Rabu, 30 September 2009

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa ibu menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti," kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti..."

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas." Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya, Tuhanpun menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat istimewa.

Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia beserta isinya, namun juga harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walaupun seringkali ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun, walaupun tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya, walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan."

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu saat beliau masih hidup. Jadikan diri kita berbakti kepada orang tua, terutama pada Ibu yang berusah payah melahirkan dan membesarkan kita. Jangan tunda lagi, lakukan selagi ada kesempatan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar