampai mati.

Pengagungan cinta kasih manusia tentu saja dan semestinya melebihi cinta kasih satwa, walaupun kini tengah marak fenomena perpisahan dalam hubungan suami-istri. Ada cinta kasih dan kesetiaan yang dituntut dalam hubungan antara suami dan istri. Dan hubungan yang dipersatukan oleh Tuhan harus dipelihara dengan baik sebagai wujud ungkapan syukur kepadaNya, “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia” Bahkan kematian pun hanya memisahkan manusia secara fisik.

Apakah kita sudah mengasihi pasangan kita? Atau, mungkin kita masih harus belajar dari kera kecil yang hampir punah di beberapa kawasan hutan yang tersisa di Pulau Jawa?

Semakin Langka...

Saya punya seorang teman, sebut saja namanya L, seorang yang sangat sentimentil. Dan dia sering sekali bergumul dengan dirinya sendiri, dan rasa empatinya. L adalah pribadi yang luar biasa. Baik, murah hati, penuh cinta yang tulus, dan yang paling istimewa, memiliki empati.
Dia hancur dan menangis setiap kali dia melihat atau membaca sesuatu yang mengharukan atau melihat orang lain menderita. Dia terlihat begitu rapuh, begitu rentan dengan air mata.

Namun, rasa empatinya lah yang menjadikannya sebagai pribadi yang paling mengagumkan yang saya kenal.
Untuk L adalah sangat penting untuk memiliki rasa cinta yang sedemikian besar.

Saya tidak pernah melihatnya bergembira saat saya atau orang-orang disekitarnya tidak gembira. L seperti sebuah wadah kosong yang dipenuhi dengan rasa dan emosi dari orang-orang disekitarnya dibanding dengan perasaannya sendiri. Tidak hanya saat sedih, saat senangpun L ikut merasakan sukacita lingkungannya. Dia adalah kegembiraan dan pusat keceriaan di tengah pesta, ketika orang disekelilingnya bergembira. Sepertinya dia hampir tidak memiliki kendali atas perasaannya. Tapi seperti yang saya katakan, dia adalah insan yang mengagumkan yang hadir sebagai anugrah untuk hidup saya. Seseorang yang mampu untuk mencintai semua orang.

- Dedicated to my loving and full of compassion friends -

Murah hati selalu berkenaan dengan sikap memberi; entah memberi waktu, tenaga, materi, atau juga memberi diri. Namun, tidak semua pemberian bertolak dari kemurahan hati. Sebab bisa saja orang memberi dengan maksud tertentu, dengan kata lain ada pamrihnya. Murah hati mengandung tiga pengertian: (1) Simpati, kesediaan untuk menangung kesusahan dan kesedihan orang lain; (2) Empati, kesediaan untuk menempatkan diri pada “posisi” orang lain; ikut merasakan dan mengalami apa yang orang lain rasakan atau alami; (3) Pengampunan, kesediaan untuk memaafkan orang lain yang menyakiti, lalu memulai kembali hubungan baru tanpa dibayangi kebencian.

Pada zaman modern sekarang ini nilai-nilai kemurahan hati semakin terkikis. Rasa simpati telah menjadi sesuatu yang langka. Orang bisa sambil tertawa membicarakan musibah yang menimpa orang lain, bahkan dengan tega menambah kesulitan pada orang lain yang hidupnya sudah susah. Empati juga semakin sukar ditemui. Orang gampang melontarkan celaan, fitnahan, gosip, ejekan terhadap orang lain, tanpa memikirkan bagaimana kalau mereka yang mengalaminya. Begitu pula pengampunan yang jadi semakin mahal. Sebaliknya balas dendam; mata ganti mata, gigi ganti gigi, semakin tumbuh kuat di dalam sikap hidup belakangan ini.

Marilah kita belajar untuk bermurah hati dan menjadi pribadi-pribadi yang mengagumkan. Belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemurahan hati pada zaman sekarang ini ibarat segelas air segar di padang gersang...

Sabtu, 07 November 2009

Wrong Email...

Ingatlah selalu bahwa begitu mudahnya email - teknologi yang luar biasa ini - dapat disalahgunakan, terkadang tidak disengaja, dan berdampak sangat serius.

Seorang laki-laki baru saja meninggalkan kota Chicago yang penuh salju untuk berlibur di Florida. Istrinya saat itu dalam suatu perjalanan bisnis dan berencana untuk menemuinya di sana keesokan harinya. Ketika pria itu sampai di hotel, dia memutuskan untuk mengirim kepada istrinya sebuah email singkat.

Sayangnya saat dia memasukkan alamat email istrinya, dia melewatkan satu huruf, dan pesannya ternyata sampai kepada seorang istri pendeta yang suaminya baru saja meninggal. Saat si janda yang berduka itu memeriksa emailnya, diapun berteriak histeris dan jatuh di lantai dengan pucat pasi.

Mendengar teriakan itu, keluarganya langsung bergegas masuk ke kamar dan melihat tulisan ini di layar :

Istriku tersayang,
Saya baru saja cek in. Segalanya telah siap untuk kedatanganmu besok.
P.S. Disini benar-benar panas sekali.

Jumat, 06 November 2009

Bosan Hidup???

Seorang pria mendatangi Orang Bijak, “Saya sudah bosan hidup, sungguh sangat jenuh. Rumah tangga saya berantakan, usaha saya kacau, apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati saja rasanya.”

Si Bijak pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.” Tapi pria itu menjawab, “Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat walafiat. Saya hanya jenuh dengan kehidupan ini. Itulah sebabnya saya ingin mati”. Tidak peduli dengan pembelaannya, Orang Bijak itupun meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup.’ Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”

Banyak sekali di antara kita yang juga alergi terhadap kehidupan. Tanpa sadar kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita ingin berhenti. Akhirnya kita berhenti di tempat, dan tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Resistensi dan penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Sebuah usaha pasti ada pasang-surutnya, berumah-tangga wajar terjadi bentrokan-bentrokan kecil, persahabatan pun tidak selalu langgeng. Sebenarnya apa yang bisa abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari tentang sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan sesuatu, kemudian kita gagal, kecewa dan akhirnya menderita.

“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjuk.” Demikian saran Si Bijak. "Tidak, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Saya sudah tidak ingin hidup lagi.” pria itu menolak tawaran tersebut. “Jadi kamu tidak ingin sembuh? Kamu sungguh ingin mati?” tanya Orang Bijak. “Ya, saya memang sudah bosan hidup,” dengan mantap pria itu menjawab. “Baiklah, besok sore kamu akan mati. Ambil botol ini, setengah botol diminum malam ini, sisanya dihabiskan besok jam enam sore, dan pada jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.” Perintah Si Bijak. Sekarang giliran pria tersebut bingung. Setiap orang yang dia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat hidup. Yang satu ini aneh, bahkan malah menawarkan racun. Tetapi karena ia memang sudah sungguh-sungguh jenuh, iapun menerimanya dengan senang hati.

Pulang ke rumah, dia langsung meneguk setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Orang Bijak itu. Dan dia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks dan santai. Tersisa satu hari satu malam dalam hidupnya. Ia akan segera terbebas dari segala macam masalah. Malam itu dia memutuskan untuk makan malam bersama keluarganya di restoran. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan belakangan ini. Pikirnya karena ini adalah malam terakhir, dia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil menikmati makan malam, dia bersenda gurau. Suasana pun menjadi sangat hangat dan akrab.

Sebelum tidur, dia mencium istrinya dan membisikkan, “Sayang, aku mencintaimu.“ Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya saat bangun tidur, dia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Hembusan angin pagi terasa segar sekali, menggoda dirinya untuk berjalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, dia melihat istrinya masih tertidur lelap. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Di tempat kerja ia menyapa dan menyalami setiap orang. Para karyawan pun bingung, “Hari ini Boss kita aneh sekali?” Dan sikap mereka pun ikut berubah. Mereka juga menjadi ramah satu sama lain. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Tiba-tiba segala sesuatu di sekitarnya berubah. Lebih ramah dan toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat yang berbeda. Hidup menjadi indah dan dia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam lima sore, dia melihat sang istri tercinta menunggunya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anaknya pun tidak ingin ketinggalan, “Pa, maafkan kami semua. Selama ini, Papa selalu pusing karena perilaku kami.” Tiba-tiba sungai kehidupannya mengalir kembali, semua menjadi sangat indah. Dia akhirnya mengurungkan niat untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum kemarin?

Ia mendatangi Orang Bijak itu lagi. Melihat wajah pria itu, Si Bijak langsung mengetahui apa yang terjadi. Katanya, “Buang saja botol itu. Isinya hanya air biasa. Kau sudah sembuh? Apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini."

"Hapus egomu, keangkuhanmu dan kesombonganmu. Jadilah lembut seperti air dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan pernah jenuh dan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”

Pria itupun mengucapkan terima kasih dan menyalami Orang Bijak tersebut dan pulang ke rumah untuk mengulangi pengalaman seperti malam sebelumnya. Sejak saat itu dia mengalir terus, dia tidak pernah lupa hidup dalam ke-kini-an. Akhirnya diapun selalu bahagia, selalu tenang dan selalu HIDUP.

Hidup bukan beban yang harus dipikul tapi suatu anugerah untuk dinikmati...

Kamis, 05 November 2009

Selalu Ingat Orang yang Melayanimu

Apakah kita sering melupakan orang-orang di sekeliling kita? Pembantu, supir, tukang parkir, pelayan restoran, dan banyak lagi orang-orang yang sebenarnya telah membantu kita, mempermudah hidup kita, tapi sering kita menganggap remeh bantuan yang mereka berikan? Saatnya kita belajar menghargai mereka, belajar untuk berterima kasih, dan belajar untuk bersyukur atas kehadiran mereka dalam keseharian kita.

Suatu saat seorang anak berusia 10 tahun masuk ke sebuah kedai kopi di sebuah hotel dan duduk pada sebuah meja. Seorang pelayan menaruh segelas air didepannya. "Berapa harga seporsi es krim sundae?" tanyanya. "Lima puluh sen," jawab sang pelayan. Anak kecil itu mengeluarkan tangannya dari dalam kantung dan menghitung koin yang dimilikinya. "Umm, kalau begitu berapa harga seporsi es krim polos?" tanyanya lagi. Pengunjung di kedai kopi tersebut mulai ramai dan banyak pelanggan menunggu untuk dilayani sehingga akhirnya si pelayan pun mulai merasa kehabisan kesabarannya. "Tiga puluh lima sen," jawabnya dengan kasar. Anak kecil itu lagi-lagi menghitung koinnya. "Saya pesan es krim polos saja," katanya. Sang pelayan membawakan es krimnya, meletakkan tagihan di meja dan pergi. Si anak menghabiskan es krim, membayar di kasir dan pergi. Ketika si pelayan kembali ke meja tersebut, dia mulai menitikkan air mata sambil membersihkan meja. Di samping piring kosong terdapat beberapa keping uang logam yang diletakkan dengan rapi. Anak itu tidak dapat menikmati sundae karena dia harus memiliki sisa yang cukup untuk memberinya tip.

Sudahkah kita memiliki ketulusan seorang anak kecil, yang bisa menyisihkan "sedikit" untuk orang yang melayani kita? Kita tidak perlu memberikan hal yang besar, cukup dengan hal-hal kecil yang menunjukkan kalau kita bersyukur dengan keberadaan mereka. Mungkin sekedar ucapan terima kasih adalah hal yang sepele buat kita, tapi sangat bermakna bagi mereka yang menerimanya. Mulai hari ini mari kita mengingat orang-orang yang setia melayani kita, dan memberi "sedikit" perhatian untuk menunjukkan bahwa kita peduli...

Rabu, 04 November 2009

Kebahagiaan yang Menular

Apa yang lebih menghibur dari pada melihat seorang bayi tertawa dengan polos?

Video yang menyegarkan ini dijamin setidaknya mampu membuat Anda tersenyum dan mencerahkan hari Anda. Sebuah ide yang bagus bila Anda menandai video ini di bookmark komputer Anda untuk menyaksikan keriangan yang menular dari anak ini. Adalah sebuah hal yang bagus untuk kembali melihat klip ini kapanpun Anda merasa kecewa atau menjadi terlalu serius dalam menjalani hidup. Nikmati kepolosan yang tak ternilai harganya ini karena sebenarnya kita semua juga memilikinya jauh di dalam hati kita.

Senin, 02 November 2009

Nick Vujicic, Sosok Tanpa Tungkai Menjadi Sosok Tanpa Batas

Kisah nyata mengenai seorang cacat fisik, namun begitu optimis dalam menjalani hidup. Dia adalah Nick Vujicic, pribadi yang luar biasa. Beliau adalah salah satu orang yang ada dalam wishlist saya untuk suatu saat dapat saya temui. Banyak yang termotivasi olehnya, dan hari ini saya mau berbagi dengan Anda tentang kisah hidup seorang Nick Vujicic.

Sepertinya tak akan ada habisnya "menghitung" sakit, luka dan pergumulan dan merubahnya menjadi "kebahagiaan sejati" jika mengingat kelahiran Nick. 4 Desember 1982 di Melbourne, Australia, kedua orang tua Nick terpukul saat melihat anak lelaki pertama mereka lahir tanpa tangan dan kaki! Tidak ada peringatan, tidak ada persiapan, tim medis pun tidak bisa memberikan jawaban sama sekali.

Kedua orang tua ini kecewa dan berdoa dengan hati yang hancur, "Jika Tuhan adalah Tuhan yang penuh kasih, mengapa Dia membiarkan hal ini terjadi, terutama kepada orang yang benar-benar takut kepadaNya?" Sang ayah saat itu berpikir bahwa bayi ini tidak akan dapat bertahan. Tapi hasil tes medis menyatakan bayi ini sehat walafiat dengan satu kekurangan, dilahirkan tanpa tungkai.

Pasangan ini sangat prihatin dan takut mengenai kehidupan seperti apa yang akan dijalani Nick. Sulit bagi mereka untuk pasrah, mempercayakan semua ini sepenuhnya di dalam tangan Tuhan. Butuh waktu berbulan-bulan dengan banyak air mata, pertanyaan dan rasa duka sebelum mereka bisa menerima ini dengan lapang dada. Tuhan memberikan kekuatan, kebijaksanaan dan keberanian yang mereka butuhkan untuk melewati tahun-tahun pertama dan tak lama kemudian, sampailah pada usia dimana Nick bisa masuk sekolah.

Sekolah sungguh menyenangkan bagi Nick dan dia sungguh-sungguh berusaha untuk menjalani hidup seperti orang lain. Tapi di tahun-tahun pertama pendidikannya, masa-masa sulit tidak dapat dihindari ketika Nick merasa tertolak, aneh dan tertindas karena perbedaan fisiknya. Dengan dukungan orang tua, Nick pun mengembangkan sikap dan nilai yang membantunya mengatasi masa-masa penuh tantangan ini. Walaupun dia berbeda, di dalam dia sama seperti orang lain. Banyak momen-momen saat Nick merasa rendah diri dan tidak mau pergi sekolah untuk menghindari hal-hal negatif. Kembali dengan dorongan kedua orang tuanya, Nick mulai mengacuhkan pelecehan-pelecehan itu dan mulai bersosialisasi. Tak lama kemudian murid lainnya menyadari bahwa Nick sama seperti mereka.

Sering Nick merasa depresi dan marah karena keadaan dirinya, dan tidak bisa menyalahkan siapapun untuk hal ini. Nick tahu bahwa Tuhan mencintai dan peduli dengannya, tapi Nick masih kecewa dengan fakta, "Jika Dia benar-benar mencintai saya, mengapa saya seperti ini?" Nick mulai mempertanyakan apakah dia telah berbuat salah dan mulai meyakini perasaan ini. "Jika tidak, Tuhan tidak akan menjadikanku sebagai satu-satunya anak aneh di sekolah" pikir Nick. Merasa sebagai beban bagi sekitarnya, Nick berpikir semakin cepat dia pergi, semakin baik untuk semua orang. Pikirannya itu menyebabkan Nick berniat mengakhiri rasa sakit dan hidupnya pada usia muda. Tapi sekali lagi kedua orang tua dan keluarga Nick selalu hadir untuk menghibur dan meminjamkan kekuatan mereka.

Karena pergulatan emosional yang dialami dalam penindasan, rasa rendah diri dan kesendirian, Tuhan mulai menumbuhkan hasrat di hati Nick untuk berbagi cerita dan pengalaman untuk menolong orang lain mengatasi apapun tantangan yang mereka hadapi dalam hidup mereka. Mengubah pergumulannya menjadi hal yang membesarkan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain, akhirnya Nick menemukan tujuannya. Ternyata Tuhan menggunakan dirinya untuk menguatkan dan menginspirasi orang lain dalam menjalani hidup dan menjadi kesaksian untuk tidak menyerah terhadap masalah apapun dalam meraih harapan dan mimpi itu.

Pelajaran pertama yang dipelajari oleh Nick adalah bersyukur dengan apapun yang dia punya. Kakinya, yang sering disebut "tulang ayam kecil" yang dahulu tidak disyukurinya, yang telah banyak membantu Nick selama ini, adalah hal pertama yang dimilikinya dan mulai disyukurinya. Juga dengan begitu besar cinta keluarga dan berkah-berkah lainnya, Nick menyadari "Mengapa saya masih terus saja mengeluh? Sebaliknya, tidak ada istilah beruntung, kesempatan atau kebetulan dan hal-hal 'buruk' yang terjadi untuk menjadikan kita lebih baik."

Pada satu titik Nick mulai menyadari bahwa Tuhan tidak akan membiarkan apapun terjadi pada dirinya kecuali Dia memiliki tujuan yang baik untuk hal itu. Dia memberi Nick kebijaksanaan untuk mengerti bahwa jika kita berdoa untuk sesuatu di dalam kehendakNya, maka hal itu akan terjadi, tetapi pada waktuNya bukan waktu kita. Dan sebaliknya, jika doa kita tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, berarti Dia memiliki sesuatu yang lebih baik. TujuanNya semakin jelas bagi Nick dan sekarang Nick sepenuhnya yakin dan mengerti bahwa kebesaranNya dinyatakan saat Dia menggunakan diri Nick sebagaimana adanya. Terlebih indah lagi, Tuhan menggunakan Nick dengan cara-cara yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain.

Saat berusia dua puluh lima tahun, gelar sarjana di bidang Financial Planning dan Accounting diraihnya. Selain itu dia juga aktif sebagai motivator. Menjangkau kaum muda, dan sekarang Nick juga banyak berbagi dan bercerita di sektor perusahaan.

Beberapa tahun terakhir, Nick telah belajar untuk mandiri dan mengurus semua kebutuhan pribadinya. Dia bisa menggosok gigi, menyisir rambut, berpakaian, memelihara kebersihan tubuh, termasuk bercukur. Di luar rumah, sebuah kursi roda elektrik siap membantu Nick. Saat rekreasi, Nick juga bisa berenang, memancing dan bermain sepak bola.
"Banyak yang berpikiran tujuan hidup saya ini terlalu jauh dari jangkauan saya. Walau demikian, saya percaya jika kita punya hasrat dan gairah untuk melakukan sesuatu dan itu masih dalam kehendakNya, kita akan meraihnya pada waktuNya. Sebagai manusia, kita secara terus menerus membatasi diri kita sendiri tanpa alasan apapun! Yang lebih buruk adalah kita membatasi Tuhan, yang sanggup melakukan segala hal! Kita menempatkan Tuhan dalam sebuah 'kotak.' Satu hal yang luar biasa mengenai kuasa Tuhan adalah jika kita mau melakukan sesuatu untuk Dia, kita harus fokus ulang. Dari pada berkonsentrasi pada kemampuan kita, perhatian kita perlu bergeser pada kerelaan diri kita. Karena FirmanNya jelas; adalah Dia yang bekerja melalui kita. TanpaNya, kita tidak mampu melakukan apapun dengan kekuatan sendiri. Saat kita telah bersedia untuk pekerjaan Tuhan, tebak kapabilitas siapa yang kita andalkan? Tuhan! Tuhan sungguh punya tujuan yang besar untuk hidup Anda!"
Silahkan Anda saksikan sendiri sikap Nick yang sangat mengagumkan, seorang dengan keterbatasan namun penuh dengan harapan. Ditekan berbagai kesusahan sekian lama, tetap menjadikannya seorang yang periang dan humoris. Ketegaran yang luar biasa, yang bisa membuat saya tergugah.



Saya sendiri baru mengetahui tentang Nick beberapa hari ini, dan itupun secara tidak sengaja saya temukan di internet. Sayang sekali saya belum mengetahui tentang dia sebelumnya, sebab dia pernah datang ke Indonesia. Andaikan saya sudah mengenal Nick Vujicic sebelumnya, saya ingin sekali mendengarnya berbicara secara live saat dia ada di Jakarta.



Tetapi sekali lagi, tidak perlu disesali karena tidak ada kata terlambat. Sekarang saya dan Anda sudah mengenal sosok luar biasa ini. Semangatnya telah membuka hati saya untuk lebih kuat lagi dalam menjalani hidup ini. Terima kasih Nick Vujicic, you've been a great example for all of us...

Minggu, 01 November 2009

Ambillah Waktu Sejenak...

Ambillah waktu sejenak untuk berpikir - itulah sumber kekuatan.

Ambillah waktu sejenak untuk membaca - itulah mata air kebijaksanaan.

Ambillah waktu sejenak untuk bermain - itulah rahasia untuk tetap muda.

Ambillah waktu sejenak untuk berdiam - itulah saat-saat mencari Tuhan.

Ambillah waktu sejenak untuk peka - itulah kesempatan menolong yang lain.

Ambillah waktu sejenak untuk mencintai dan dicintai - itulah anugrah terbesar dari Tuhan.

Ambillah waktu sejenak untuk tertawa - itulah musik bagi jiwa.

Ambillah waktu sejenak untuk ramah - itulah jalan menuju kebahagiaan.

Ambillah waktu sejenak untuk bermimpi - itulah yang membentuk masa depan.

Ambillah waktu sejenak untuk berdoa - itulah kuasa terbesar di muka bumi.

Sabtu, 31 Oktober 2009

Great Father and Son - Dick and Rick Hoyt

Apakah Anda pernah mendengar tentang kisah seorang ayah yang luar biasa yang mau berkorban demi sepercik kebahagiaan anaknya? Saya yakin semua ayah pasti lebih dari ingin untuk melakukannya, dan saat ini saya ingin membagikan kisah keluarga Hoyt, sebuah kisah mengenai pengorbanan seorang ayah demi sang anak yang sungguh luar biasa.

Dick dan Rick Hoyt adalah tim ayah dan anak dari Massachusetts yang bersama-sama telah menyelesaikan secara luar biasa 224 Triathlon, 65 Marathon (termasuk 25 Boston Marathon) dan 6 Ironmans - dan juga banyak kompetisi-kompetisi lainnya. Mereka juga telah mendaki banyak gunung dan pernah melintasi Amerika sejauh 3.735 mil dalam waktu 45 hari.

Ini adalah suatu rekor mengenai pengerahan tenaga yang luar biasa - terlebih lagi jika Anda tahu bahwa Rick tidak dapat berjalan dan berbicara. Pada saat kelahiran Rick tahun 1962 tali pusar melilit lehernya dan menghambat aliran oksigen ke otaknya. Dick dan istrinya, Judy, divonis oleh tim medis bahwa tidak ada harapan bagi tumbuh dan kembang anaknya. Tanpa gentar, pasangan itu membawa pulang anaknya dan memutuskan untuk membesarkannya se-"normal" mungkin.

Setelah bertahun-tahun berjuang melawan birokrasi pendidikan setempat, Rick akhirnya mendapat pengakuan dan bisa masuk ke sekolah publik pada tahun 1975. Dua tahun kemudian, Rick memberi tahu ayahnya (melalui sebuah program komputer baru yang dirancang oleh Universitas Tufts) bahwa dia ingin berpartisipasi pada sebuah lomba lari amal untuk seorang pemain lacrosse lokal yang lumpuh dalam sebuah kecelakaan sejauh lima-mil. Dick, yang bukan seorang pelari jarak jauh, setuju untuk mendorong Rick di atas kursi rodanya. Mereka menyelesaikan lomba pada urutan nomor dua dari akhir tetapi mereka merasa telah meraih sebuah kemenangan. Malam itu Dick ingat perkataan Rick, "Saya tidak merasa lumpuh saat kami berlomba" dan kehidupan keduanya semenjak saat itu berubah selamanya.

Dick Hoyt yang tidak pernah berlari satu milpun dalam sekali tempuh - tidak keberatan untuk berlari sejauh lima mil, bahkan mendorong anaknya beserta kursi roda seberat 50 pon bersamanya. Seorang teman sempat mengambil foto sang ayah dan anak saat mereka melewati garis finish saat itu. "Itu adalah senyum terbesar yang pernah kau lihat dalam hidupmu," Dick menggambarkan wajah anaknya. "Rick masih memiliki foto itu di rumah."

Begitulah cerita "Tim Hoyt" dimulai dan mereka mulai ikut berbagai lomba semenjak itu. Dalam dua puluh lima tahun terakhir, Dick Hoyt telah mendorong dan menarik anaknya menyebrangi negeri dan melewati ratusan garis finish. Ketika Dick berlari, Rick berada di atas kursi roda yang didorongnya. Ketika Dick menggenjot sepeda, anaknya duduk di kursi khusus yang dipasang pada bagian depan sepeda. Pada saat kompetisi renang, Rick berada di dalam perahu kecil yang berat dan stabil sambil ditarik oleh ayahnya.

Sikap saling mendukung dan menguatkan dari sesama anggota keluarga Hoyt mulai merangkul dan menginspirasi orang lain - banyak penonton dan sesama peserta lomba yang melihat Tim Hoyt sebagai sebuah contoh dashyat tentang kebulatan tekad.

Ini adalah sebuah kesaksian yang luar biasa mengenai kekuatan cinta antara orang tua dan anak.

Sebuah video sebagai penghormatan mengenai perjuangan seorang ayah yang tidak pernah menyerah dan seorang anak yang tidak pernah berhenti berharap. Sebuah tindakan luar biasa, yang patut mendapat rasa hormat dan kagum.



Semoga kisah ini dapat menginspirasi Anda dan saya untuk tetap memelihara kasih kita dalam keluarga apapun pengorbanan yang harus dibayar. God bless you always...

Sebuah Senyuman...

Sebuah senyuman tidak perlu mengeluarkan biaya apapun, tapi memberikan begitu banyak.
Senyum memperkaya orang yang menerimanya, tanpa menjadikan mereka yang memberikannya miskin.
Senyuman membutuhkan waktu hanya sesaat, tetapi kenangan yang ditinggalkan terkadang bertahan abadi.
Tidak ada seorangpun terlalu kaya atau hebat untuk dapat hidup tanpanya, dan tidak ada seorangpun pula yang terlalu miskin sehingga tidak dapat diperkaya olehnya.
Sebuah senyuman menciptakan kebahagiaan di rumah, memelihara kebaikan dalam usaha dan mempererat sebuah persahabatan.
Dia memberikan kelegaan bagi yang lelah, penghiburan bagi yang berkecil hati, cahaya mentari bagi yang bersedih, dan penawar alami terbaik bagi masalah hidup.
Namun demikian senyum tidak dapat dibeli, diminta, dipinjam ataupun dicuri, karena dia adalah sesuatu yang tidak berharga kecuali dia diberikan.
Sebagian orang terlalu lelah untuk memberikan Anda senyuman;
Berikan senyum Anda bagi mereka yang sangat membutuhkannya, karena mereka tidak memiliki satu senyuman pun untuk diberikan.

(diterjemahkan dari : L Gibson, Laughter, The Universal Language, 1990)

Percayakah Anda kekuatan dashyat sebuah senyuman? Hal yang sulit menjadi mudah, dan yang tak mungkin menjadi mungkin. Orang Cina kuno bahkan memiliki pepatah, "Tanpa wajah yang tersenyum, Anda tidak boleh membuka toko." Bisa jadi ini kunci sukses orang Cina dalam berdagang. Begitu banyak hal baik yang kita dapatkan dalam senyuman. Bahkan tidak ada negatifnya sama sekali bila kita tersenyum. Tentu saja yang dimaksud adalah senyum tulus dari hati, bukan senyum sinis atau terpaksa yang tidak sedap dipandang mata. Berikut beberapa fakta mengenai senyum :

Senyum Membuat Anda Lebih Menarik
Orang yang tersenyum memiliki daya tarik. Senyuman membuat perasaan orang di sekitarnya menjadi nyaman dan senang. Orang yang merengut, cemburut, mengerutkan kening dan menyeringai membuat lingkungannya tidak nyaman. Sudah tentu orang yang banyak tersenyum memiliki banyak teman.

Senyum Mengubah Perasaan
Jika Anda sedih, cobalah tersenyum. Menurut penelitian, senyum bisa mengubah mood sehingga perasaan berubah menjadi lebih baik.

Senyum Itu Menular
Ketika seseorang tersenyum, suasana menjadi lebih riang. Orang di sekitarnyapun pasti akan ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia.

Senyum Menghilangkan Stress
Stress bisa terlihat di wajah. Senyuman menghilangkan mimik lelah, bosan, dan sedih. Cobalah berhenti sejenak dan tersenyum ketika Anda stress, rasakan stress tersebut berkurang dan pikiran menjadi lebih jernih.

Senyum Meningkatkan Imunitas
Menurut penelitian senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik karena fungsi imunitas tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks. Bahkan sebuah riset menyatakan tersenyum dapat menyembuhkan flu dan batuk.

Senyum Menurunkan Tekanan Darah
Tidak percaya? Coba Anda catat tekanan darah saat Anda tidak tersenyum dan saat tersenyum.

Senyum Melepas Endorphin dan Serotonin
Senyum sebagai pengobatan alami. Endorphin dan serotonin adalah zat yang baik bagi tubuh.

Senyum Menjadikan Anda Awet Muda
Banyak sekali otot wajah yang digerakkan saat tersenyum. Akibatnya otot wajah terlatih sehingga tidak perlu lagi yang namanya face lift.

Senyum Membuat Anda Kelihatan Sukses
Sebuah senyum memancarkan aura percaya diri, mantap, dan professional. Pasang senyum saat rapat atau bertemu klien, pasti mereka melihat Anda dengan lebih baik.

Senyum Mendorong Positive Thinking
Coba pikirkan hal buruk sambil tersenyum. Pastilah sulit. Penyebabnya adalah ketika Anda tersenyum tubuh mengirim sinyal “hidup adalah baik” ke otak Anda.

Dan masih ada 1001 alasan lagi mengapa kita harus tersenyum, yang tidak akan habisnya kalau saya terus tuliskan disini. Tetaplah tersenyum, untuk dunia yang lebih baik...

Jumat, 30 Oktober 2009

Tumbuh Besar Karena Mimpi

Suatu saat sebuah pertanyaan dilontarkan pada seorang pebisnis yang sangat sukses : "Bagaimana Anda bisa berbuat begitu banyak hal dalam hidup Anda?"

Dia menjawab, "Saya hanya bermimpi. Saya telah membebaskan pikiran saya untuk membayangkan apa yang ingin saya lakukan. Kemudian saya pergi tidur dan dan memikirkan impian saya. Pada malam hari saya memimpikan impian saya. Dan saat saya bangun di pagi hari, saya melihat cara untuk membuat mimpi itu jadi kenyataan. Ketika orang lain berkata, 'Kamu tidak bisa melakukan itu, sungguh suatu hal yang mustahil,' saya justru sedang dalam perjalanan meraih apa yang saya inginkan itu." Seperti kata Woodrow Wilson, Presiden Amerika yang ke-28 : "Kita tumbuh besar karena mimpi. Semua orang-orang hebat adalah pemimpi."

Mereka melihat segala sesuatu seperti kabut halus di musim semi, atau api merah membara pada malam musim dingin yang panjang. Banyak dari kita membiarkan impian-impian besar kita mati, tetapi orang lain justru memupuk dan melindunginya; memeliharanya melewati hari-hari yang sulit sampai tiba saatnya cahaya dan sinar mentari yang pasti datang bagi mereka yang dengan tulus berharap suatu saat impian mereka akan jadi kenyataan.

Jadi jangan biarkan seorangpun mencuri impian Anda, atau membiarkan mereka berkata bahwa mimpi Anda adalah hal yang terlalu mustahil. "Nyanyikan lagumu, Mimpikan impianmu, harapkan asamu dan doakan permohonanmu."